Keheningan menyelimuti mobil Lando. Lando yang fokus mengemudikan mobilnya sesekali melirik Caca yang duduk di kursi penumpang. Cowok itu agak merasa kesal saat melihat Caca yang asik sendiri dengan ponselnya."Caca." Panggil Lando sembari melirik Caca yang duduk di kursi penumpang.
Caca yang dipanggil mengabaikan panggilan Lando dan lebih memilih untuk sibuk memainkan ponselnya.
"Jangan main HP mulu!" Tegur Lando meninggikan nada suaranya yang membuat Caca spontan menoleh.
"Lo kenapa dah?" Tanya Caca sembari menyimpan ponselnya di saku jaket.
Lando berdecak, "Lo ngapain sih?" Tanya Lando, dari nada suaranya ia terdengar kesal.
"Gak ngapa-ngapain." Sahut Caca dengan tampang polosnya.
Lando merengut kesal, "Kemarin gue liat lo boncengan sama cowok. Dia siapa?" Tanya Lando sembari memutar roda kemudi ke arah kanan.
Entah kenapa, Caca merasa dadanya berdebar ketika Lando menanyakan pertanyaan yang menyangkut soal George. Aneh, karena Caca merasa kalau ia baru saja kepergok selingkuh.
Tapi kan Lando bukan pacarnya. Jadi kenapa dia harus khawatir?"Itu temennya Luke, anak SMA Harapan Baru." Caca menjawab sembari memainkan jari tangannya dan menatap jalanan di hadapannya.
"Jangan deket-deket dia lagi. Gue gak suka liat lo jalan bareng cowok lain." Kata Lando dingin.
Caca menoleh ke arah Lando yang fokus menyetir sebelum akhirnya ia kembali mengalihkan perhatiannya dari Lando ke jalan depan lalu bersandar di kursi.
"Oke." Jawabnya singkat. Enggan untuk berdebat dengan Lando.
Sebenarnya ada perasaan jengkel di hati Caca ketika Lando menyuruhnya untuk menjaga jarak dengan George.
Lando bukan pacarnya, tapi kenapa dia berlagak seperti seorang pacar yang melarang Caca untuk berteman dengan cowok lain?
oOo
Sekarang Caca dan Lando sedang berada di coffee shop yang berada di dekat sekolah mereka. Kedua remaja itu memutuskan untuk mampir dulu sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Caca menatap green tea frappe yang tadi ia pesan. Cewek itu memikirkan sesuatu di kepalanya. Ia mulai meragukan soal perasaannya pada Lando. Karena semakin hari perasaan itu semakin memudar.
Dan Caca juga memikirkan sebenarnya apa hubungan dia dan Lando?"Umh Lando." Panggil Caca.
Yang dipanggil pun langsung mengalihkan perhatiannya dari HP ke orang yang tadi memanggilnya.
"Ya?" Balas Lando menaikan sebelah alisnya.
Caca mengulum bibir bawahnya, ia ragu untuk mempertanyakan persoalan ini pada Lando.
"Kenapa?" Tanya Lando lagi. Kini cowok itu mematikan ponselnya dan menaruh benda itu ke atas meja.
"Aku boleh nanya sesuatu? Eh— maksudnya gue boleh nanya sesuatu?" Tanya Caca yang terbawa suasana.
Lando menahan tawanya lalu tangannya terulur untuk mencubit pipi Caca.
"Oh. Sekarang udah berani make aku-kamu nih?" Ledek Lando.
Caca menepis tangan Lando, lalu menatap cowok itu sebal. "Bacot ah."
Lando terkekeh, lalu menaikan sebelah alisnya. "Mau nanya apa?"
Caca menatap Lando, ia mengigit pipi dalamnya sebelum berbicara. "Kita ini sebenernya apa?" Tanya Caca dengan suara pelan. Nyaris berbisik.
"Dua beruang kutub, mungkin?" Jawab Lando asal.
Caca berdecak. "Landoooo ih!"
Lando terkekeh lalu berdehem pelan. Ia melipat kedua tangannya ke atas meja. "Kita itu dua manusia yang punya kewajiban saling menjaga perasaan satu sama lain." Kata Lando menatap Caca tepat di kedua matanya dengan senyum tipis di bibirnya.
"Tanpa hubungan dan komitmen?" Tanya Caca menaikan kedua alisnya.
"Tanpa hubungan dan komitmen." Lando menjawab.
Hati Caca mencelos ketika mendengar jawaban dari Lando. Tanpa hubungan katanya. Padahal perlakuan Lando padanya sudah bisa dikategorikan sebagai seorang pacar.
"Tapi kenapa?" Tanya Caca.
Lando menghela nafasnya, tangannya meraih kedua tangan Caca lalu mengusapnya pelan.
"Aku sayang kamu. Tapi aku belum mau punya hubungan apa-apa sama orang sekarang. Kamu bisa ngerti?" Balas Lando.
Caca tersenyum getir, Lando bisa melihat dan merasakannya. "Aku minta maaf aku gak bisa jadiin kamu pacar. Tapi satu hal yang harus kamu tau, I love you, I really do." Kata Lando yang berhasil membuat hati Caca tidak karuan. Antara pengen ketawa sama nangis.
Lando baru saja mengatakan kalau ia sayang pada Caca. Dan cowok itu juga sekarang sudah merubah gaya bahasanya. Dari lo-gue, menjadi aku-kamu.
"Lo beneran Lando kan? Bukan alien yang ngerasukin Lando?" Tanya Caca yang membuat Lando menatap cewek itu datar.
"Ngerusak momen sumpah lo."
oOo
Unknown number
|sombong lo disapa malah ngacangCaca
|hah?|kenal jg engga malah ngatain orang sombong -.-
Unknown number
|oiya
|lupa.
|ini nomer baru gue heheCaca
|ini siapa?Unknowm number
|-_-
|temennya topi kuning.Caca
|gEORGE?
|HAHAHAAHA INI LO?
|GAYA BGT GANTI NOMER EW.Curious George
|iri bilang bos
|nomer yg lama mati gara-gara gapernah gue beliin pulsaCaca
|bego banget sumpahCurious George
|wkwk.
|btw tadi ngopi bareng sapa tuh?Caca
|najis kepo.Curious George
|cowo lo?
|pantes aja disapa malah ngacang.Caca
|calon pacar WKWK.
|sumpah deh gue ga liat loCurious George
|dih.
|digantungin nih ceritanya? kesian.Caca
|mulai rese kan.Curious George
|jiah.
|mau aja lo digantungin kaya jemuran.
|mending sama gue aja sini |langsung gue seriusin wkwk.Caca
|bct lo buaya****
[Direvisi]
fix ini gaje banget.
tau gak sih kadang aku ngerasa insecure banget sama cerita ini T_T kaya, aku pengen unpublish tapi PENGEN TETEP PUBLISH.
PLS GALAUUUU
vomment jgn lupa.
-Tasya
23 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush ft. Lando Norris [AU]
Fanfiction[BOOK 1] "I know i'm the stupid one who regretting it." • Written In Bahasa Copyright© 2020 by avocasya #1 in landonorris [10 Juni 2020] #2 in alexmarquez [10 Juni 2020] #1 in alexmarquez [14 Juni 2020]