13.

1K 123 6
                                    


Off sedang berdiri di depan toko, menunggu Mae yang sedang meninjau ulang cacatan barang belanjaan yang harus di beli Off dari pasar untuk stok selama seminggu ke depan. Tidak bisa dipungkiri jika beberapa minggu ini penjualan tokonya semakin meningkat. Selain di karenakan tata leatak toko yang dirubah, jenis barang yang dijual juga semakin bervariasi, sehingga semakin banyak pembeli yang tertarik untuk berbelanja di toko Mae.

Penjualan malam hari juga sedikit banyak sudah mulai meningkat, oleh karena itu Off melanjutkan shift malamnya sampai jam 2 pagi. Lalu Mae akan membuka toko pada jam 5 pagi. Ia tidak membuka toko sampai pagi karena antara jam 2 sampai jam 5 tidak ada pembelian yang significant.

Sudah seminggu berlalu dari malam saat Off membuat perjanjian dengan Gun. Dan sampai hari ini Gun belum pernah menampakkan batang hidungnya sedikitpun.

'Ahhh .... Mungkin aku tidak seharusnya memberikan foto itu di awal.' Sesal Off.

"Off, ..." Panggil Mae yang berjalan menghampirinya dengan sebuah kertas catatan besar. Off menerimanya.

"Au banyak sekali belanjaannya?"

"Kau lupa kalau minggu depan ada festival Songkran?! Tentu saja orang-orang akan berbelanja lebih banyak."

"Ohh ...." Off mengagguk-anggukkan kepalanya.

"Kau yakin bisa pergi belanja sendiri?" tanya Mae.

"Mae ... sejak kapan kau mengkhawatirkanku? Biasanya kau selalu paling semangat menyuruhku melakukan ini itu!" goda Off.

"Sejak kau suka melamun dan senyum senyum sendiri seperti orang gila!" Sergah Mae.

"Aauuu..!"

"Er... kau pikir aku tidak tau?! Apa? Apa yang kau sembunyikan dariku? Apa kau sudah mulai memiliki kekasih?!" seloroh Mae.

"Oi ... kepo sekali Mae! Sudah aku pergi dulu..." Off segera beranjak meninggalkan Mae menyusuri gang depan rumahnya. Mobil box butut itu sudah ia parkir di pinggir jalan besar.

Karena mobil tidak bisa masuk ke Gang, Por membayar parkir permanen di pinggir jalan besar untuk memarkir mobilnya. Ia hanya perlu menutupinya dengan kain agar tidak terpapar terik matahari dan hujan badai.

Off membuka kain penutup mobil sambil bersenandung kecil. Jam 7 pagi dan jalanan sudha ramai sekali. Orang-orang pulang jogging atau sekedar berjalan-jalan bersama keluarga di hari minggu. Kebanyakan adalah orang-orang yang pegi ke pasar minggu untuk berbelanja kebutuhan mingguan atau sekedar berbelanja hal-hal yang tidak dibutuhkannya. Pim sudah pergi sejak jam 6 pagi bersama teman-temannya. Anak muda jaman sekarang memang tidak bisa diandalkan untuk membantu di rumah.

Off membenarkan kaca spion depan, dan mengambil kesempatan untuk membenarkan rambutnya yang sesungguhnya tidak perlu di benarkan. Ia menggunakan kacamata hitam untuk melindunginya dari pantulan silau aspal.

Off sudah menstater mobilnya dan hendak menekan pedal gas saat sosok kecil berdiri di samping pintu penumpang. Gun Atthapan.

"Awww ..." Off menoleh dan memandang anak laki-laki yang terlihat gugup itu.

Off mengulurkan tangannya, menekan tombol di pintu penumpang untuk membuka kaca jendela. Gun melihat ke dalam mobil namun tidak sedikitpun memandang ke Off.

"Pagi Nong Gun ..." sapa Off menggodanya. Gun tidak menjawab. Ia membuang pandangannya ke jalan raya sambil mengernyitkan matanya yang silau. Off tersenyum.

"Apa kamu mau membantuku berbelanja?" tanya Off kemudian.

Gun menoleh dan mencoba memandang Off. Ia mengigit bibir bawahnya dan mengangguk pelan.

My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang