24.

1.5K 121 16
                                    


Jendela adalah satu bagian yang paling disukai Gun dari kamarnya. Mungkin jendela besar itu lebih cocok disebut dinding kaca karena ia membentang hampir ¾ dari sisi sebelah luar kamar tidurnya. Gorden tipis transparant yang ditumpuk dengan korden tebal warna cream menutupi sisi kaca tersebut sehingga orang luar tidak bisa melihat kedalam kamar. Gun membiarkan lapisan gorden di ujung paling kanan selalu terbuka, sehingga ia bisa memandang ke luar setiap sata, terutama saat Tay berkunjung. Di ujung sebelah kiri, tepat di bagian kepala tempat tidurnya, Gun juga membiarkan kordennya terbuka, sehingga setiap pagi sinar matahari dapat menyapanya.

Gun membuka matanya perlahan. Sinar matahari menyinari wajahnya.

"Hmmm ....." ia mengeliat sejenak, lalu berguling ke sebelah kanan. Perlahan Gun membuka matanya. Off Jumpol yang sedang tersenyum adalah pemandangan pertama yang dilihatnya pagi itu.

Gun mengedip-ngedipkan matanya, mengumpulkan kesadarannya.

"Pagi setan kecil ..." senyum jahil itu tergambar di wajah tampan Off. Gun membelalakkan matanya. Kepalanya kembali memutar peristiwa yang terjadi kemarin malam dan tiba-tiba saja wajahnya terasa panas. Gun hendak berbalik, saat Off memegang pundaknya.

"Eit ...! Sepagi ini dan wajahmu sudah semerah itu. Apa aku terlalu tampan untuk kau tangani di pagi hari?" Off menaik turunkan alisnya jahil.

"Terlalu tampan My Ass!" seloroh Gun sambil melotot.

Off membelalakkan matanya. Dengan gesit ia sudah berada di atas Gun, memperangkapnya, dan menekan kedua tangan Gun ke tempat tidur, di samping kiri kanan kepalanya.

"Phi Off!!" Gun berteriak kaget, ia tidak siap dengan serangan telak di pagi hari ini. Apalagi dengan hatinya yang berdebar-debar tak karuan karena keusilan Off.

"Apa kau tidak pernah diajari sopan santun untuk berbicara dengan orang yang lebih tua?" Off mendekatkan wajahnya.

"Mai! Lepaskan ...." bentak Gun, meronta mencoba melepaskan dirinya.

"Ohh ... pantas saja, mungkin mulut kotormu ini perlu diberi pelajaran." Mata Off terpaku pada bibir merah Gun yang masih sedikit bengkak karena semua lumatan dan gigitannya semalam.

"Phi Off..... kalau kau tidak melepaskanku, aku akan menendang bokongmu!" ancam Gun.

"Coba saja kalau kau berani!" tantang Off. Suaranya pelan dan penuh nafsu sementara matanya masih terpaku pada bibir Gun yang hanya beberapa centimeter dari bibirnya.

Off membuka mulutnya bersiap mencicipi bibir Gun lagi untuk pertama kalinya di pagi hari ini.

"Buk!"

"Awww ....." Off mengerang memegangi pangkal pahanya. Gun menendang bagian bawah Off dengan lututnya. Off tumbang dengan telak ke samping dan Gun dengan sigap melepaskan dirinya.

"Aiiisshhh ...." Gun kembali terduduk di tempat tidur. Sengatan perih tiba-tiba menyerang bagian belakangnya.

"Setan kecil .....!" Off urung merutuk saat melihat Gun meringis menahan sakit, menggigit bibir bawahnya.

"Gun ..., kau tidak apa-apa?" Off menggapai tangan Gun. Gun tidak menjawab, alih-alih mukanya semakin merah padam, mengingat kejadian dibalik perih yang ia derita. Tiga ronde di malam pertamanya! Sialan Off Jumpol benar-benar merusaknya.

"Masih sakit ...?" tanya Of sambil mengulurkan tangannya menyentuh lutut Gun, rasa khawatir terlihat di matanya.

"Mai!" Gun menepis tangan Off.

"Kau pikir aku anak perempuan?!" Bentak Gun. Mencoba menahan sakit dan beranjak dari tempat tidur. Off hanya tersenyum, melihat kekasihnya itu tersipu malu. Off kembali berbaring di tempat tidur yang kini ia tempati sendiri, menekuk kedua tangannya di balik kepalanya. Gun memutari tempat tidur untuk menuju kamar mandi.

"Bukan anak perempuan sih, .... tapi desahanmu lebih imut dan menggairahkan daripada anak perempuan manapun!"

"Phi Off!!" Gun membelalakkan matanya tak percaya dengan pendengarannya. Diraihnya sebuah bantal dan di pukulkannya pada laki-laki itu. Off tertawa terbahak-bahak sambil menepis tinju yang dilancarkan Gun bertubi-tubi kearahnya.

"Ampun ... ampun...ahahhaha ..."

"Awas saja kalau bicara seperti itu lagi! Aku akan meninju mulut busukmu itu!" Gun beranjak dari tempat tidur dengan kesal meninggalkan Off Jumpol yang masih terkikik senang.

Namun baru dua langkah dari tempat tidur, Gun menghentikan langkahnya. Ia membelalakkan matanya melihat pantulan dirinya di depan cermin. Tubuhnya dipenuhi cupang kemerahan dan bekas gigitan.

"Phi Off!!!" Gun berbalik dan mendelik pada laki-laki itu sambil memegangi lehernya yang dihiasi warna ungu gelap di sana sini.

"Aww ..... jangan salahkan aku! Kalau kau tidak terus-terusan mengerang sambil memanggil-manggil namaku seperti itu, aku juga tidak akan se-agressive itu untuk menandai sekujur tubuhmu." Jawab Off sambil memasang muka 'bukan salahku, enak saja'.

"Arhhh .... Aku akan membunuhmu!" Gun kembali melompat ke tempat tidur yang disambut Off dengan kedua tangan terbuka lebar dan gelak tawa.

>>>>>

Gun meletakkan tas jinjing yang sudah dikosongkannya itu di atas lemari kayu yang berada di sebelah tempat tidur. Ia hanya membawa beberapa pasang baju yang masih tersisa di lemarinya. Tidak lupa ia membawa serta uang tabungannya yang tersimpan rapi di kaleng biscuit di bawah tempat tidurnya. Gun tidak ingin bergantung pada Off.

Mereka berpamitan pada ibu chef yang telah berjasa membocorkan perjalanan Gun kepada Newie. Phi Jane tidak terlihat dari pagi, jadi Gun hanya menitipkan pesan pada penjaga rumah agar Phi Jane tidak perlu khawatir, karena Gun akan baik-baik saja bersama Off.

"Gunjaa .... Aku membelikanmu ice cream!" seru Off yang baru datang dari membeli makan siang untuk mereka. Gun tersenyum, lalu mereka pergi ke atap rumah untuk makan siang.

"Gungun!!!!" New berlari menghampirinya dan memeluknya saat Gun muncul di ambang pintu. Gun terkejut melihat New, Earth dan Sing sudah berada di atap menyambutnya.

"Kau tahu aku sangat terkejut saat ibu chef mengirim kabar kalau kau akan ke Amerika!! Dan si bodoh ini malah tidak bisa dihubungi!!!" seru New sambil mendelik pada Off.

"Tapi aku berhasil membawanya kembali khan ..." ujar Off sambil melepaskan pelukan New dari Gun.

"Eer... eerr ...." New memanyunkan mulutnya melihat Off yang merangkulkan tangannya pada di pundak Gun.

"Gun .... Entahlah apa kau mengambil pilihan yang tepat dengan memilih bajingan posesif ini dibandingkan Tay tawan" cibir New. Gun hanya tersenyum. Namun Off menangkat sesirat kesedihan di mata Gun saat New menyebut nama Tay Tawan.

"AAhhh ... ayoo kita makaan!!" seru Off mulai beranjak sambil meraih tangan Gun.

"Yohooo Guuun!! Aku bawakan bir juga ..." teriak Sing.

"Memangnya siapa yang mengundangmu kemari" sergah Off

"Tentu saja aku mengundang diriku sendiri, hahahaha" keempat sahabat itu tertawa dan saling membalas. Seulas senyum terukir di wajah Gun.

"Toosss ....untuk awal yang baru!!" seru Sing sambil mengangkat kaleng birnya diikuti New dan Earth.

"Hhh .... Bagaiman mungkin kita minum-minum di siang hari di hari Senin." Ujar New sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Off memberikan botol minuman kemasan pada Gun. Minuman kemasan yang membawa Gun ke dalam hidupnya.

"Untuk awal yang baru?" ujar Off. Gun tersenyum. Di raihnya minuman buah itu dari tangan Off, dan menegak isinya.

'Mnn ..... untuk awal yang baru ...'


a/n and yessss it ends here >.<  The New begining itu nantinya ada di buku kedua, supaya anda tidak lelah menunggu drama ini. hahahahaha semogaaa teman-teman senang dengan cerita part 1 My Little Devil ini. mohon maaf kalau sempat lama updatenya. i will do better in the next book. terima kasih untuk vote dan comment nya :) 


My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang