Lando mengaduk jus mangga pesanannya dengan pelan. Keadaan di kedai jus itu cukup ramai, tapi entah kenapa meja Lando dan Madison diselimuti hawa sepi. Keadaan di meja itu hening karena mereka berdua enggan untuk membuka suara.Madison menghela napas, "Lando aku mau kamu jujur sama aku." Kata cewek itu.
Lando mendongakan kepalanya, lalu menatap Madison dengan malas. "Apaan?"
"Kamu sama Caca ada hubungan apa?" Tanya Madison langsung ke poin utama.
"Ngapain bawa-bawa nama dia sih?" Tanya Lando terkesan kesal.
Madison menatap Lando dengan sendu. "Aku nggak ngerti sama jalan pikiran kamu, Lando." Kata cewek itu.
"Nggak ngerti gimana?"
"Kamu suka sama Caca, tapi kenapa malah pacaran sama aku?" Tanya Madison.
Lando mengernyitkan dahinya, "Siapa yang suka sama Caca?"
"Kamu lah." Jawab Madison. "Kamu pikir aku nggak tau kalo kamu sering jalan bareng Caca? Temen-temen juga pada bilang kamu lagi deket sama Caca."
Perkataan Madison berhasil membuat Lando mengunci mulutnya untuk beberapa detik. "Kamu ngomong apa sih, Mad?"
"Jangan bohong sama diri kamu sendiri, Lando." Kata Madison. "Aku mau kita udahan aja. Buat apa kita pacaran kalo kamu suka sama cewek lain?" Kata Madison lalu bangkit dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Lando.
Lando masih duduk manis di tempatnya. Entah kenapa ia enggan untuk mengejar Madison dan meluruskan permasalahan diantara mereka. Lando sendiri juga bingung sebenarnya ada apa dengan dirinya.
Belakangan ini cowok itu mulai merasa bosan dengan hubungannya dengan Madison dan ia malah semakin tertarik pada Caca.
"Masa iya gue suka sama Caca?"
oOo
Jarum jam menunjukan pukul tujuh malam. Caca sedang mendengarkan musik di kamarnya sembari menyalin pekerjaan rumah milik Luke yang dikirim via whatsapp.
"Caca?"
Suara David menginterupsi kegiatan Caca. Cewek itu melepas earphone yang terpasang di telinganya, lalu menoleh kearah pintu.
"Kenapa, pa?"
"Ada Gojek tuh di depan. Kamu mesen makanan apa lagi sih? Emang belum kenyang?" Tanya David yang membuat Caca mengernyitkan dahinya.
"Caca nggak ada mesen makanan kok, pa. Liat nih dari tadi Caca ngerjain PR." Kata Caca memamerkan bukunya pada David.
"Coba liat ke depan sana."
Caca mendengus lalu beranjak dari tempat duduk dan berjalan keluar rumah untuk menemui driver ojek online tersebut.
"Ini kak pesanannya." Kata driver ojek online itu sembari menyodorkan kantung belanjaan ke hadapan Caca.
"Maaf kak, tapi saya nggak ada mesen apa-apa. Kayanya kakak salah alamat deh." Sahut Caca.
"Enggak kak, tadi saya udah nanya ke orang yang mesen. Kata dia lokasinya udah sesuai aplikasi, udah di bayar juga kok." Jelas si driver ojek online.
Caca mengernyitkan dahinya bingung, namun tetap menerima kantung plastik yang berisi makanan itu.
"Kalo boleh tau, siapa yang mesen ya kak?" Tanya Caca penasaran.
"Dia minta buat jangan ngasih tau ke kakak. Kalo gitu saya permisi dulu ya kak. Selamat malam." Pamit driver ojek online itu.
"Pasti dari George. Sok misterius banget tuh anak." Gumam Caca.
.
"Heh monyet ANTV!" Sapa Caca ketika sambungan telepon terhubung ke ponsel milik George.
"Cie nelepon. Kangen ya?" Balas George yang dihiasi kekehan di akhir kalimatnya.
Mendengar balasan dari George membuat Caca bergidik geli, "Ewh, ge-er banget lo." Cibir cewek itu.
"Kenapa nelepon? Tumben." Tanya George penasaran.
"Lo ngapain sih ngirim McFlurry malem-malem ke rumah gue? Pake acara ngerahasiain nama segala lagi. Sok misterius lo, tai." Ceroscos Caca yang membuat George bingung.
"Ngirim McFlurry?" George mengulangi pertanyaan Caca. "Gue nggak ada ngirim apa-apa tuh ke rumah lo." Sahut George.Caca membelakan matanya, dan sontak menghentikan kegiatan menjilat sendok McFlurry-nya.
"George, jangan bercanda deh. Gue udah makan nih es krimnya. Mana sisa lagi dikit lagi." Ujar Caca.
Dada perempuan itu seketika berdebar karena merasa was-was. Takut kalau ternyata ia memakan McFlurry yang sudah tercampur racun.
"Sumpah, gue nggak ada mesenin lo McFlurry." Kata George bersungguh-sungguh.
Wajah Caca tiba-tiba memucat setelah mendengar balasan dari George. "Terus yang ngirim ini siapa dong?" Tanya cewek itu.
"Ya nggak tau." Balas George. "Lanjutin aja makannya. Mumpung gartisan wkwkwk." Lanjut George lalu tergelak.
"Ngeri ah. Takut ada racun." Kata Caca.
"Mana ada, goblok. Siapa juga yang mau ngeracunin kadal kaya lo?" Balas George.
"Bodo amat, tai. Dari pada gue mati? Nanti kasian Shawn belom ketemu jodohnya." Balas Caca.
"Mulai pembodohan."
****
woi ini lando imut banget :(
keliatan kaya bocah ya kan wkwk
ei btw gue nambahin chapternya dooooong ngehe.
Tasya Hemmo
-10 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush ft. Lando Norris [AU]
Fanfiction[BOOK 1] "I know i'm the stupid one who regretting it." • Written In Bahasa Copyright© 2020 by avocasya #1 in landonorris [10 Juni 2020] #2 in alexmarquez [10 Juni 2020] #1 in alexmarquez [14 Juni 2020]