T&T : Part 32

614 96 18
                                    

Happy Reading!

Rion sama sekali tidak menyangka kejadian seperti ini akan terjadi. Seingatnya, dia sudah memberitahu Henry untuk mengecek kemungkinan Devan untuk bekerja hari ini. Sialan memang, pesawat yang tersedia memang maskapai dimana Devan bekerja. Tapi, ini suatu kebetulan yang luar biasa. Jika tau begini, Rion lebih baik menggunakan pesawat pribadinya. Tapi, pekerjaan sialan itu sama sekali tidak bisa menunggu.

Sementara itu, Devan seharusnya tidak bekerja di hari ini. Mungkin jika dia menolak membantu temannya, bisa saja dia akan melewati kesempatan untuk bertemu dengan Rara. Seakan kejadian dulu terulang kembali, ketidaksengajaan Devan menyebabkan pertemuannya dengan Rara. Kali ini berbeda, Devan merasa luar biasa senang karena akhirnya dia bisa melihat wanita itu lagi.

"Berhenti mencari dia."

Suara Rion sama sekali tidak bersahabat dan Rara langsung menoleh ke jendela pesawat dengan gugup. Ketahuan mencuri pandang, Rara merasa bersalah. Padahal dia sudah berusaha untuk tidak ketahuan, tapi Rion selalu tau.

“Rion.”

“Tidak.” Tanpa harus mendengar ucapan Rara lebih dulu, Rion langsung menyatakan ketidaksetujuannya dengan tegas saat mendengar nada suara istrinya.

Ekspresi Rara langsung berubah dari yang tadi berharap menjadi sebal. Melihat tingkah Rion yang seperti ini benar - benar menjengkelkan. Bila terus menerus dibiarkan, maka kesabaran Rara bisa habis.

“Kau bahkan belum mendengar permintaanku.”

Rion menghela nafas. Melepas sleepmask nya dan menatap Rara.

“Aku tau apa yang ingin kau katakan dan jawabannya adalah tidak.”

“Memang apa?” Tantang Rara dan Rion menatapnya tajam.

“Jika kau ingin bicara atau bahkan menemui pria itu sekarang, maka jawabannya ada tidak.” Selepas mengatakan itu, Rion kembali menutup matanya dan merebahkan diri dengan nyaman.

Seakan tepat sasaran, Rara tidak berkutik. Hanya bisa manyun dan kecewa dengan suaminya. Padahal dia begitu merindukan sahabatnya itu dan juga Keysa. Begitu lama rasanya mereka terakhir berjumpa dan saat ada kesempatan, malah tidak diijinkan.

Rasanya, Rara seperti melanggar janjinya pada bule Dwi. Dia sedih karena tidak bisa secara langsung menjaga mereka. Untung saja Evan dan Lily bisa diajak bekerja sama. Tapi, jika mereka ikut bersamanya, siapa yang akan menjaga Keysa?

“Ah!” Rara baru terpikirkan hal itu.

Bahkan kini Devan ada disini. Lalu siapa yang menjag Vany dan Keysa? Bagaimana jika sesuatu terjadi saat mereka tidak ada? Dua perempuan sendirian tanpa ada pengawasan. Itu sangat membuat Rara khawatir.

“Rion, Rion!” Sekali lagi Rara menganggu suaminya yang hampir saja tertidur.

“Demi tuhan, Rara, aku sudah cukup jel—“

“Ssst!” Rara buru - buru meletakkan jari telunjuknya di bibir Rion untuk meredam amarah suaminya yang bisa menganggu orang lain.

Mimik muka Rion masih tidak senang. Merasa sangat kesal karena Rara bersikeras ingin bertemu dengan pramugara sialan itu.

“Aku tidak akan mengu—“

“Sst! Dengarkan aku dulu.” Tidak mempan dengan jari, Rara menggunakan telapak tangannya untuk menutup mulut Rion.

“Aku tidak akan membicarakannya lagi. Ini hal yang lain.”

Alis Rion terangkat sebelah dan dia menggerakkan kepalanya sekali.

Trapped in Trap (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang