02. Buku Spider-Man.

537 46 12
                                    

Happy Reading >_<

****

Caca berlari memasuki kelasnya. Wajahnya terlihat panik. Setelah sampai di kelas, ia kemudian langsung menerjang bangkunya.

Caca berhenti sejenak untuk menetralkan nafasnya yang memburu. Dengan perlahan-lahan dan jantung yang berdetak kencang, Caca mengintip isi kolong mejanya.

Wajah perempuan itu langsung memucat ketika ia tidak menemukan satu benda pun di dalam kolong mejanya.

Kesha dan Michael yang dari tadi sudah berada di kelas hanya bisa menatap temannya bingung.

"Lo kenapa sih, Ca?" Tanya Kesha keheranan.

"Si Luke mana?" Michael menyusul bertanya dan tak lama kemudian Luke muncul dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Kalian berdua liat buku spider-man gue?" Tanya Caca pada Michael dan Kesha.

"Bukunya gak ada di kolong meja?" Balas Kesha lalu bangkit dan membantu Caca untuk mencari bukunya yang hilang.

"Gak ada, Kesh. Liat tuh isi kolong meja gue aja kosong." Kata Caca menunjuk kolong mejanya.

"Paling ketinggalan di rumah." Timpal Michael terlihat acuh dan tidak mau ambil pusing.

"Enggak, Mike! Jelas-jelas gue inget banget kalo bukunya kemarin ketinggalan di sini." Caca memberitahu Michael dengan suara yang terdengar mulai cemas.

"Kita cari dulu bukunya, kalau dua puluh empat jam bukunya gak ketemu juga, kita lapor ke polisi." Kata Luke mencoba untuk melawak tapi jatuhnya malah garing-kriuk-kress-kebo.

"Lo pikir kita lagi nyari anak kucing?" Sahut Michael sembari menggeplak kepala Luke.

"Gak ada hubungannya, goblok," Balas Luke ikut menggeplak kepala Michasl.

"Ini lo pada kenapa malah main geplak-geplakan, anjir? Pusing nih buku gue hilang." Kata Caca sembari menggeplak kepala Luke dan Michael bergantian.

"Alay." Cibir Lando yang duduk di bangkunya dengan mata yang tidak lepas dari handphone. Cibiran Lando berhasil membuat Caca menoleh ke arahnya.

Tidak lama kemudian Alex datang dengan tas ransel yang terselempang di pundaknya. Laki-laki itu memperhatikan bangku Caca yang dikerumuni orang-orang.

"Ada apa nih rame-rame gini?" Tanya Alex sembari meletakan tasnya di atas bangku. "Lagi bagi-bagi sembako gratis ya?"

"Buku spiderman-nya Caca hilang. Lo liat gak?" Tanya Michael kepada Alex.

Alex berpikir sejenak. Namun beberapa saat kemudian, tawanya pecah dan membuat ke empat orang itu mengernyitkan dahi karena bingung.

"Alex, jangan bilang kalo lo yang bawa buku gue?" Tuduh Caca, menatap Alex dengan tatapan mengintimidasi.

"Kalo emang gue yang bawa, lo mau apa?" Balas Alex masih dengan tertawa. "Sumpah, Ca. Kocak lo masih suka nulis di buku diare. Jaman udah berubah masih aja curhat di buku."

"Diary, goblok!" Koreksi Michael sembari menoyor kepala Alex.

"Bukan urusan lo. Sekarang balikin buku gue!" Kata Caca yang lebih terdengar seperti perintah.

Alex membuka tasnya dan mengambil buku spider-man milik Caca. "Ini kan?"

Caca tidak menjawab dan berusaha meraih bukunya tapi sayang, tangan Alex lebih dulu ia angkat ke udara. Otomatis, Caca yang ukuran badannya tidak setinggi Alex kesusahan mengambil bukunya.

"Lex balikin, anjing!" Perintah Joan yang merasa geram dengan tingkah kekanak-anakan Alex dan Caca.

"Udah Jo diem aja lo." Sahut Alex galak pada Joan.

"Gue hitung sampe tiga. Kalo lo gak balikin buku gue, gue tonjok hidung lo!" Ancam Caca dengan tangan sudah mengepal, mengambil ancang-ancang untuk menonjok wajah Alex.

Alex mencibir. Bukannya mengembalikan buku Caca, ia malah melempar buku itu ke arah Lando.

Alex sih mikir kalau lemparannya itu akan mendarat di atas meja. Tapi bukannya mendarat di atas meja, buku Caca malah mendarat di atas ponsel Lando. Mengakibatkan ponsel Lando harus jatuh ke lantai.

Lando merasa geram. Ia memandang ponselnya yang tergeletak di lantai, kemudian beralih menatap Alex dan Caca bergantian. Tanpa mengucapkan sepatah kata, Lando mengambil buku spider-man milik Caca dan melemparnya keluar dari jendela lantai tiga.

"LANDO GOBLOK! KOK MALAH DI BUANG SIH ANJIR?"

Tepat setelah Caca berteriak, terdengar suara riuh dari murid-murid di lantai bawah yang membuat murid di kelas Caca langsung berhambur melihat keluar jendela.

Dan ternyata, buku yang Lando lempar tadi mengenai wajah Pak Vale, kepala sekolah SMA Satu Arah.

oOo

Lando dan Caca kini berada di ruangan kepala sekolah. Mereka hanya bisa diam dan menunduk ketika Pak Vale menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi.

"Apa kalian tau kalo ketololan kalian udah bikin hidung saya jadi berdarah kaya gini?" Pak Vale berbicara sembari menunjuk hidungnya yang sudah terpasang plaster luka. "Hampir patah nih!"

Caca mendongakan kepalanya, "Bukan saya yang tolol pak, tapi dia." Koreksi Caca menunjuk Lando dengan jari telunjuknya.

Merasa dituduh, Lando sontak mendelik ke arah Caca. "Tapi kan itu buku lo!"

"Emang gue ada nyuruh lo ngelempar?"

"Ya enggak. Tapi kan-"

"Sudah cukup!" Seru Pak Vale menengahi perdebatan kecil mereka. "Karena kalian udah bikin tulang hidung saya hampir patah. Saya hukum kalian buat nyapu halaman depan, besok siang sebelum pulang."

Caca hendak protes. Namun sadar dengan suatu hal, ia mengernyit bingung."Kenapa gak sekarang aja, pak?"

"Suka-suka saya dong. Lagian sekarang kalian ada ulangan 'kan?"

"Kenapa gak nanti sore aja?" Tanya Caca lagi.

"Banyak tanya ya kamu. Kalo saya hukum kalian nanti sore, kalian keenakan gak dapet sinar matahari."

Lando menyela, "Alex gimana? Kan dia biang keroknya."

"Si Alex udah saya hukum bersihin toilet." Sahut Pak Vale.

"Nyapunya harus banget gitu sama dia?" Tanya Lando lagi, kini melirik Caca yang duduk disampingnya. "Berdua doang?"

"Iya lah. Emang kamu mau nyapu sendiri?" Tanya Pak Vale.

Lando menggeleng.

Caca bersorak dalam hati. Sebenarnya ia sedikit jengkel dengan Lando karena merusak bukunya dan membuatnya harus dihukum.

Tapi ya, Caca sih terima aja kalau harus dihukum bersama dengan Lando. Perempuan itu tidak merasa keberatan sama sekali.

"Yaudah sekarang kalian balik ke kelas."

***

Vote 5+ lanjut

16 April 2020
-Tasya Hemmo

Crush ft. Lando Norris [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang