Chapter ini merupakan awal dari arc ketiga sekaligus arc terakhir dari story ini, yang berjudul: 'Aftertournament and Final Battle.'
Suara dentuman dan teriakan pertempuran terdengar berulang-ulang. Asap hitam yang kelam menyelimuti udara, benar-benar menghalangi pandangan. Rerumputan serta pepohonan rimbun di sekitar medan pertempuran tak cukup beruntung untuk luput dari kehancuran. Mereka terbakar habis.
Armada besar pasukan wither skeleton dan ghast terus berdatangan, menghentakkan kaki mereka di tanah yang telah kacau dan terbakar. Jumlah mereka amat banyak hingga tak bisa dihitung, bagaikan pasir di tepi pantai. Pasukan itu seperti tidak ada habisnya. Pasukan manusia yang menjadi lawan mereka dalam pertempuran kali ini tampak kewalahan. Jumlah mereka berkurang drastis.
"Sialan!!!" seru seorang gadis berambut panjang keemasan yang dibiarkan tergerai bebas yang berada di posisi terdepan dari pasukan sembari menangkis serangan para wither skeleton, menebas mereka semua menggunakan pedangnya yang dilapisi cahaya keemasan dengan gerakan bagai petir yang menyambar. Lincah dan anggun, bagai tengah melakukan tarian pedang. Sungguh pemandangan yang jarang, melihat gadis yang berparas cukup cantik seperti dirinya memiliki kemampuan berpedang yang mengerikan dan bertarung di garis depan.
Meski sebagian besar wither skeleton di garis depan telah terbantai oleh gadis tersebut, jumlah mereka terus bertambah. Bagai tak ada habisnya.
"Keparat!!!" seru gadis tersebut sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling, kemudian menggunakan skill Eye of Eagle. Gadis itu menatap ke kejauhan. Tampak rekan-rekannya yang tengah terluka dan kewalahan, bahkan ada yang sampai terluka parah. "Sialaann!!! Mereka tidak boleh sampai memasuki Capital City!!!"
"Zero!!! Lapisan terluar di bagian timur pasukan tampaknya tengah kesulitan!!! Back-up mereka!!!" perintahnya kepada salah seorang rekannya.
"Iya, kau tidak perlu memerintahku!" sahut sang rekan.
Pemuda bernama Zero tersebut segera menggunakan skill Ghost Speed untuk mendekati bagian timur dari pasukan. Ia memiliki rambut pendek berwarna hitam legam.
Ketika mendekati tujuan, Zero berhenti pada jarak 20 meter agar tidak ketahuan. Dengan matanya yang tajam, ia dapat melihat dengan jelas puluhan ghast dan ratusan wither skeleton tengah mengepung pasukan yang berada di lapisan terluar, bersiap untuk membakar habis tubuh para target mereka tersebut. Zero mulai merapal mantra, berusaha menggunakan sihirnya. Namun, tak ada satupun yang berubah dari tubuhnya.
"Sial!! Aku kehabisan mana!!" Zero menggerutu dengan suara keras. Itu bukan masalah baginya karena suara tersebut bukan apa-apa jika dibandingkan dengan teriakan pertempuran nyaring serta dentuman dahsyat menggelegar yang menggema ke segala arah, memenuhi suasana. Dengan demikian, para ghast dan wither skeleton tersebut takkan menjadikan dirinya sebagai target.
Zero bergegas menggunakan skill Invisibility miliknya yang hanya memerlukan mana dalam jumlah rendah. Namun, karena mana miliknya hanya tersisa sedikit, ia hanya memiliki waktu 10 detik untuk menjadi tak terlihat.
"Cuma sepuluh detik?!" Pemuda berambut hitam legam itu kembali menggerutu ketika menatap ikon waktu yang tertera di sudut kanan atas penglihatannya. "Yang benar saja!! Waktu sesingkat itu mana cukup untuk mengisi ulang MP!!!"
"Cih, tak peduli!! Kucoba saja dulu!!" ujar pemuda itu sembari memulai pengisian ulang Mana Point miliknya. Perlahan, partikel-partikel elemen dari alam bermunculan dan segera terserap ke dalam tubuhnya. Ia kembali berdecak kesal begitu melihat angka 00:20 di bar pengisian MP yang tertera di bagian atas penglihatannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RE: Legend (The Past of The Lord)
FantasyStory ini adalah flashback dari story RE: Herobrine) Sejarah dan masa lalu yang terselubung dalam misteri... Akan segera terungkap... Zero adalah seorang manusia biasa yang secara tak sadar menciptakan sebuah dimensi bernama MineRealm, dimensi yang...