B++

1.1K 98 39
                                    

Akhir akhir ini gue merasa dunia seakan berporos pada gue, apa yang gue lakuin mengundang perhatian orang. Gue kesandung, ardianti heboh. Gue tersedak, sinta (kasir gue)  buru buru ambil minuman buat gue.
Gue ketusuk jarum pas mau masangin ke mesin jahit, bu ijah (penjahit gue) telaten ngobatin jari gue. Terakhir tiga hari lembur khusus jahit pesanan marsha alias sarah and the bear, gue lupa jaga kesehatan berakhir gue yang ngedrop, semua orang panik. Yang paling lebay ardianti sih, bencong satu itu bener bener pengen digibeng. Gegara gue sakit, ardianti telvon orang nggak terduga. Mau tau siapa? Ofar coy.

Gue pangling banget pas ofar nyamperin gue di rumah bareng ardianti, penampilan ofar lebih fresh dari terakhir gue ketemu dia.  Penampilan dia oke guys, kemeja flanel dia lapisi jaket denim, jeans hitam, sneakers dan tas bahan warna hitam tersampir di bahu kirinya. Yang lebih mencolok potongan rambutnya yang menurut gue keren abis, kalo kata gadis jaman sekarang sih ciamik beudts.

"Sorry ya gue nggak bawa apa apa, pulang motret langsung ke sini" katanya sambil nyengir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sorry ya gue nggak bawa apa apa, pulang motret langsung ke sini" katanya sambil nyengir. Kalimat formalnya udah berganti sesuai penampilannya. Dan tampangnya..

Boleh nggak sih gue bilang dia ganteng?

"Yaelah cyn.. kia mah nggak usah dikasih apa apa, cengiran loe ajah dia udah seneng. Noh nyampe ileran"

Mulut gue yang nggak sadar menganga mendadak mengatup. Sengenes itu kah gue? Mata langsung ijo liat yang ganteng ganteng. Maklum jomblo guys.
Gue injek kaki ardianti yang kebetulan duduk samping gue.

"Sakit bok ! Jadi cewek kok sadis. Nggak laku baru tau rasa loe !" Tangan ardianti turun mengusap bekas injakan gue.

"Loe sadar nggak sih ar udah ngatain bos loe sendiri?" Gue melotot garang. Ardianti balas pelototin gue. Ah elah bencong prapatan ngajakin gue adu gulat mata coy, ladenin nggak nih?

"Udah udah, gue nggak kuat liat kalian kaya gini. Takut kalo semisal kalian malah saling jatuh cinta"

Gue dan ardianti menatap ofar yang duduk di depan kami dengan meja sebagai pemisah. Gue langsung ngetuk meja sama kening gue berulang kali "hiii jangan nyampe ya Allah, nanti anak gue melambai semua kaya pensil inul jaman dulu"

"Gue nggak melambai !" Sergah ardianti

"Terus apa?" Tanya gue. Alis gue naik satu, sedangkan kepala gue goyang kanan kiri.

Mama datang membawa empat minuman, menaruhnya depan kami. Setelah minuman udah berada di atas meja, nampan yang kosong mama layangkan mengenai kepala gue. Anjir.

"Mama.. pala kia sakit ih. Dosa tau nganiaya anak sendiri" gue usap kepala gue yang kena getokan mama. Ini nih penyumbang perilaku gue yang ringan tangan ya dari mama.
Gue punya kebiasaan buruk, sering refleks geplak orang nggak lagi seneng atau pun sedih.

Mama hanya melirik gue, lalu duduk diantara gue dan ardianti sambil nyeletuk "jangan deketan, gitu gitu ardianti bisa nyetrum kamu" kemudian tersenyum pada ofar "silahkan diminum nak ofar, maaf ya mereka berdua emang rada aneh. Ohya nak ofar temen kia? Berarti seumuran dong sama kia?"

Nikah Yuk !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang