-💙- Sekolah

70 5 0
                                    

jangan lupa vote
Happy reading ❤

Sekarang mereka sudah sampai diparkiran, Adinda turun dari motor sedangkan Daniel membuka helm nya.

"Gue duluan. " pamit Adinda lalu diberi anggukan oleh Daniel.

Adinda berlari lari kecil di koridor, ia merindukan sekolah ini. Walaupun ia hanya meliburkan diri selama tiga hari saja.

"Dindaaa---" teriak ketiga gadis dari arah kelas nya. Ternyata itu adalah Rana, Tiara dan Laura.

Ingatlah. Mereka belum mengetahui jika Adinda sudah menikah.

"Lo kemana aja sih, Din? " tanya Rana sambil menggandeng lengan Adinda.

"E-em gue sa-sakit. Iyaa gue sakit kemaren! " jawab Adinda patah patah.

"Hemm kenapa gak ngomong, kan kita bisa jenguk. Ya gak? " ujar Laura.

"Iya nih, kan kita bisa jenguk. " timpal Tiara.

"Maaf banget, ya. " ucap Adinda sambil menatap bergantian ketiga temannya. Lalu merapatkan kedua telapak tangan.

Laura melihat sesuatu yang tak pernah dipakai oleh Adinda sebelum nya, yaitu "Lo tumben suka pake cincin? " tanya Laura sambil menarik jari jari lentik Adinda.

Adinda segera menarik tangannya, "Ini pemberian dari-- Daniel. Iya dari Daniel. " jawab nya.

"Cie dilamar lo ya? " goda Rana sambil menoel pipi Adinda pelan.

Adinda hanya menunjukan deretan gigi nya, 'udah nikah kale gue! ' batinnya bersuara.

Mereka berjalan ke arah kelas.

Sesampai nya dikelas Adinda menaruh tas nya dan duduk diikuti oleh ketiga temannya.

"Pas kemaren lo gak masuk, ada murid baru. " ujar Tiara santai.

"Iya? Cewek atau cowok? "

"Cewek, cantik parah. " jawab Rana antusias.

"Kelas berapa?" tanya Adinda yang mulai merasa penasaran.

"Dua belas IPS 3. " jawab santai Rana.

Adinda memicingkan matanya sekejap, "Kelasnya Daniel? "

Mereka mengangguk mengiyakan.

"Daniel gak kecantol ama yang begituan doang mah. " ucap Laura menenangkan Adinda.

Karna terlihat dari raut wajah gadis itu sedang cemas.

***

Brakk

"Buset, masuk masuk langsung ngamuk" ujar Raka saat Daniel masuk langsung melempar asal tas nya.

Raka dan Alvino sedang memakan kacang kulit dengan asyik nya, berbeda dengan satu temannya yang berada di kursi paling depan.

Daniel duduk dikursi samping Abraham yang sedang bermain ponsel namun raut wajah pemuda itu agak sedikit berbeda dari biasanya.

"Ngapa lo? " tanya Daniel menepuk bahu Abraham.

Abraham hanya menggeleng, lalu beranjak berdiri. "Gue ke toilet. " ucap nya lalu menghilang dibalik pintu.

Ketiga temannya mengernyit bingung, tidak biasanya seorang Abraham yang terkenal humoris dan suka bercanda terlihat seperti lelaki sedih.

"Ngapa tuh anak? " tanya Daniel.

"Gak tau gue, dari kemaren kayak begitu" jawab Alvino.

"Oh iye, lo kemaren kemana aja bro? " tanya Alvino menyambung ucapan nya sendiri.

ADINDANIEL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang