"Makan sini aja mang"
"Siap neng"
Seperti biasa, setiap minggu pagi gue sempatkan joging menelusuri komplek perumahan hingga taman dan berakhir di tenda warung penjual bubur ayam. Fyi, bubur ayam yang terletak di taman sebelah kiri hanya buka di hari minggu dan memiliki cita rasa yang maknyos gandos terbukti dari gue yang saat ini kebingungan mencari tempat duduk. Hampir setiap kursi berpenghuni yang mayoritas dari kalangan remaja dan seusia gue. Kok gue bisa tau? Ya karena gue rutin tiap minggu mampir di warung ini.
Mang parmin melirik gue saat sadar gue belum beranjak dari sisinya "itu di pojok kiri ada yang kosong neng, neng kia bisa duduk di situ" dagunya mengendik ke sebelah kirinya. Refleks gue menghembuskan nafas lega. Karena menurut gue, bubur ayam akan nikmat dimakan saat masih mengepulkan uap. Bukan hanya itu sih, alasan gue yang sebenarnya gue udah keroncongan. Jadi alih alih memilih dibungkus lebih milih makan di tempat. Masalah pulang bisa minta jemput mang jajang. Ahay
Nah bener kan, buryam mang parmin itu enak. Gue nyampe nambah satu mangkok lagi.
"Mbak, boleh saya duduk di sini?" Suara cowok berada di kanan gue.
Tanpa menoleh gue menjawab "boleh, bebas duduk di mana aja. Asal jangan di pangkuan saya"
"Oke"
"Duh cakep bener ya"
"Pengen deh jadi sendoknya, biar bisa dipegang"
"Udah ada pacarnya belum ya"
Emang ya orang cantik dari lahir itu begitu mau dilihat dari manapun, belum mandi plus nggak make up juga banyak yang terpukau . Kalo kata orang jaman sekarang mah kecantikan yang haquiqui.
"kira kira yang di sebelahnya siapa ya? Gue mau deh jadi cewek yang duduk di sebelahnya" bisikan kali ini sangat dekat. Gue perkirakan dua orang yang duduk berhadapan di belakang gue.
Jadi yang dimaksud cakep bukan gue nih? Okelah. Eh tunggu, mungkin emang gue . Kan samping gue yang duduk cowok."Pacarnya kali"
"Jangan ! please.. diliat dari belakang aja nggak ada cantiknya, apalagi dari depan. Mending sama aku"
"Iya, penampilannya acak acakan gitu. Nggak ngerti style"
"Pake topi segala lagi. Biar dikira couplean kali. Masih ada gitu couple couplean"
Cukup. Kesabaran gue udah habis. Tarik nafas "mbak saya denger lho !" Bentak gue seraya berbalik dengan tangan berkacak pinggang.
Gue kira bukan hanya dua orang melainkan tiga orang, ditambah dua orang lagi di sisi kiri tempat gue duduk. Mereka terlihat kebingungan. "Mbak netijen yang budiman, budi dayakan mengontrol ucapan. Cukup jempol netijen online aja yang nggak ada akhlak, kalian yang ofline jangan nambahin. Saya emang cantik, asal kalian tau" gue buka topi hitam yang gue pakai lalu gue kibas tinggi tinggi kunciran rambut.
"Eh siapa juga yang ngomongin loe, pede banget jadi orang" ujar cewek bertanktop hijau. Wajahnya terlihat tua,yang mencolok darinya adalah perbedaan antara kulit wajah dan leher. Putih dan hitam. Gue rada engeh sama ini orang, kalo nggak salah namanya asri perawan umur tiga puluh tahun yang lagi ngebet nyari jodoh.
"Haha iya pede banget, orang kita bertiga lagi ngomongin mbak itu" kali ini remaja kisar tujuh belas tahunan. Dia mengendik meja gue yang berisi, gue, di tengah cowok singlet abu memakai topi hitam, dan cewek di samping kanan si cowok . Di mana si cewek memakai topi hitam.
Kok gue merasa trio toptem (topi item) wekwek?"Makanya kalo ngomong tuh yang jelas. Saya kan jadi ngira yang enggak enggak !" Ujar gue kesel. Iya kesel karena malu.
Tiba tiba si cowok berdiri, memiringkan badan ke arah gue namun wajahnya mengarah ke arah tiga cewek netijen. "Maaf temen saya emang begitu, sensian" lalu tanpa diduga tangannya terulur membalikan badan gue kembali menghadap meja. Belum sempat protes, dia seenak jidat mendudukan gue. "Sorry"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Yuk !
RomanceMenikah adalah cara menyempurnakan agama. lalu pondasi menikah itu apa? apakah cinta termasuk pondasi utama menikah? lalu apa bisa menikah tanpa cinta? Begitulah pertanyaan yang berputar dalam benak Yukia tatkala sosok yang baru ia kenal menawarka...