40

6.3K 415 8
                                    

Jaehyun dan juga Jeno segera menghampiri tubuh Jaemin yang merintih kesakitan.

"Na, gwaenchana? " Tanya Jeno.

"Sa-kit akh."

"Dimana yang sakit Na? " Tanya Jaehyun.

"Se-sak akh hyung. " Jaemin semakin meremas dadanya dengan kuat. Sulit bernafas, dan juga pening yang sangat hebat yang dirasakannya saat ini.

Jaehyun segera meraih tubuh Jaemin dan menggendongnya menuju kamarnya.

Dengan perlahan Jaehyun meletakkan Jaemin diranjangnya. "Jeno ambilkan Jaemin minum, hyung akan mengambil peralatan hyung. "

"Sabar sebentar ya Na. " Ucap Jeno kemudian beranjak mengambil minum untuk Jaemin.




Tak lama Jaehyun dan Jeno kembali, Jaehyun segera memeriksa Jaemin."Masih sakit?" Jaemin mengangguk pelan, tangannya mereka kuat dadanya. Jaehyun memberikan beberapa butir obat pada Jaemin. "Ini obatmu,minumlah, setelah ini kau harus tidur. " Lagi-lagi Jaemin hanya mengangguk kemudian meneguk obat dengan bantuan air yang Jeno berikan.

"Nana,hyung ke kamar dulu, ne. Kau istirahat ya, minggu depan adalah jadwalmu untuk kemo. " Ucap Jaehyun.

"Iya hyung. " Jaehyun beranjak keluar dari kamar Jaemin.

Hanya tersisa Jeno dan Jaemin, Jeno masih terus memandang Jaemin, memastikan bahwa adiknya itu baik-baik saja, kemudian ia hendak berdiri untuk menuju meja belajarnya. Sebelum hendak berdiri, Jaemin meraih lengan Jeno sehingga membuat anak itu membalikkan tubuhnya menghadap Jaemin.

"Hyung."

"Kenapa Na? Ada yang sakit? " Jaemin menggeleng sebagai jawabannya. "Jangan marah kepada Tae hyung, hyung. "

Jeno tersenyum, mengacak rambut Jaemin dengan gemas. "Aku tidak marah padanya Na, tadi aku hanya emosi. Sudah, kau tidur ya, hyung akan menunggumu sampai kau tertidur kemudian hyung akan ikut tidur. "

"Ne hyung. "














***

Hari sudah siang, sebentar lagi Jeno akan kembali dari sekolahnya, sedangkan Jaehyun dia sedang bekerja dirumah sakit, dan untuk Taeyong, dia lebih banyak dikamar, entah untuk menyelesaikan tugas-tugas kantornya atau hanya sekedar untuk beristirahat, hampir semuanya Taeyong habiskan untuk dikamarnya.

Jaemin menuruni tangga dengan perlahan untuk mengambil air minum di dapurnya. Dia menarik kursi di meja makan dan meneguk minumnya. Jaemin melihat sebuah amplop cokelat yang terletak disana. Jaemin melihat dan meraihnya. Di amplop itu tertulis nama perusahaan ayahnya. Jaemin yakin amplop ini miliki Taeyong, dan dia yakin amplop ini bersisi uang, yang ia yakini isinya tak sedikit. Jaemin berpikir mungkin ini adalah gaji untuk karyawan Taeyong, namun Taeyong lupa, sehingga meninggalkan nya dimeja makan. Jaemin berdiri dan hendak mengembalikan amplop tersebut.

Jaemin berjalan menuju kamar Taeyong, saat berada di depan kamar Taeyong, Jaemin mengetuk pintu kamar Taeyong dan memanggilnya, namun tak ada sautan. Jaemin hendak membuka pintu kamar Taeyong yang tak terkunci, namun dia mewurungkan niatnya setelah mendengar dengkuran halus dari balik pintu kamar Taeyong. "Pasti hyung sedang tidur. Aku akan memberikannya nanti. "

Jaemin kembali kedalam kamarnya dan meletakkan amplop itu di laci meja belajarnya. Dia membaringkan tubuhnya yang masih terasa lemas. Tanpa sadar dia terlelap.


















***

"Apa kau tau dimana barang miliku Jen? " Tanya Taeyong.

"Barang apa hyung? "

Complicated •NA JAEMIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang