T&T : Part 4

1.4K 132 23
                                    

Happy reading!!

"Tuan! Tuan!" Salah seorang pegawai hotel memanggil Henry yang saat itu tengah mengawasi Rion.

Pria itu menoleh dan mendekat untuk mendengarkan apa yang telah terjadi.

"Ada seorang wanita yang mengaku istri tuan Rion datang ke kamar mereka. Ia bersikeras jika dia adalah istri tuan Rion. Tapi, penjaga kami..." belum selesai ia menjelaskan, Henry langsung meninggalkan tempat itu dan langsung berlari menuju lokasi kejadian.

Ia tau hal ini akan terjadi. Begitu melihat sosok Raisa hadir di acara ini, Henry sudah yakin bahwa hal ini akan terjadi. Suatu kesalahan fatal yang bisa mengacaukan semuanya. Bagaimana bisa bos nya itu sangat ceroboh seperti ini?

"Hen! Henry!" Bi Sri langsung memanggil Henry begitu melihat pria itu muncul dengan terburu - buru.

Henry menatap Rara yang kini diam menunduk. Sudah pasti karena penjaga itu mengatakan hal yang sangat fatal. Meski tidak sepenuhnya salah si penjaga, tapi seharusnya ia memeriksa terlebih dahulu identitas dan nama istri Rion yang sebenarnya.

"Sir..." penjaga itu merasa lega dengan kehadiran Henry yang sebenarnya akan membuatnya malu dan merasa bersalah.

Menghela nafas dan menutup mata, Henry berjalan mendekati Rara dan penjaga.

"Don't forbid her to use this room." Gumam Henry yang membuat penjaga itu bingung.

"But... this room belongs to.."

Henry mengangguk.

"Mr. Rion and his wife. She is his wife. The real one." Ujar Henry dengan menekankan kata terakhirnya.

Yang membuat wajah penjaga itu seketika pucat pasi. Raut wajah penjaga itu benar - benar terlihat bersalah dan ia tidak tau harus melakukan apa untuk meminta maaf.

"I'm... i'm... so sorry. I.. don't... i don't know." Ujar penjaga itu terbata - bata mencoba mendapatkan perhatian Rara yang hanya diam.

Henry menghela nafas dan menutup matanya sesaat sebelum mengatakan sesuatu pada Rara.

"Nona Rara, sebaiknya anda istirahat dulu sekarang. George akan membantu membawa barang anda." Mengalihkan topik, Henry mencoba membujuk Rara dan meminta penjaga itu untuk segera mengambil barang - barang Rara.

Tapi, belum sempat George menyentuh barang Rara, wanita itu lebih dulu menggeleng.

"Aku mau tidur dikamar bi Sri. Aku mau dengan bi Sri saja. Jangan katakan apapun, lakukan saja seperti yang kuminta dan Rion tidak perlu tau." Ujar Rara pada Henry tanpa mempedulikan George yang berusaha menebus dosanya.

Rara mengambil alih kopernya dan berjalan sambil merangkul lengan bi Sri.

"Ayo bi. Henry, bisa kau tunjukkan yang mana kamar bi Sri?"

"Tapi non.." bi Sri yang tidak enak mencoba untuk menenangkan Rara.

Hanya saja, rasa sakit hati Rara sudah kepalang besar. Ia tidak mau dan sama sekali tidak sudi untuk berada di kamar itu.

"Udah bi. Rara mau tidur sama bibi aja." Rengek Rara dan kembali menatap Henry dengan memohon.

Tidak ada yang bisa dilakukan Henry selain menghela nafas dan mengangguk. Semua ini toh adalah salah Rion, pikirnya.

**

"Kalian semua diberikan libur 3 hari sesuai dengan jadwal Nona Rara disini sebelum kembali terbang ke Jakarta." Ujar senior mereka setelah mendapatkan info baru dari atasan mereka.

Trapped in Trap (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang