F

731 100 27
                                    

Gue menatap bangga kertas yang menempel di lemari hadapan gue yang isinya beberapa poin bertajuk tips membuka lembaran baru, sengaja gue tulis sebagai alarm jika suatu saat gue melenceng. Belok ke masa lalu lagi, misalnya. Ngaco ! Gue menggeleng tegas.

Oke langkah pertama adalah berdamai dengan masa lalu, udah gue lakuin lagi tahap mengikhlaskan on the way move on.
Langkah kedua pastinya buka lembaran baru, udah gue lakuin juga. Buktinya udah ada cincin di jari manis gue. Bahkan dari kaca mata batin gue, rio udah melambai lambai di depan sana. Ngayal terus !
Langkah ketiga fokuskan hati dan fikiran hanya pada satu lelaki, abang lee min hoo. Itu sih mau lu kia, yang ada bukan lee min hoo tapi lee mineral air putih yang ada manis manisnya kata babang penjual asongan waktu itu. Tambah ngaco ! Emang kok kia orangnya suka ngaco, dicium aja. Haha

Nggak lucu woy !

Untuk saat ini gue berniat fokus hanya ke arion, tunangan gue yang kalo kata orang mirip rio haryanto si pembalap . Gue beruntung dong, nggak dapet yang ori yang kw pun jadi.

Nah sebagai permulaan hari ini gue berencana ke grandis barn, hari minggu biasanya rio sibuk di kafe . Sebagai tunangan yang baik, bolehlah sekali kali mampir sekalian ngasih kejutan. Asoy nggak tuh ide gue?
Nggak dengan tangan kosong lho ya ! Gue sengaja bangun subuh demi membuat sesuatu yang spesial buat rio, cireng isi kesukaan gue. Kali aja dia suka kan? Harus dong, karena dia lelaki pertama yang gue buatin cireng.

Gue buka lemari mengabaikan kertas tadi lalu memilah pakaian yang pas dan memakainya. Setelahnya gue beralih ke meja rias, make up seperti biasa sebagai tambahan gue mencatok rambut gue bergelombang. Gue pengen membuat rio terpana akan perubahan yang gue buat.

Berpamitan seadanya gue keluar rumah, membuka aplikasi . Sengaja gue pesan go crab karena gue nggak mau penampilan gue yang paripurna berantakan kena angin kalo saja memakai gojek dan gue punya alasan buat diantar rio. Licik kan gue?
Gue duduk anteng, sesekali tersenyum saat pandangan gue turun ke kotak makan di pangkuan gue. Jujur gue degdegan, takut penampilan gue nggak sesuai harapan. Biar gue tenang, gue buka kamera ponsel ternyata gue emang paripurna. Iseng gue tanya drivernya "pak, saya cantik nggak?"

Bapak driver melirik gue dari kaca "cantik banget mbak. Mau kencan ya?"

Tersipu malu, gue mengulum senyum "nggak sih pak, cuma mau ngasih kejutan ke calon suami" gue mengangkat kotak makan dan si bapak meliriknya.

"Wah pasti seneng calon suami mbaknya. Laki laki itu suka sama perempuan yang bisa masak mbak, kaya istri saya. Jago masaknya, bikin cinta"

Apa iya? Gue memandang kotak makan tepat depan wajah gue "hei cireng, tolong kerja samanya yak ! Buat rio cinta sama aku"

Bapak driver tergelak "kalimat mbak kurang satu kata itu. Seharusnya buat rio tambah cinta sama aku"

Kini giliran gue yang tergelak. Andai bapak tau, rio belum ada rasa cinta buat gue. Sebagai penumpang yang baik gue menjawab perkataannya "oh iya, bapak bisa aja nih" 

Fokus gue kembali ke kamera, tersenyum masam dan tanpa sadar jari gue menekan icon bidik.

Setelah membayar gue berjalan dengan riang, kafe nampak ramai. Terlihat jelas karena dinding kafe memakai kaca secara keseluruhan. Gue masuk, iko waiters teramah langsung menyapa gue. Gue berlalu ke  meja bar, di mana di sana tempat kasir berada dan tempat pemesanan.

Indi -adik iko- juga sangat ramah terhadap gue, namun ekspresinya berubah saat gue menanyakan keberadaan rio. Indi sempat melirik iko yang berjalan ke arah kami sebelum menjawab, dari lirikannya seperti aku harus bagaimana? Dan dari anggukan iko adalah jawaban Ya.

Nikah Yuk !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang