10.

994 128 3
                                    

"Off ..." New berlari kecil menghampiri Off yang duduk di atas sepeda motor Trump, hadiah dari almarhum kakeknya. Mungkin keluarga Off memang terlihat sederhana, namun kakeknya adalah orang yang cukup berada. Ibunya memilih untuk menikah dengan ayahnya dan dibenci oleh seluruh anggota keluarganya, sehingga memilih untuk hidup sederhana di kota kecil ini. Saat berusia 4 tahun, Off diajak menemui kakeknya oleh ibunya, dan saat itu ia dibonceng oleh sang kakek untuk berputar-putar di halaman. Kakeknya berjanji saat Off sudah besar, ia akan di hadiahi sepeda motor tersebut. Maka disitulah 'Thrumphy' berakhir di parkiran khusus di belakang toko, menjadi satu-satunya barang paling mahal di rumah itu.

Off tidak sering mengendarainya. Ia tau Mae mungkin akan sedih karena teringat kakeknya. Kadang-kadang saja kalau ada kencan dengan gadis pujaannya atau kalai ada acara special. Hari ni special.

"Woaaa, apakah hari ini aku akan di bonceng Thrumphy?" tanya New mengulas senyum lebar. Ia tau, tidak biasanya Off membonceng teman dengan motor kesayangannya itu.

"Er ..." jawab Off singkat sambil menyerahkan helm kepadan New.

"Bukan hanya berbaik hati mengantarkanku, kau bahkan mengeluarkan Thrumphy dari kandangnya! Kupikir kau akan mengantarkanku dengan mobil butut ayahmu." Seloroh New sambil mengenakan helmnya.

"Aku bisa berubah pikiran sekarang juga"

"Er ... er... er.... Ayo .." Off segera melompat ke boncengan Off, dan memeluk pinnggang Off untuk berpegangan.

"Lepaskan tanganmu atau aku akan menyikut perutmu!" seru Off sambil mulai menstater motornya.

"Oii..... aku khan kencanmu hari ini" seru New.

"Aww....!" New mendesis saat Off menyikut perut New untuk melepaskan pelukannya. Ia pun melepaskan pelukannya dan berpegangan pada pundak Off.

Motor itu mulai melaju pelan membelah kota, meninggalkan area kampus yang ramai oleh mahasiswa yang datang dan pergi.

Tujuan mereka adalah sebuah mansion putih di atas bukit. Perjalanan kesana menempuh waktu sekitar 40 menit. Hari ini motor New bermasalah. Tadinya ia mau menyeba uber namun Off menawarkan untuk mengantarnya. Tumben sekali, pikir New. Biasanya Off tidak akan mau repot-repot.

Mansion itu berada di kompleks elit daerah perbukitan. Setiap rumah memiliki pelataran lebar sehingga tidak berhadapan langsung dengan aspal jalan. Namun sebutan pelataran lebar sepertinya agak meng-underestimate mansion ini. Seorang security membukakan pintu gerbang besar yang merupakan satu-satunya akses masuk ke mansion itu. Jalan paving mengular dari pintu gerbang ke sebuah bagunan utama berwarna putih yang menjulang. Dua lantai, tidak terlau besar namun terlihat gagah dan elegan. Off menghentikan motornya di ujung jalan paving itu, tidak begitu jauh dari pintu masuk rumah. New turun dari boncengannya.

"Khab kun karb Off." Newie segera melepaskan helmnya.

"Er .." jawab Off menganggukkan kepalanya.

"Muridmu sepertinya dari keluarga yang sangat berada."

"Er ... bayangkan rumah sebesar ini hanya ditinggalinya sendiri" Off mengangkat kedua alisnya, takjub dengan informasi yang baru saja disampaikan New.

"Dan kau bilang dia umur berapa?"

"Ehm ... mungkin 19 tahun. Seharusnya dia sudah mulai tingkat satu di bangku kuliah. Tapi sepertinya ia tidak langsung melanjutkan kuliah tahun ini."

"Oi ... lalu kenapa kau menjadi guru tutornya?"

"Karena aku mengajarinya persiapan ujian masuk kuliah." New memberikan helmnya pada Off.

"Oke aku masuk dulu ya, terima kasih. Aku nanti akan naik taxi saja pulangnya." New berkata sambil melambaikan tangannya. Off menganggukkan kepalanya.

New segera menghilang di balik pintu, saat seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuknya.

Off melihat keselilingnya.

'Rumah sebesar dan seluas in hanya untuk seorang anak berumur 19 tahun? Kau pasti seorang pembuat masalah Nong' Off menggeleng-gelengkan kepalanya dan mulai menstater sepeda motornya.

Off baru saja mengucapkan terima kasih pada security yang membukakan gerbang depan, saat ponselnya bergetar. Off mematikan mesin motornya dan mengambil ponselnya. New.

"Halo New ..."

"Off ...!! Apa kau sudah di jalan?"

"Baru mau keluar gerbang"

"Ahh untunglah ...! Off bisakah kau kembali sebentar. Please"

"Kenapa?"

"Aku lupa membawa dompetku! Khan tidak mungkin aku meminjam uang pada Nong."

"Err....err ...."

"Khab Kun karb." New memutuskan telepon dengan riang. Off kembalimemutar motornya untuk menuju rumah utama. Dari jauh ia sudah melihat New berdiri di depan rumah.

Off mengghentikan motornya di depan Newie.

"Ai Off ...maaf merepotkan." Newie menghampirnya dengan cecengiran.

"Err ... 1000 bath cukup?" Off mengambil dompetnya dari tas selempangnya.

"Cukup, Sugar Daddy" jawab New sambil berlagak imut, menengadahkan tangannya di depan Off. Off berlagak akan memukul kepala New, namun segera ditangkis oleh laki-laki berkulit putih itu. Kedua sahabat itu tertawa.

"Swaadee Phi New ..." gurauan kedua sahabat itu terhenti saat sosok mungil muncul di ambang pintu. Off dan New menoleh kepada arah suara itu.

"Swadee Nong .." jawab New sambil melambaikan tanganya. Kemudian ia berbalik kembali menghadap Off untuk mengambil uangnya.

"Err ...Off , aku akan segera memulai kelas dengan Nong. Sini uangnya" seru New sambil meminta uang yang masih berada di tangan Off yang seakan tertegun melihat sosok mungil di ambang pintu itu.

Anak itu memakai celana jins longgar, dengan kemeja oversize lengan panjang yang di kancingkan sampai kancing teratas menutupi lehernya. Yang lebih kocak lagi adalah ia memakai kacamata dengan frame besar yang terlihat lucu (atau imut) di wajahnya. Rambutnya disisir rapi menutupi dahinya.

Memang, dia terlihat 180 derajat berbeda dengan setan kecil yang sudha mengusik malam-malamnya beberapa hari ini. Tapi Off yakin 100% kalau anak itu adalah Gun Atthapan.

Off menatap Gun tajam, sementara Gun hanya meliriknya sekejap dan langsung melengos melihat kearah lain, seakan tidak mengenali Off.

'Kurang ajar. Pura-pura tidak kenal?' batin Off.

"Off ..." Karena tidak mendapatkan respon, New mencoba megambil lembaran uang itu langsung dari tangan Off. Namun Off menariknya kembali.

"Lhoo ...?" tanya New bingung.

"Setelah kupikir-pikir, .... Aku akan menunggumu sampai kau selesei."

"Hah ...?" seru New terkejut.

My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang