Caca dan David —ayahnya— tengah menonton serial Upin-Ipin kesukaan mereka di ruang tamu sembari menunggu Bella menyiapkan makan malam untuk mereka."Kamu belum ada niat buat ngenalin pacar kamu ke papa sama mama?" Tanya David yang membuat Caca menoleh.
"Apaan sih pa? Orang Caca gak punya pacar juga." Sahut Caca.
"Masa?"
"Beneran ih!"
"Bodo." Kata David lalu tertawa setelah melihat wajah putrinya yang cemberut. "Cowok yang namanya Lando itu kemana? Kenapa nggak pernah nongol lagi?"
Caca meringis ketika David mengingatkannya pada Lando. Ia sudah tidak bicara pada Lando lagi setelah cowok itu menyuruhnya untuk menjauh.
Menyakitkan dan menyebalkan sekali perkataannya waktu itu. Namun yang lebih menyebalkan adalah Caca masih berharap Lando.
"Kalo ditanya orang itu ya jawab, bukan diem." Kata David membuat Caca sadar dari lamuannya.
"Temen doang itu, pa. Lagian dia udah punya pacar." Jawab Caca.
"Yah kasian banget anak papa ditinggal cowok." Ucap David yang membuat Caca menatap ayahnya sebal.
Ting Nong!
"Ada tamu tuh. Buka gerbang sana." Suruh David ketika ia mendengar suara bel rumahnya berbunyi.
Caca mendengus. "Mager banget, Pa. Badan Caca lemes belum isi bensin." Kata Caca sambil melorotkan badannya.
"Mageran." Cibir David lalu bangkit dari sofa dan berjalan keluar.
"Caca! Ayo bantuin mama bawa makanannya ke meja makan." Panggil Bella dari dapur yang membuat Caca mendengus lagi.
"Ah tau gitu mah gue aja yang buka pintu tadi." Gumam Caca lalu bangkit dari sofa.
Ia berjalan menuju dapur dan membantu ibunya membawa beberapa makanan ke meja makan.
"Cumi-cumi!" Seru Caca dengan mata berbinar ketika melihat makanan kesukaannya. "Tumben mama masak cumi. Biasanya kan mama paling males kalo masak cumi."
"Mama tau kamu lagi sakit hati. Makanya mama buatin cumi." Kata Bella melirik sekilas kearah putrinya.
"Luke tai cepu asu." Umpat Caca berbisik.
"Heh mulutnya dijaga." Tegur Bella menatap Caca dengan tajam. Caca yang ditegur hanya menutup mulutnya dan menunduk. "Papa kamu mana?" Tanya Bella lagi.
Sebelum Caca sempat menjawab, David muncul bersama dengan anak laki-laki yang mengikutinya dari belakang.
"Ca, ada temen kamu nih." Kata David yang membuat Caca membelakan matanya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Caca terkejut ketika melihat George memamerkan cengiran dan wajah tengilnya.
"Mau main, hehe." Jawab cowok itu tanpa menghilangkan cengirannya.
Kalau kalian bertanya-tanya kenapa George selalu memamerkan cengirannya. Maka Caca akan menjawab, 'Emang gitu, dia kan sodaranya simpanse.'
"Kuker banget anjir main ke rumah orang malem-malem." Komentar Caca. "Lo bawa apaan tuh?" tanya cewek itu lagi ketika ia melihat George membawa kantung kresek.
"Martabak buat nyokap lo." Kata George lalu menyerahkan kresek itu ke Bella. "Ini tante."
"Makasi ya George. Tau aja tante suka martabak." Kata Bella dengan senang hati menerima martabak dari George.
"Iya tante hehehe."
"George udah makan? Makan bareng kita aja ayo." Kata David yang kini sudah duduk dikursi.
"Gak ngerepotin nih, Om?" tanya George sopan.
"Udah gausah sok malu gitu lo. Makan aja bareng kita." Celetuk Caca lalu menarik tangan George untuk duduk.
David dan Bella hanya terkekeh melihat tingkah George dan Caca. "Udahan ngobrolnya. Sekarang makan." Kata Bella sembari menyendok nasi dan menaruhnya di piring David. "Ca, ambilin tuh temennya."
"Pacarnya, ma. Bukan temen." Ralat David yang membuat Caca membelakan matanya dan membuat George salah tingkah.
"Papa ih jangan gitu dong!" Sentak Caca karena merasa tidak enak dengan George.
oOo
"Makasi ya dinner-nya." Kata George setelah mereka berada di depan pintu gerbang.
"Mau bilang makasi itu ke nyokap-bokap gue. Kan mereka yang ngajakin lo gabung makan, bukan gue. Lagian gue heran kenapa sih kok lo suka banget dateng ke rumah gue?" Tanya Caca memandang George.
"Gak suka kalo gue dateng kesini?" Tanya George menaikan sebelah alisnya.
Caca menatap laki-laki itu dan menggeleng dengan cepat. "Ih bukan gitu. Tadi gue cuma kaget lo tiba-tiba ada disini. Lain kali kalo mau main kabarin dulu biar gue bisa siap-siap." Kata Caca menjelaskan.
George tergelak, "Mau siap-siap ngapain? Emang gue mau ngelamar lo pake acara siap-siap segala?" Lawak George.
Caca menatap cowok itu datar. "Gak lucu, tai."
George menghentikan tawanya lalu menatap Caca, "Sebenernya gebetan lo siapa sih, Ca? Kenapa lo gak pernah cerita ke gue soal dia?"
Caca mengibaskan tangannya ke udara. "Udah lah gak penting bahas dia. Lagian gue mau move on." Kata Caca yang sebenarnya ia sendiri tidak yakin kalau ia bisa move on dari Lando.
"Semoga beneran bisa move on ya, Ca. Gue nungguin lo soalnya." Kata George yang mendadak membuat Caca terdiam.
Lalu Caca menatap George lekat, "Mabok nyamuk lo ye? Kesambet apaan lo tiba-tiba kaya gini?" Tanya Caca yang langsung membuat George cengengesan.
"Kesambet pisang ijo." Kata George ngawur. "Yaudah gue cabut dulu. Kalo udah move on, langsung kabarin gue." Kata George lalu naik keatas motornya.
"Harus banget?"
"Oh iya dong harus. Kalo bisa laporin perkembangannya tiap menit."
"Biar apa kaya gitu?"
"Biar gue bisa pantau lah. Kan gue polisi hati lo." Kata George lalu mengedipkan sebelah matanya yang membuat Caca bergidik geli.
"JIJIK ANJER."
****
ikan hiu makan permen,
i lop yu men
.
TAPI BOONK EAoiya tau ga kalo fetus george mirip sama temen SMP gue :(
ANJ LAH TAKUT BGT GUE KALO NANTI PAS GEDE DIA MALAH MAKIN MIRIP SAMA GEORGE T_T
5 Juni 2020
-Tasya Hemmo
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush ft. Lando Norris [AU]
Fanfic[BOOK 1] "I know i'm the stupid one who regretting it." • Written In Bahasa Copyright© 2020 by avocasya #1 in landonorris [10 Juni 2020] #2 in alexmarquez [10 Juni 2020] #1 in alexmarquez [14 Juni 2020]