-💙- Tentukan Sendiri Judulnya

96 24 0
                                    

Jangan lupa vote

Diruang keluarga kediaman Adinda sudah mulai hening, hingga pada akhirnya Adinda memecahkan keheningan, "niel, gue mau ngobrol"

Daniel menatap Adinda dengan tatapan datar, "Ama siapa? "

"Ama lo lah, " Daniel berdiri dan diikuti oleh Adinda dari belakang. Mereka duduk di kursi belakang tepatnya berpemandangan kolam renang biru.

"Mau ngomong apa? " Tanya Daniel.

Yang ditanya menghembuskan nafas nya sekali lalu berujar, "Berarti pernikahan kita tuh bareng sama Grey!"

"Iya emang" Jawabnya dengan enteng, "Lo gak mau samaan? Yaudah berarti besok. " Lanjutnya yang membuat Adinda membulatkan matanya.

"Eh! Enak aja lo, yaudah deh. Tapi niel--"

"Udah deh gak usah banyak tapi tapi tapi, ikutin aja alurnya. Tuhan tau kapan kita harus bahagia"

Adinda yang mendengar Daniel berujar seperti itu sontak tertawa terbahak bahak. Ia tidak mengira bahwa Daniel bisa berbicara seperti itu.

Daniel menatap intens Adinda yang tertawa terbahak disamping nya, "Gila" Ucapnya dingin.

Yang sedang terbahak bahak menjadi berhenti seketika saat mendengar ucapan frontal dari lelaki disamping nya itu.

Tangannya tidak tinggal diam, ia melayangkan telapak tangannya ke bahu Daniel dan memukul nya kencang.

Terdengar ringisan Daniel sedikit serta mengusap bahu nya pelan. Setelah itu mereka mulai diam, tidak ada yg bersuara.

Mereka melayangkan fikiran kemana mana, "Temen temen gue boleh tau gak? " Tanya Adinda memecah keheningan.

"Ya boleh aja--tapi jangan banyak banyak" Jawab nya tidak menatap lawan bicara nya.

Adinda hanya memberi respon mengangguk lalu lekas berdiri, "mau kemana? " Tanya Daniel sembari memegang lengan Adinda.

"Ke dalem, emang lo gak mau pulang gitu? Gue tadi tuh lagi maskeran, enak banget--huh lo dateng"

Sungguh wanita yang sangat menyebalkan, itu yang ada dibenak Daniel. Bagaimana bisa ia bicara seperti itu seakan Daniel orang asing yang bertamu kerumah nya.

Daniel mendengus, "yaudah gue balik" Ucapnya dingin.

Merajuk? Tentu saja. "Eh niel, jangan gitu. Yaudah lo boleh main lebih lama lagi"

Melihat ekspresi Daniel yang sangat cuek dan jutek membuat Adinda merasa bersalah atas perkataan nya tadi.

"Gue gak marah, gue mau balik aja kok" Ucap Daniel sambil mengusap pucuk kepala Adinda. Yang dilakukan Daniel membuat pipi Adinda bersemu merah.

Sebenarnya Daniel menyadari hal itu, tapi ia pura pura tidak menyadari nya.

Mereka berdiri lalu berjalan ke arah ruang tamu dan kembali bergabung dengan orang tua mereka. "Udah ngobrol nya, hmm? " Tanya Firdha.

"Udah." Jawab singkat Daniel.

"Jelas ya semua, lusa. Sekarang hari Kamis, sabtu kalian ke KUA ya. "
"Yun, besok pagi ikut aku ya kita ke butik nyari baju pengantin yang cocok" Ajak Firdha lalu diberi anggukan oleh Yunita.

"Iya fir, Adinda ikut gak ya? "

"Gak usah deh ya, Adinda sekolah dulu. Nanti pulang sekolah baru ngukur baju"

Sedangkan papa Daniel dan papa Adinda membicarakan tentang, "vin, gue udah dapet gedung di jalan cempaka itu, lumayan besar sih. "

"Oh ya? Oke nanti kita liat kesana ya. "

ADINDANIEL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang