Chapter 16: Masa Lalu Hikari (1)

9 3 0
                                    

"Coba kucari dulu," ujar Hikari sembari membalikkan tubuhnya, mencoba mencari Zero yang menghilang tiba-tiba bagai ditelan bumi.

Namun, baru saja wanita itu membalikkan tubuhnya, mendadak pintu masuk toko didobrak dengan sangat kasar. Tiga orang perampok bertopeng ski memasuki toko sembari menodongkan sebuah crossbow seukuran pistol. Portable Crossbow, itulah nama dari senjata tersebut.

"Jangan bergerak!!! Cepat serahkan semua harta kalian!!!" seru perampok yang bertubuh paling besar dan kekar sembari menodongkan Portable Crossbow miliknya ke arah Hikari. Sepertinya dialah pemimpin dari gerombolan perampok tersebut.

Anehnya, Hikari tidak mengeluarkan pedangnya dari sarung dan melawan. Ia hanya terduduk dengan wajah pucat dan ketakutan, bagai anak kecil yang rumahnya kemasukan pencuri.

"Magic: Ice Element: Blizzario Avaliwall!!!" seru sang kasir sembari memunculkan sebuah dinding es yang segera melindungi dirinya dan Hikari.

"Jangan coba main-main dengan kami, nona!!!" seru salah seorang perampok. "Ignisio Martial!!!"

Api yang sangat panas segera menyelimuti lengan perampok itu. Secepat kilat ia meninju dinding es tersebut hingga retak dan akhirnya hancur.

"Serahkan semua hartamu!!!" seru sang pemimpin gerombolan perampok.

Sang kasir mulai berkeringat dingin. Wajahnya tampak panik dan ketakutan melihat Portable Crossbow yang seolah siap melubangi kepalanya.

"Tidak akan kuserahkan!!!" seru sang kasir.

"Dasar perempuan keras kepala!!! Typhoon Cenvelior Push!!!" seru perampok lain sembari melancarkan angin kencang yang langsung membuat sang kasir terhempas ke dinding. Dinding itu langsung retak.

"Ukh ..., sial ...," umpat sang kasir.

Mendadak, salah satu deretan baju terhempas ke lantai. Zero tampak berada di sana dengan wajah yang dipenuhi amarah dan kebencian. Kedua matanya menatap dengan tajam dan beringas, tampak dipenuhi keinginan membunuh. Bahkan, sang pemimpin perampok sendiri sempat bergidik ngeri melihat aura kelam yang dipancarkan oleh pemuda tersebut.

Kini, Zero telah memasuki phase Magic Aura. Kobaran api kebencian membakar separuh dari tubuhnya, dan kegelapan meliputi tubuhnya yang separuh lagi.

"Dari tadi aku hanya diam memerhatikan ...."

"TAPI, LAMA-LAMA KALIAN SEMAKIN MEMBUATKU KESAL!!!"

"Diam!!!" seru sang pemimpin perampok sembari menembakkan panah berlapis energi sihir dari Portabel Crossbow miliknya.

"Dartio Distortion!!!" seru Zero sembari mengaktifkan skill-nya.

Mendadak, sekujur tubuh Zero seperti diselimuti oleh lapisan energi bening dengan sifat mirip trampolin. Panah milik sang pemimpin perampok yang mendarat di lapisan energi tersebut segera memantul dan berbalik arah, kemudian menancap di bahu sang pemimpin perampok, membuatnya menjerit kesakitan. Ia segera mencabut panah tersebut. Perlahan, darah mengalir keluar dari lubang lukanya.

"Typhoon Cenvelior Push!!!" Sang perampok berelemen angin langsung berseru sembari mengaktifkan skill-nya.

Namun, dorongan angin itu tidak menggeser kedua kaki Zero dari posisinya sedikitpun. Itu hanya membuatnya menjadi semakin marah.

"CEPAT PERGI, B*JING*N!!!" seru Zero sembari mengeluarkan dorongan energi yang langsung membuat ketiga perampok terpental serta menabrak pintu kaca. Bahkan, Hikari beserta sang kasir juga nyaris terhempas.

"Bo-Bos .... Dia kuat ...," ucap sang perampok berelemen angin.

"Bagaimana ini, bos?" tanya sang perampok berelemen api. "Serangan-serangan kita tidak berefek kepadanya."

RE: Legend (The Past of The Lord)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang