11.

942 134 8
                                    


Mereka belajar di ruang makan, meja persegi panjang besar dengan enam kursi mengelilinginya, empat di kedua sisi yang panjang, dan masing-masing satu kursi di kedua ujungnya. New duduk di kursi yang berada di ujung meja, kursi kepala keluarga. Gun mengambil tempat duduk di sambi kanan New, sementara Off duduk di seberang Gun. Mereka sedang belajar mata pelajaran Matematika.

Seperti kata New, Gun tidak banyak bicara. Ia hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan New, lalu mengerjakan soal latihan yang diberikan. Saat ia tidak bisa mengerjakan sebuah soal, ia hanya menggigit-gigit bagian belakang pensilnya. Lalu New akan menanyainya, bagian mana yang ia tidak mengerti dan kesulitan.

Saat ia berhasil mengerjakan soal dengan benar, New akan memujinya dan seulas senyum akan tergambar di wajahnya. Kadang ada rona merah bersemu di pipinya.

Sementara mereka belajar, Off hanya duduk diam disana, bermain ponselnya. Dan sesekali melihat ke arah guru dan murid itu, atau lebih tepatnya menatap Gun. Beberapa kali, tanpa sadar ia memandang bibir yang sedang menggigit-gigit ujung pensil itu, bibir yang pernah ia gigit.

"Erh ... dimana kamar mandinya?" Off bangkit, pikirannya mulai kacau. Ia ingin membasuh mukanya.

"Di ujung sana, setelah dapur belok kanan." Off beranjak ke arah yang ditunjukkan New.

Kamar mandi tamu itu cukup nyaman. Ia mencuci mukanya dan membasahi sedikit rambutnya. Saat ia membuka pintu hendak keluar, tiba-tiba sosok mungil mendorongnya kembali ke dalam kamar mandi.

Tubuhnya di dorong ke dinding sementara sepasang tangan mungil menarik kerah bajunya.

"STOP menatapku seperti itu!"

"Uwoo ... untuk anak seukuranmu, kau cukup berani menantang orang dengan dua kali ukuranmu" jawab Off sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana jinsnya santai.

"SAT! Kau pikir aku tidak bisa menghajarmu muka menyebalkanmu itu?"

"Tentu saja kau bisa, tapi mungkin aq harus sedikit menggendongmu" tiba-tiba saja Off menarik pinggang Gun dan mengangkatnya, menempelkan tubuh mereka dan mensejajarkan muka mereka. Mata mereka saling beradu pandang.

"Terima kasih Phi,.." ucap Gun lirih. Off mengangkat satu alisnya, tidak menyangka Gun akan berterima kasih. Namun sebelum ia membalas ucapan itu, tiba-tiba saja dagunya dihantam dengan siku lancip yang cukup untuk menyentakkannya dan melepaskan Gun.

Off masih kaget dan memegangi dagunya saat satu pukulan telak kembali menghantam pipi kanannya. Off terduduk di lantai.

"Itu untuk menciumku seenaknya!"

Off menengadah melihat bocah yang baru saja menghantamnya dua kali.

"Sekarang kita impas! Jangan ganggu aku lagi! Awas saja kalau sampai aku melihat mukamu lagi" seloroh Gun sambil beranjak pergi, meninggalkan Off yang masih terperangah.

'hhh... apa kau ini berkepribadian ganda?' Off bangkit menunju wastafel, menyeka berkas darah yang ditinggalkan siku lancip itu. Off memandang pantulannya di cermin.


'Sepertinya kau ingin bermain-main dengan singa tua Nong. Okay, aku juga sudah lama tidak berurusan dengan setan kecil sepertimu.' Senyum jahil terbersit di wajahnya.



Off berjalan kembali ke tempat duduknya seperti tidak terjadi apa-apa. Gun juga melanjutkan pelajarannya dengan tenang.

"Oh Nong, sepertinya dompetmu terjatuh di dapur." Seru Off sambil melambaikan sebuah dompet kulit LV di tangan kanannya. Spontan Gun langsung menyambar dompet itu dari tangan Off, membuat New terkejut.

Off tersenyum, sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Gun segera membuka dompetnya, seakan mencari sesuatu yang mungkin hilang.

Gun tidak menemukan apa yang dicarinya. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Off yang sedang memperhatikannya dengan senyum jahilnya. Mereka beradu pandangan untuk beberapa saat. Off membungkukkan badannya kedepan, dan menyangga dagunya dengan kedua tangannya.

"Apakah ada yang hilang Nong?" tanya Off santai.

Gun membelalakkan matanya saat ia melihat sebuah pas poto kecil terselip diantara jemari Off, seakan dengan sengaja Off ingin menunjukkan kalau ia mengambil foto itu dari dompetnya.

'Kurang ajar ..' Gun menghembuskan nafas pelan, menahan amarahnya.

"Eh, kenapa Nong Gun? Apa kau tidak apa-apa?" tanya New yang melihat perubahan pada muka Gun.

"Mai, tidak apa-apa Phi" jawab Gun lembut.

"Hahaha ..." sontak Off tergelak mendengar intonasi suara Gun yang lembut dan berbanding terbalik dengan caranya berbicara (atau lebih tepatnya mengancam) Off di kamar mandi tadi.

'Anak ini benar-benar berkepribadian ganda' pikirnya.

'Off Jumpol, masa liburan yang menarik inisepertinya baru saja akan dimulai' seulas senyum lebar mengembang di bibir Off. 


a/n Sawaadeeee ... yes, the interesting part just started? wah i hope i will not ended with 50 chapter hahahaha. but i just realize every chapter is so less than 1000 word. so i hope it wont make you bored >.< 

please bear with me naa. and thank you for keep reading. i will try to update twice a week. dont forget to drop me some comment so i will know if you like it or hate it :P 

My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang