"Hikari!! Selanjutnya bagaimana?!" ujar Zero dengan wajah serius sembari berkomunikasi dengan rekannya itu melalui telepati. "Kau ketuanya di sini, kami butuh arahanmu!!"
"Tahan pasukan agar tidak mengejar pasukan wither skeleton dan ghast!! Itu hanya akan membuat kita kehilangan lebih banyak prajurit." Sebuah suara yang feminim menggema di benak Zero, memberi komando kepadanya. Sumber dari suara tersebut adalah gadis berambut pirang keemasan tadi, yang ternyata bernama Hikari.
"Wakil Ketua Pasukan Khusus!!! Apa yang harus kami lakukan?" Prajurit yang berada di sebelah kanan Zero meminta komando. "Haruskah kami mengejar mereka?"
"Jangan kejar mereka!!! Itu adalah perbuatan yang sia-sia," sahut Zero. "Suruh para prajurit khusus medis untuk menyembuhkan prajurit-prajurit yang terluka, lalu kembalilah ke markas militer Capital City!!" perintah Zero dengan nada yang tegas dan suara yang amat nyaring. "Sampaikan juga kepada unit lainnya!!!"
"Siap, laksanakan!!!" Unit timur pasukan militer Capital City itu bergegas menyahuti komando Zero dengan nada yang terdengar tegas, layaknya tentara nasional.
——————————————————————————————
Ruang takhta yang terlihat klasik itu amat sunyi dan tenang. Lukisan-lukisan klasik menghiasi dinding seputih salju, dan karpet mewah berwarna merah terang membentang dari kursi takhta sampai pintu kembar berbahan kayu cemara dengan kualitas terbaik. Suara air yang mengalir turun dapat terdengar dengan jelas. Sumber dari suara tersebut adalah air mancur yang terletak di salah satu sudut ruangan luas tersebut. Sungguh suasana klasik yang menentramkan hati.
Di atas kursi takhta berbahan emas berselimutkan kain mewah dengan kualitas terbaik, King Max Dizer XII, sang raja sendiri, tengah mendudukkan tubuhnya. Selusin prajurit berzirah berbaris rapi mengapit karpet merah yang tampak mewah tadi. Tombak berkualitas terbaik tergenggam di tangan kanan mereka.
Dengan suasana klasik yang menyejukkan hati seperti ini, seharusnya sang raja merasa aman dan nyaman. Namun, wajah beliau malah menunjukkan kebalikannya. Ia tampak amat cemas dan gelisah. Sedari tadi, keringat dingin tak henti-hentinya membasahi jubah mewah yang ia kenakan.
"Tenang saja, ayah. Mereka takkan bisa memasuki kota ini. Bukankah pasukan militer kita memiliki kemampuan yang cukup hebat?" Putra Raja Max, Pangeran Kira El Zerumana O' Dizer, mendekati ayahnya itu dan mencoba menenangkan hatinya.
"Aku tahu itu," sahut King Max. "Tapi ...."
Pada saat itu juga, seolah menjawab kegelisahan King Max Dizer XII, suara ketukan yang amat sopan terdengar.
"Masuklah," ujar King Max.
Segera setelah itu, sekumpulan prajurit berzirah merah darah membuka pintu dengan cara yang sangat sopan dan memasuki ruangan dengan langkah khas militer, kemudian berlutut menggunakan satu kaki dengan penuh hormat di hadapan King Max. Sebuah gaya penghormatan khas prajurit kerajaan di zaman kuno. Melihat pasukan unit khusus kesayangannya kembali tanpa satupun luka di tubuh, King Max menghela napas lega. Ia yakin bahwa mereka pasti akan menyampaikan kabar baik.
"Lapor, King Max Dizer Yang Agung," ujar salah seorang dari mereka, seorang gadis berambut pirang keemasan bernama Hikari, dengan penuh hormat dan gaya formal. "Perang telah usai, dimenangkan oleh pasukan kerajaan kita. Sebagian pasukan Kerajaan Eternalius terbunuh, sisanya mundur dan melarikan diri. Kerajaan Eternalius telah menarik pasukannya. Korban terluka di pihak kami jumlahnya hanya seperlima dari keseluruhan pasukan, 20 prajurit gugur dan sisanya berhasil selamat berkat usaha para prajurit khusus medis. Laporan telah usai. Menunggu misi berikutnya."
"Laporan diterima, Leader Hikari Alicia," ujar King Max sembari tersenyum lebar. "Misi berikutnya masih lama. Untuk sementara, beristirahatlah dulu."
"Siap, Yang Mulia!!" seru Hikari dengan nada formal dan tegas, kemudian bergegas meninggalkan ruangan. Rekannya, Co-Leader Zero Nightwoods mengekor di belakangnya bersama dengan anggota-anggota unit pasukan khusus lainnya.
Ya, pemuda dan gadis tersebut adalah Zero Nightwoods dan Hikari Alicia. Setelah lolos dari Elite Soldier Tournament, mereka kini menjadi prajurit elit, anggota unit pasukan khusus yang bergerak di bawah perintah King Max Dizer XII sendiri. Kemampuan hebat kedua pemuda-pemudi tersebut membuat mereka mampu mencapai tingkatan 10 besar prajurit top di unit pasukan khusus hanya dalam waktu setengah tahun. Pada awal tahun kedua, Hikari naik pangkat menjadi ketua, menggantikan ketua unit pasukan khusus yang sebelumnya, yakni Ryujiro Yamamoto, sementara Zero naik pangkat menjadi wakil ketua.
"Ah, tunggu."
Ujaran King Max membuat seluruh anggota unit pasukan khusus menghentikan langkah mereka seketika, kemudian menoleh ke belakang.
"Ada apa, Yang Mulia?" Hikari berujar dengan nada sopan.
"Setiap keberhasilan harus disusul dengan rasa syukur dan terima kasih. Jadi, aku mengundang kalian untuk menghadiri pesta besok lusa, pukul tujuh malam, untuk merayakan kemenangan kita sekaligus sebagai ucapan terima kasih atas usaha, semangat juang, dan prestasi kalian dalam kemiliteran."
Zero mengernyitkan keningnya. "Pesta?"
To be continued
Coming Soon
Chapter 14: Persiapan untuk Pesta
WARNING: Mungkin chapter selanjutnya akan mengandung adegan romantisme :v
KAMU SEDANG MEMBACA
RE: Legend (The Past of The Lord)
FantasyStory ini adalah flashback dari story RE: Herobrine) Sejarah dan masa lalu yang terselubung dalam misteri... Akan segera terungkap... Zero adalah seorang manusia biasa yang secara tak sadar menciptakan sebuah dimensi bernama MineRealm, dimensi yang...