Chapter 01: [MineRealm]

73 9 11
                                    

"Ugh... dimana aku?"

Aku melihat ke sekeliling. Segalanya berbentuk kubus di sini.

TUNGGU, KUBUS?!

Aku melihat kedua lenganku dan ternyata mereka masih normal.

"Huuufff baguslah, kukira tubuhku juga akan menjadi kubus. Tapi sebenarnya dunia apa ini?"

Kemudian aku teringat dengan perkataan pemuda aneh bernama Emperor itu.

"Jangan-jangan ini adalah dimensi ciptaanku? Apakah aku benar-benar melakukan ritual itu?"

Aku menatap langit. Meskipun segalanya berbentuk kubus di sini, tetapi matahari dan awan tetap berbentuk seperti di duniaku. Bahkan mereka sangat realistis hingga aku bisa merasakan silaunya cahaya matahari. Aku segera menutup kedua mataku dengan lengan kananku.

"Ukh! Silau!"

Apakah ini benar-benar dimensi buatanku? Kalau begitu, apakah aku adalah dewa di sini? Mengapa sebagian besar dari dimensi ini berbentuk kubus? Mungkin aku harus memberi dimensi ini sebuah nama. CubeRealm? Tidak, itu kurang cocok. Square Dimension? Tidak, tidak... itu juga kurang cocok.

Tiba-tiba sebuah kata terlintas di pikiranku. MineRealm. Tidak ada kata lain yang terlintas di kepalaku, jadi aku akan menggunakan nama ini saja. Baiklah, nama dari dimensi ini adalah MineRealm!

Tapi bukan itu yang terpenting sekarang. Yang terpenting adalah aku harus mencari orang lain di dunia ini.

Aku berjalan hingga matahari sudah berada di barat laut. Sepertinya sekarang sudah jam 3 sore. Perutku juga terasa lapar dan sialnya, tas ranselku raib. Hei, ada domba disini, tapi aku tidak mempunyai senjata untuk membunuhnya.

"Gunakan pisau ini untuk membunuh domba itu."

Sebuah suara terdengar di kepalaku. Kemudian tiba-tiba sebuah pisau muncul di tanganku. Aku tidak tahu siapa sebenarnya dia, tetapi aku sangat berterima kasih kepadanya. Aku segera melemparkan pisauku ke arah domba itu dan entah keberuntungan atau apa, pisauku menancap tepat di punggung domba itu.

"Nice! Langsung kena dalam satu lemparan, beruntung sekali aku."

Aku segera menghampiri domba itu dan mengulitinya. Kemudian aku ingat bahwa tidak mungkin aku memakan daging mentah.

"Nah, bagaimana sekarang?"

"Gunakan sihir elemen api milikmu."

Sepertinya orang di dalam pikiranku ini sudah mulai ngawur. Aku hanya manusia biasa! Mana mungkin aku memiliki sihir?

"Lakukan saja! Katakan Magic: Fire Element: Small Fireball."

Meskipun aku merasa sedikit aneh, akhirnya aku melakukan apa yang diperintahkan oleh orang aneh ini.

"Magic: Fire Element: Small Fireball."

*swoosshh*

Sebuah api berukuran kecil muncul di telapak tanganku. Ini tidak bisa dipercaya!

"W-wow! Aku benar-benar memiliki energi sihir?!"

Aku terkagum-kagum melihat api yang menyala-nyala di telapak tanganku.

*gruuu*

Perutku berbunyi, mengingatkanku kembali pada rasa laparku. Sebaiknya aku segera memasak daging domba ini. Tapi aku harus mencari kayu bakar terlebih dahulu.

Aku mematikan apiku, lalu aku pergi untuk mencari kayu bakar.

Beberapa menit kemudian...

"Hmm, ini lumayan enak."

Setelah menunggu agak lama, akhirnya daging domba bakar buatanku siap disantap. Aku membakarnya dengan cara menusuk potongan daging domba ini menggunakan ranting, lalu membakarnya dengan menggunakan api yang kuciptakan.

Aku memakan daging domba bakar ini dengan lahap. Tentang minuman, tidak perlu khawatir, karena aku sudah menimba air di sungai yang kutemukan saat mencari kayu bakar tadi. Aku menimbanya dengan menggunakan suatu wadah dari kulit hewan yang entah bagaimana bisa ada di saku celanaku.

Setelah selesai makan, aku melanjutkan perjalananku. Aku menemukan sebuah bukit dan mendakinya. Matahari hampir terbenam saat aku telah berada di puncaknya. Warna kemerahan mendominasi permukaan tanah. Dengan perlahan matahari bergerak turun di barat. Sangat indah, sama persis dengan pemandangan matahari terbenam di duniaku.

Kemudian pandanganku teralihkan oleh cahaya yang berada tak jauh dari bukit ini. Itu adalah sebuah kota yang dipagari oleh tembok batu.

"Kota apa itu?"

to be continued

RE: Legend (The Past of The Lord)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang