04.

1.3K 138 8
                                    


Off menepuk seekor nyamuk yang baru saja menggigit lengannya. Sudah sejak bebrapa menit yang lalu ia duduk di salah satu kursi yang sengaja di tata di depan toko untuk pengunjung yang ingin duduk-duduk setelah berbelanja di toko Mae.

Ia masih tidak percaya anak laki-laki kemarin bisa secepat itu menghilang setelah meninggalkan uang seratus bath untuk tidak botol minuman kemasan yang totalnya seratus tigapuluh lima bath! Ditambah kalau ingat muka angkuh anak ingusan itu rasanya Off ingin sekali menonjok mukanya.

Beberapa kali Off keluar toko untuk duduk-duduk atau sekedar meregangkan otot sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling toko, siapa tau anak sialan itu lewat. Sudah sangat pasti ia akan menagih kekurangan bonnya kemarin.

Sudah hampir pukul dua pagi dan tidak ada tanda-tanda anak itu di sekitaran toko, lebih tepatnya tidak ada tanda-tanda seorangpun di sekitar toko, selain Off.

Terdengar raungan sepeda motor di jalan besar di depan gang. Off sedikit berjinjit mencoba menengok jauh ke depan gang yang gelap. Beberapa motor melintas secepat kilat di ujung gang, 10 atau lebih? Entahlah.

'Sejak kapan geng motor menjadi popular kembali di daerah ini' Off menggeleng-gelengkan kepalanya. Rasanya sudah bertahun-tahun lamanya era geng motor popular di daerah ini.

Ia menggaruk bagian belakang lehernya. Mungkin malam ini, ia belum beruntung untuk menagih setan kecil itu. Entah kenapa ia sangat kesal dengan anak laki-laki itu. Mungkin mata yang hampa itu, atau muka pucat porselen itu, atau suara berat itu, atau keangkuhan itu. Ah ... entahlah.

Off hendak beranjak kedalam toko saat ia melihat sesuatu bergerak mengendap-endap di dalam kegelapan di balik tempat sampah besar yang berada di ujung tangga.

Off memicingkan matanya, memastikan apakah itu kucing raksasa ataukah sosok seseorang manusia?

Bayangan itu berhenti bergerak, mungkin ia menyadari kalau Off sedang mengamatinya dari ujung atas tangga.

Off menegakkan badannya, mencoba memutuskan dalam otaknya apakah ia akan menghampiri sosok yang diyakininya seorang laki-laki itu, atau masa bodoh dan kembali ke dalam tokonya.

Hening. Kedua orang itu mungkin sedang saling menimbang langkah apa yang akan mereka ambil. Off menunggu. Ia tak tau apakah dia perlu di tolong, harus ditolong atau mungkin harus dihindari.

Sosok itu kembali bergerak, ia mencoba berdiri dari tempatnya bersembunyi. Dari tempat Off berdiri, pemandangan itu seperti salah satu klip di film horror saat hantu utama hampir kalah dan ia mencoba bangkit di tengah kegelapan untuk kemudian melesat menyerang si tokoh utama.

Tiba-tiba Off merasa bulu kuduknya berdiri, saat sosok itu berdiri tertatih memandang lurus ke arahnya dari kegelapan, saat tiba-tiba ia kembali roboh ke tanah.

Off serta merta berlari menuruni tangga menghampiri sosok yang saat ini tersungkur di samping tempat kotak tempat sampah.

"Oi, apa kau baik-baik saja?" Off menendang pelan lengan laki-laki itu, memastikan kalau ia baik-baik saja dan tidak berbahaya. Tidak ada respon.

Off berlutut untuk melihat keadaannya lebih dekat. Di dekatnya telunjuknya di depan hidung laki-laki itu. 'Masih bernafas' gumamnya.

"Hei hei ..." Off mencoba menggoyangkan badannya agak lebih keras namun tidak ada response.

"Okay Off Jumpol, bukannya pembeli yang kau dapatkan malah seorang pemabuk!" Off menghela nafas panjang saat mencium sedikit bau alcohol dari sosok di depannya.

"Hei! Bangun! Kalau kau tidur disini, kau akan dimakan tikus got!" Off mengguncangkan tubuhnya lebih keras.

"Hmmm ...." Gumam laki-laki itu pelan.

'Okay, paling tidak aku akan menaruhmu di kursi depan toko, lihatlah betapa besar hatinya aku malam ini' meskipun mengggerutu, Off tetap mencoba memapah anak laki-laki itu. Sepertinya anak ini sudah sangat teler sampai tidak sanggup berdiri. Dengan sigap Off memapahnya dan menaikkannya ke punggungnya. Ia melingkarkan kedua lengan anak laki-laki itu dilehernya, sementara kepala mungilnya bersandar di bahu kiri Off. Kedua tangan Off membopong bagian bawah laki-laki itu, menjaganya agar tetap bertengger di punggungnya.

Off segera menaiki anak tangga menuju tokonya. Herannya anak ini cukup ringan, sehingga ia tidak kesulitan untuk menapaki anak-anak tangga itu.

'Apakah dia masih anak sekolah? Kenapa anak sekolah jaman sekarang suka sekali berkeliaran malam-malam.' Pikirnya, teringat anak sialan yang mengunjungi tokonya beberapa hari yang lalu.

Saat sampai di depan toko, Off menuju kursi panjang dan menurunkan anak laki-laki itu dari punggungnya. Ia berbalik dan terkejut mendapati anak itu adalah si anak sialan yang sudah ditunggu-tunggunya dari beberapa hari yang lalu.

"Ooiii .... Ternyata si setan kecil!!" serunya sambil menyandarkan kedua tangannya di kedua sisi pinggangnya.

'Mungkin aku harus mengambil tali agar dia tidak melarikan diri besok pagi.' Pikirnya.

'Tsk ... lihat saja aku akan meminta ongkos tambah karena menolongmu dari lorong itu. Ihh... keringatmu .... Menjijikkan!' gerutu Off sambil mengelap lehernya tempat anak itu menyandarkan kepalanya tadi.

Ia hendak mengusapkan tangannya yang basah ke kaosnya, saat ia melihat bercak merah. Off membelalakkan matanya. Kedua telapak tangannya basah oleh noda darah, bukan keringat.

Off segera menghampiri anak yang terlentang di kursi panjang dengan kakinya menggantung ke lantai. Di rabanya bagian belakang kepala anak itu, dan cairan basah yang kini membasahi jarinya adalah darah.

'Sepertinya anak jaman sekarang sangat pintarmencari masalah.'


a/n FOUR FAKIN CHAPTERS IN A NIGHT!! aaawwwww im sorry for my histeria! i guest i am just being full of maself (please let me, whatever). i always try to write somethin but never finish any. so i guess our Baby really bring the good of me! and here i am with too much confidence wondering if somebody will read it online hahahah. i hope you enjoy it so far! please tell me what do you think naaa na naaaa. 

My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang