WELCOME BACK!
ENJOY!
***
"Siang mbak Eva!" sapa Karin,ketika melihat Eva sedang membenarkan bulu mata palsunya di cermin dekat ruangan Leo.
Ya,Karin datang tepat waktu dihari pertamanya bekerja.
Eva tidak membalas sapaan Karin,lalu mengernyitkan dahinya. "Ngapain kamu kesini lagi?" Tanya Eva sewot.
Karin tersenyum tipis. "Kerja mbak," Jawab Karin
"Kerja? Kamu kan baru diterima tadi pagi,kok udah kerja aja?" Tanya Eva tak percaya.
Eva mengangkat bahunya lalu menggeleng. "Saya nggak tau,mbak,"
"Mungkin kamu salah informasi," Ujar Eva masih belum percaya
"Tidak. Saya yang menyuruhnya bekerja hari ini. Ada yang salah?" Suara bariton tersebut membuat dua perempuan berbeda generasi itu, menolehkan kepala kearah sumber suara.
"Pak Leo?" ucap Eva sambil tersenyum genit.
Leo hanya melirik Eva sebentar,lalu menoleh kearah Karin. "Karin,ikut saya keruangan!" Ujarnya,lalu melangkah masuk keuangannya.
"Baik pak. Saya permisi,mbak." Ujar Karin,sambil mengangguk dan sempat pamit kepada Eva yang terlihat menghentakkan kakinya beberapa kali.
Tanpa disuruh, Karin sudah duduk dikursi depan meja Leo,lalu melipat tangannya keatas meja. Seperti anak SD saja.
"Karin,tugas kamu bukan hanya sebagai sekertaris saja,tapi juga asisten saya. Kamu tidak keberatan kan?" Tanya Leo
Karin tampak berpikir sejenak. "Ya. Yang penting ada gajinya." Jawab Karin,yang membuat Leo tersenyum kecil.
"Astaga! Senyumnya ngalahin senyuman maut Cha Eun woo." Batin Karin
"Tentu akan saya gaji." Ucap Leo, sambil memandang lucu wajah Karin. Sedangkan yang dipandang hanya memperlihatkan wajah polosnya.
"Kalau boleh tau,berapa ya pak?" Tanya Karin yang mulai kepo.
"Apanya yang berapa?" Tanya Leo balik,yang sedang terlihat menandatangani berkas.
Karin menghela nafasnya. "Gaji saya berapa,pak?" Jawab Karin
"Oh,itu cukup buat bayar keperluan kamu. Tenang saja." Ucapnya seraya menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Karin
"Buat apa pak,ini?" Tanya Karin
"Kamu suruh bagian kasir nomor 2,buat tanda tangani berkasnya. Ini tugas pertama kamu."
"Oke." Jawab Karin,lalu berdiri dan melangkahkan kakinya keluar ruangan Leo. Karin melangkah kearah kasir nomor 2,ternyata orang yang menjaga bagian kasir nomor 2 adalah laki-laki,yang tidak diketahui namanya oleh Karin.
"Permisi,mas!" Ucap Karin,yang mampu mengagetkan mas-mas penjaga kasir yang sedang melamun tersebut.
"Eh! Kaget,mbak!" Ujar lelaki itu,seraya mengusap-usap dadanya.
Karin terkekeh. "Ini mas,disuruh pak Leo,buat tanda tangan," Ujarnya lalu menyodorkan lembaran kertas beserta polpen ke mas-mas penjaga kasir.
"Mbak adiknya Pak Leo? Setau saya, pak Leo nggak punya adik," Tanya mas-mas penjaga kasir nomor 2.
"Ha? Bukan! Saya sekertaris baru pak Leo,mas. Nama saya Karin." Ucap Karin,sambil tersenyum ramah.
"Oh,Saya baru tau. Ngomong-ngomong,jangan panggil saya mas,panggil saya Aden aja,mbak!"
"Emmm,gimana kalau saya tambahin embel-embel,mas. Biar enak gitu."
"Memangnya kamu umur berapa,sih?" Tanya Aden balik
"Masih kecil mas. Masih kuliah!" Ujar Karin sambil terkekeh.
"Kirain udah lulus kamu." Jawab Aden ikut tertawa.
"Belom mas. Beruntung juga bisa keterima disini,walaupun saya belum lulus." Ucap Karin
"Hebat ya! Pasti kamu berprestasi." Tebak Aden.
"Enggak juga kok,mas. Nilai saya aja ada yang rata-rata juga. Ih kok jadi ngobrol sih mas? Ini,nanti pak Leo marah kalau kelamaan!" Ujar Karin sambil tertawa kecil.
"Iya-iya. Kamu cerewet juga ya ternyata!" Jawab Aden,lalu terkekeh.
Setelah Aden selesai menandatangani berkas-berkas tadi,Karin kembali keruangan Leo.
Saat masuk keruangan Leo,ia melihat bosnya itu sedang berbicara dengan seseorang di telpon.
"Udah pak, Ini" ucap Karin ketika merasa Leo sudah selesai berbicara di teleponnya.
"Terima kasih,Karin." Ucapnya Sambil tersenyum simpul.
"Iya pak."
"Kamu bisa buat milk tea,Karin?" Tanya Leo setelah mengirimkan email kepada salah satu rekan kerjanya.
"Ya,bisa pak."
"Kamu bisa buatin untuk saya? Saya merasa haus,jadi tambahkan es batu," Perintah Leo,yang hanya dianguki oleh Karin
"Dapurnya mana?" Tanya Karin,celingukan mencari keberadaan dapur.
"Pintu warna coklat samping lemari,Karina. Tolong es batunya kamu banyakin!" Ucapnya tanpa menoleh sedikitpun kearah Karin,Karena sibuk dengan ponselnya.
"Ya pak."
Beberapa menit kemudian,milk tea buatan Karin sudah siap. Ia meletakkan minuman itu ke atas meja Leo yang tidak tertutupi kertas.
"Ini pak. Dijamin enak!" Ujar Karin sambil tersenyum.
"Saya coba dulu."
Karin melihat Leo meneguk sekali minuman buatannya,lalu meneguknya lagi berkali-kali.
"Seenak itukah,minuman yang gue buat?" Batin Karin,tidak percaya. Ini sebenarnya Leo haus,atau minuman Karin rasanya enak?
"Hmm,buatan kamu enak." Puji Leo,sambil mengelap bekas minuman yang masih menempel di sekitar mulutnya.
"Makasih,pak." Ujar Karin senang.
"Buatkan lagi ya,Kar! Taruh juga di botol saya! Sepertinya saya ketagihan" ujarnya sambil terkekeh,menatap Karin
"Iya pak. Saya buatkan secepatnya!" Jawab Karin,yang masih tak percaya,bahwa bosnya menyukai milk tea buatannya. Karina berpikir,apakah dia merupakan keturunan seorang penjual milk tea?
Atau, jangan-jangan,mama atau papanya dulu pernah jualan milk tea?
Karin menggelengkan kepalanya,bodo amat.
"Ada apa,Karin? Kamu pusing?" Tanya Leo yang melihat Karin menggelengkan kepala.
"Eh? Nggak,pak. Tadi mata saya mendadak Burem!" Ujar Karin,tentu saja bohong.
"Burem? Mungkin kamu kelelahan. Kalau kamu mau,kamu boleh buat milk tea,atau kopi mungkin?" Tawar Leo
"Nggak usah,pak. Saya nggak suka kopi."
"Oh,kalau gitu,kamu buat milk tea saja buat saya sama kamu."
"Ya pak. Saya buatkan sekarang." Ucap Karin tersenyum,dan dibalas senyum mempesona dari Leo.
"Ya Ampun,gue bisa jantungan lama-lama! Semoga aja gue betah kerja disini. Bisa meleleh setiap hari liat pak Leo senyum." Gumam Karin setelah menutup pintu dapur,dan memegangi dadanya yang berdetak cepat.
***
210520
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Leo Nyebelin! (Selesai)
Romance"Jangan lupa, besok kamu harus kerja. Jadi istri Leo harus kerja keras," ucap Leo tersenyum. Ia menepuk-nepuk pelan kepala Karin. Karin menundukkan kepalanya,malu. "Iya." "Besok habis kerja, ada jadwal nggak?" tanya Leo, seakan merasa tak bersalah t...