T&T : Part 8

1K 106 6
                                    

Happy Reading!

"Pergilah menginap di tempat lain. Lisa sedang berada disini." Rion menghubungi Raisa begitu ia mendengar kabar dari Henry.

Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang memalukan dimana ia baru saja melakukan pertemuan penting. Apalagi sebagian besar tamu menginap disini. Yang bisa mengakibatkan reputasinya tercoreng selamanya.

"Maaf aku tidak bisa mengantarmu. Aku akan meminta Henry mencarikan penginapan lain. Jaga dirimu." Ucap Rion sebelum memutuskan sambungan telfon.

Ia menghela nafas dan menghempaskan bokongnya di kasur. Melonggarkan dasinya yang seakan menjerat lehernya dan kembali menghela nafas.

Rasanya, cukup banyak hal yang terjadi hari itu. Tidak perlu menambah kejutan lainnya. Tapi, sepertinya ini memang seperti hukuman untuknya.

"Haaaa.." Rion merebahkan dirinya dan menutup matanya dengan sebelah lengan.

Hari ini ia benar - benar lelah. Tidak sanggup lagi memikirkan hal apapun. Apalagi wajah kecewa Rara yang terus menerus hadir dipikirannya, membuat Rion merasa gelisah. Ia masih terus memikirkan apa penyebab raut kecewa itu? Apakah kemungkinan Rara cemburu itu ada? Tapi..

Rion menghempaskan pikiran itu dan memilih untuk membersihkan dirinya dan beristirahat. Sepertinya, esok ia akan bertemu dengan Lisa. Itu artinya, ia harus cukup tidur untuk menemani ibunya.

Meski terkenal angkuh, sombong dan tidak banyak bicara, Rion termasuk pria yang menghormati dan mengikuti kemauan ibunya. Ia bukan angkuh, hanya saja kepribadiannya sedikit tertutup dan omongannya agak sedikit to the point.

Tidak ada yang mengerti Rion seperti Raisa memahami dirinya. Itu kenapa Rion merasa lebih nyaman dan bisa menerima Raisa meski semua keluarganya membenci wanita itu.

"Haaa..." mencoba untuk menutup matanya, Rion masih kesulitan untuk tidur.

Ia selalu mengalami kesulitan tidur meski sudah mencoba untuk tidur lebih cepat. Meskipun ia bisa, ia akan selalu gelisah dan hal ini membuatnya membutuhkan Raisa. Entah apa alasannya, tapi Rion tidak bisa langsung tidur tanpa bercinta.

Lambat laun, setelah berusaha untuk menutup mata, Rion akhirnya tertidur dan beberapa kali terbangun hingga akhirnya pagi tiba. Memaksanya untuk bangun dan memilih berolahraga. Meski langit masih terlihat gelap, Rion lebih baik melatih tubuhnya daripada berusaha menutup mata.

Drrrt! Drrrt!

Pukul 6 pagi, Henry memberitahunya untuk menghadiri sarapan bersama Lisa. Seperti yang ia sudah ketahui, ibunya pasti akan datang. Memaksa semua untuk melakukan tata krama seperti yang ia lakukan di rumah.

"Kabari aku jika dia sudah disini." Ujar Rion sebelum telfon.

Ia turun dari treadmil dan menyeka keringatnya dengan handuk kecil. Lalu ia berjalan menuju pintu keluar. Rion akan mandi lalu bersiap untuk menghadiri sarapan pagi itu.

Tapi, begitu ia sampai dikamarnya, mata Rion menoleh ke kamar Rara. Sejenak berpikir apakah wanita itu sudah tau mengenai kehadiran Lisa atau belum? Apakah ia harus memberitahunya? Tapi, Rion menahan diri dan mengabaikan hal itu.

Ia memilih untuk tidak mengurusi hal itu secara langsung. Pasti Henry atau kedua penjaga Rara sudah memberitahunya. Rion sama sekali tidak ingin membuat Rara tidak nyaman.

Sekitar satu jam kemudian, Rion sudah selesai dan keluar dari kamar. Sebenarnya, Henry belum menghubunginya. Tapi, Rion akan lebih tenang menunggu di ruangan gantinya kemarin daripada harus menganggu Rara lagi.

"Ah, selamat pagi Den Rion." Begitu membuka pintu kamar hotel, Rion bertemu dengan bi Sri yang hendak masuk.

Pria itu menganggukkan kepalanya dan berjalan melewati bi Sri. Tanpa berkata apapun, karena ia tidak tau harus mengatakan apa lagi. Seperti itulah Rion. Terlihat dingin dan tidak ramah, padahal sebenarnya itu bukan maksudnya.

Trapped in Trap (ONHOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang