***
Waktu berlalu dengan cepat. Dan cerita ini masih menceritakan tentang Caca dan perasaannya pada Lando.
Mereka berdua sekarang sudah memasuki masa SMA dan sekarang mereka sedang berada di kelas sebelas.
Entah ini keuntungan atau kerugian untuk Caca, cewek itu malah berada di kelas yang sama bersama dengan beberapa teman SMP-nya.
Alex, Joan, dan Lando.
Perasaan Caca ke Lando juga masih sama. Ia masih suka dengan cowok itu. Tapi bedanya, sekarang Caca sudah berani terang-terangan merecoki atau menggoda Lando di depan banyak orang.
Seperti sekarang ini, Caca tengah duduk di bangkunya. Menghadap kebelakang agar ia bisa memandangi wajah Lando yang duduk tepat di belakangnya dengan leluasa.
Lando yang sudah terbiasa dengan tingkah Caca hanya mengabaikan cewek itu. Bahkan tidak memberikan Caca sedikit perhatian. Baginya, meladeni Caca sama dengan membuang-buang waktunya yang berharga.
"Kok lo makin ganteng aja sih, Lan? Make skin-care apa?"
Lando masih bungkam. Tidak menjawab pertanyaan dari Caca. Cowok itu lebih memilih untuk fokus dengan ponsel dan earphone-nya.
"Oh make Enima. Pantesan aja makin cakep."
Lando mendelik kearah Caca, "Bacot lo."
Caca terkekeh pelan lalu berbalik membelakangi Lando. Ia melirik Luke, sepupunya yang merangkap jadi teman sebangkunya.
"Apa liat-liat?" Caca menghardik Luke saat laki-laki itu memandangnya dengan tatapan horror.
"Malu-maluin lo, serius deh." Luke berujar.
"Gapapa. Kan urat malu gue udah diputusin sama dia." Balas Caca sembari menunjuk Alex yang tengah berjalan ke arah bangkunya yang terletak tepat di samping bangku Caca.
Alex yang merasa tertunjuk hanya bisa cengengesan. Tangannya terulur untuk menggeplak kepala Caca.
"Ewh jijik banget dipegang anak dugong." Sungut Caca sembari membersihkan kepalanya.
Alex tertawa. "Gini-gini juga lo sempet kecantol sama gue." Kata Alex. "Sebelum si Lando dateng." Lanjutnya dengan memelankan suaranya, namun masih bisa didengar dengan jelas oleh Lando.
"Bacot lo." Ucap Lando dan Caca serentak.
Caca langsung menoleh ke arah Lando yang kebetulan juga sedang menatap cewek itu. Keduanya bertatapan, lalu Caca memasang senyum jahilnya, sedangkan Lando memasang tatapan dinginnya.
"Fix. Kita ini jodoh."
oOo
Jam istirahat berbunyi. Sebagian besar siswa berhamburan keluar dari kelas untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin. Sedangkan sisanya, lebih memilih untuk diam di kelas. Seperti Caca dan teman-temannya saat ini.
"Eh masa tadi gue liat Michael berangkat bareng sama kak Cindy." Kesha, teman sebangku Michael, memulai percakapan.
Michael yang merasa dibicarakan berhenti melahap makanannya untuk beralih menatap Kesha. "Gibah terus lancar," kata Michael.
"Najis si Michael jablay. Baru putus langsung gebet cewe lain." Cibir Luke yang langsung mendapat pukulan di lengannya dari Michael.
"Letoy banyak cingcong." Ujar Michael, "Lagian suka-suka gue lah mau jalan bareng siapa. Dari pada lo semua? Udah jomblo, karatan lagi." Tambah Michael yang membuat Luke, Kesha, dan Caca menatap Michael dengan tatapan datar. "Kicep kan lu."
Caca berbalik ke belakang untuk memandang Lando, "Bentar lagi gue nyusul kok sama Lando. Ya kan, Lan?" Tanya Caca, menaik turunkan alisnya.
Seperti biasa, respon Lando hanya diam dan menatap dingin kearah Caca.
"Lanjutin, Ca!" Semangat Michael lalu tertawa melihat tingkah temannya itu. Sedangkan Kesha dan Luke hanya bisa geleng-geleng kepala.
Caca menepuk dahinya, "Tuh kan sampe kelupaan!" Seru Caca lalu mengeluarkan buku hariannya dan sebuah kotak bekal dari dalam tasnya.
"Nih buat lo. Roti selai kacang. Selainya dibeli di Indoapril kok. Jadi tenang aja. Gak bakal keracunan lo kalo makan ini," kata Caca seraya menyerahkan kotak bekal itu kepada Lando.
Lando menerimanya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Setelah itu, dengan tanpa perasaan ia menyodorkan kotak bekal milik Caca kepada teman sebangkunya, Joan.
"Nih, roti buat lo. Gue alergi kacang."
Joan menatap kotak makan itu beberapa saat, lalu menerimanya dengan senang hati dan mengucapkan terimakasih kepada Caca.
"Makasi ya, Ca. Yang rajin bikinin si Lando makanan biar gue bisa kebagian." Kata Joan sambil memamerkan cengirannya.
Caca hanya tersenyum simpul dan mengacungkan jari jempolnya ke arah Joan.
Sakit memang setiap hari harus ditolak secara mentah-mentah oleh Lando. Tapi Caca bertekad, ia harus selalu berusaha dan tidak akan pernah berhenti untuk memperjuangkan perasaannya pada Lando.
Padahal Luke dan Kesha sudah menasehati Caca berkali-kali. Tapi semangat cewek itu terlalu susah untuk dipatahkan.
Sedangkan Michael? Dia sih bodo amat.
"Luke, pinjem pulpen dong." Pinta Caca.
"Buat apa?"
Caca memutar bola matanya, "Ya menurut lo fungsi pulpen itu buat apa? Buat motong jambul ayam lo?"
"Gembel lo. Pulpen aja minjem," balas Luke namun tetap mengambil pulpennya yang berada di dalam tas. "Nih."
"Punya pulpen hasil nemu di bawah meja aja belagu lo," cibir Caca sembari mengambil pulpen yang Luke berikan.
Caca lalu membuka buku catatan hariannya. Ia mencari halaman dengan judul 'Lando Si Anak Es' dan menuliskan beberapa kata di buku itu.
•List Benda yang Lando gasuka.
1. Caca, tapi nanti dia juga suka kok
2. Acar, gatau kenapa
3. Selai Kacang, karena dia alergi.****
[REVISED]
Anyway,
Joan Mir as Joan
Alex Marquez as himself
Lando Norris as himself
5SOS as theirselvesChapter 1 is done :3
Vote 2+ aku lanjut ceritanya.
-Tasya Hemmo
14 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush ft. Lando Norris [AU]
Fanfiction[BOOK 1] "I know i'm the stupid one who regretting it." • Written In Bahasa Copyright© 2020 by avocasya #1 in landonorris [10 Juni 2020] #2 in alexmarquez [10 Juni 2020] #1 in alexmarquez [14 Juni 2020]