Prolog

21.8K 964 25
                                    

Awan awan menghitam
Langit runtuhkan bumi
Saat aku tahu kenyataan menyakitkan

Mengapa semua menangis
Padahal ku selalu tersenyum
Usap air matamu
Aku tak ingin ada kesedihan

Burung sampaikan nada pilu
Angin terbangkan rasa sedih
Jemput bahagia diharinya
Berikan dia hidup

Tuhan terserah mau-Mu
Aku ikut mau-Mu Tuhan
Ku catat semua ceritaku
Dalam harianku

Alunan lagu terdengar merdu ditemani rintikan air hujan. Liriknya yang menyentuh membuatnya terbawa emosi. Dia merasakan apa yang disampaikan lagu itu.

Dia hanya bisa melihat foto keluarganya yang dulu. Keluarganya lengkap tanpa celah. Harmonis dan saling menjaga satu sama lain. Namun, siapa sangka badai perceraian menghampiri keluarganya dulu. Dia memilih bersama ibundanya di bandingkan ayahnya. Bagaimanapun dia anak laki-laki pertama yang harus banting tulang menafkahi ibundanya setelah perceraian.

Tetapi, dia harus kehilangan adik gembulnya yang doyan makan. Adik paling ceria dan selalu membawanya kebahagiaan. Adik yang selalu memangis jika di jahili oleh yang lain. Adik yang selalu mencari perhatiannya dan akan tidur jika mendengar lagu yang di nyanyikan Baim. Kini hanya menjadi kenangan karena adiknya ikut bersama ayahnya. Sungguh, dia merindukan adiknya.

Pintu kamar terbuka. Perempuan cantik memakai mukena putih menghampiri putra sulungnya yang diam-diam menangis lagi.

"Kak, salat tahajud dulu."

Dia menangguk dengan menyeka air matanya terlebih dahulu. Menarik napas panjang guna menetralkan detak jantungnya yang berdetak cepat.

"Kakak jangan begini terus. Adek akan sedih jika tahu kakak yang disayanginya cengeng."

"Iya, Bu. Maafkan kakak yang akhir-akhir ini lemah. Hati kakak sedang gelisah memikirkan adek. Kakak takut jika terjadi sesuatu dengan adek, Bu." Ibu hanya tersenyum hangat.

"Kita husnuzon saja kak, Ibu yakin Allah menjaga adek di sana. Lebih baik kita salat supaya hati tenang dan doakan adek supaya adek baik-baik saja."

Hanya Allahlah satu-satunya penolong. Tempat mengadu keluh-kesah tanpa cela. Tempat dimintai pertolongan yang pas tanpa pamrih. Karena Allah sudah menerangkan dalam surah Ali 'imran ayat 173 yang artinya,

"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".




Dear, Rakana ✔ (Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang