22.

907 124 14
                                    

Gun membuka matanya perlahan. Langit biru dnegan awan putih bergelantungan di atas kepalanya. Silau. Gun bangkit dan terduduk di meja kayu tempatnya tertidur. Ia pikir ia akan menemukan Off di apartemen ini. Namun setelah menunggu 30 menit di depan pintu masuk, Off tidak kunjung muncul. Untung ada seorang penghuni apartement yang baru saja pulang dari pasar sehingga gun bisa ikut menyelinap masuk ke gedung itu, mengatakan kalau kuncinya tertinggal.

Gun menaiki tanggal ke lantai lima karena ia tidak memiliki akses ke lift yang harus menggunakan kunci untuk bisa mengakses setiap lantai.

Pintu apartemen itu dikunci. Jadi Gun pergi ke atap. Ia terkejut melihat bagian atap yang dihiasi tanaman dan lampu-lampu. Selain itu, secara umum bagian atap itu kini terlihat bersih dan tertata, bahkan ada meja kursi disana.

Gun mengecek stroking listrik di dekat lampu-lampu untuk mencharge ponselnya. Namun sepertinya listriknya belum di nyalakan. Entah darimana sambungan utamanya. Maka Gun memutuskan untuk menunggu Off disana. Hari itu tidak terlalu panas, dan angin sepoi-sepoi yang bertiup lembut membuatnya mengantuk. Gun memutuskan untuk rebahan di atas meja kayu yang cukup lebar untuknya, dan ia pun tertidur.

Dilihatnya jam tangan rolex Disney Limited Edition hadiah dari Tay pada ulang tahunnya yang ke 17. Pukul tiga. Pantas saja perutnya lapar.

>>>

Off berjalan gontai menaiki anak tangga menuju apartemennya. Ia tidak ingin pulang ke rumah, ia tidak ingin menghadapi Mae dan hari ini ia tida ingin menjaga toko.

Off membuka pintu apartemennya, berjalan malas menuju tempat tidurnya dan mengehmpaskan tubuhnya di atas kasur spring bed empuk itu. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia sudah mendapatkan list penerbangan ke Amerika. Langkah selanjutnya adalah mengecek ke semua hotel berbintang di dekat bandara jika ada nama Tay tawan dan Gun Attaphan terdaftar sebagai tamunya. Untuk itu ia akan membutuhkan pertolongan teman-temannya. Maka sekarang ia harus mencharge ponselnya.

Off menutup matanya. Lelah. Tapi ia tidak mau membuang waktu. Off bangkit dan mencharge ponselnya. Ia melihat tempat tidurnya yang polos tanpa sprei. Off ingat ia mencuci sprei putih itu dan sedang menjemurnya saat New datang membawa kabar mengejutkan tadi.

'Mungkin sprei nya sudah kering' pikirnya dan mulai beranjak menuju atap.

Off membuka pintu besi itu. Tali jemuran itu di pasang di sisi kanan area atap. Sengaja ia menata meja kursi kayu itu di dekat tali jemuran, sehingga dilain waktu ia bisa menggantung kain-kain untuk acara makan malam atau pesta sederhana di atap.

Off berjalan perlahan menuju area jemuran. Angin sore bertiup semilir membelai rambutnya perlahan. Off menyisir rambutnya dengan jemari tangan kanannya. Ia berhenti saat melihat sosok seseorang dibalik sprei putih yang berkibar-kibar pelan tertiup angin. Off memiringkan kepalanya menunggu si orang asing yang mungkin baru saja duduk duduk di meja kursi miliknya.

"Gun ..." Off terperangah melihat sosok mungil itu muncul dari balik kain putih itu. Seperti dalam adegan slow motion Gun juga berhenti melihat Off yang berjarak kurang dari sepuluh langkah darinya.

"Phi Off ..." sekonyong-konyong Off berlari dan memeluk Gun erat. Lebih dari tiga jam lamanya ia mencari-cari Gun di seluruh bandara dengan pikiran kacau balau. Dan ternyata anak itu menunggunya di sini. Di rumahnya.

"Phi ...." Gun melingkarkan kedua tangannya di punggung Off.

" ...." Off tidak mampu berkata-kata, baru saja ia berpikir kalau ia akan kehilangan Gun, dan mendapati Gun di pelukannya saat ini seperti sebuah mimpi baginya.

"Phi Off ..."

"...." Off melonggarkan pelukkannya. Ditanggupkannya kedua tangannya pada wajah manis di depannya. Diusapnya lembut pipi Gun dengan jemarinya. Matanya memandang sayu pada mata bulat hitam di hadapannnya.

"Phi Off, aku menunggumu dari tadi, kau darimana lama sekali, aku sampai tertidur ..." ujar Gun sambil memanyunkan bibirnya.

"Mnn ...." Off tersenyum mendengar seloroh Gun.

'Apa anak ini tidak tau betapa kalapnya aku mencarinya di bandara sampai seperti orang gila?!' pikirnya. Masih menangkupkan kedua tangannya di wajah itu, Off berkata lirih.

"Terima kasih Gun ..." Off mencondongkan tubuhnya, dan mengecup bibir Gun lembut. Kecupan itu hanya berlangsung kurang dari lima detik saat Off kembali merengkuh Gun dalam pelukannya. Gun yang tersipu malu hanya bisa diam dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Off.

"Gun ..."

"Mnn ...?"

"Apa kau suka taman mini ini?"

"Mnnn ...suka ...." Jawab Gun lirih sambil mempererat pelukannya.

"Kalau begitu tinggallah disini bersamaku."



a/n aaawwwwww very short chapter!!! but i love this chapter. Finally OffGun bersatu dudududu. Ngebayangin Off meluk Gun di atap apartement, di sore hari yang asri dengan angin sepoy2, uuughhh, my delulu mind goes wild saudara saudara. hhhh..... anyway i hope you like this short chapter. please leave come comment yaa, get ready for some mature content in the next chapter hiihiihiihi. 

My Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang