Always enjoy and fighting!!
Kalau ada typo,di comment ya.***
"Karin, sebelum gue nikah,gue mau minta maaf sama lo lagi. Gue harap,setelah ini,semua bisa berjalan normal. Gue minta maaf banget sama lo,Kar."
Karin tersenyum lalu mengangguk. Ia sudah bertekad untuk ikhlas. Dan tentunya,Hava siap siaga disampingnya. Takut jika Karin tiba-tiba pingsan.
"Gue udah maafin lo kok. Jadi,nggak usah khawatir. Lo harus bahagia di hari pernikahan lo ini,"
Lina menyeka air matanya yang mulai mengalir di pipi. "Gue bersyukur banget punya sahabat kayak lo, Kar." ucapnya,lalu memeluk erat Karin.
"Lo tenang aja. Apapun yang terjadi,gue tetep bakalan jadi sahabat lo," ucapnya tulus.
"Makasih banyak, Kar."
Karin mengangguk,lalu melepaskan pelukannya. "Udah ya,jangan nangis. Yuk,kita ke bawah! Semuanya udah nungguin,"
Karin lalu menuntun Lina keluar kamar menuju lantai bawah,dan pergi menuju gedung pernikahan.
Sampai di lantai bawah,kakak perempuan Karin ganti menuntun Lina menuju mobil yang akan membawanya menuju gedung pernikahan.
"Kamu tidak apa-apa kan,Kar?"
Karin menolehkan kepalanya. "Eh? Nggak apa-apa kok,pak. Saya udah mulai terbiasa kayaknya," ujarnya, sambil terkekeh.
Leo mengangguk. "Mau ke gedung pernikahan bareng saya?" tawarnya.
"Kalau nggak sama Pak Leo,lalu saya mau naik ojol gitu?" tanya Karin,mulai sewot.
Leo terkekeh kecil. "Saya hanya memastikan. Ya udah,yuk!"
Akhirnya mereka berdua,menikah.
Ya enggak lah. Akhirnya,mereka berdua berangkat menuju gedung pernikahan Lina dan Edo.
Mobil yang mengantar pengantin perempuan,Lina,berada paling depan. Sedangkan mobil para pengiring,termasuk mobil yang dikendarai Leo dan Karin,ada di belakangnya.
Setelah sekitar 8 menit perjalanan,mereka sampai ditempat.
Lina segera dibawa menuju tempat pernikahan,diikuti keluarganya,juga Leo dan Karin.
"Sepertinya,kamu harus duduk di kursi bagian belakang,Karin." ujar Leo.
Karin hanya tersenyum. "Nggak usah,pak. Saya kuat kok,"
"Oh,ya? Saya tau,setelah mereka resmi menjadi suami istri,kamu pasti akan menangis." ejek Leo.
Karin memutar bola matanya. "Kalau saya nangis,ya tinggal cari senderan,"
Leo tersenyum jahil. "Cari senderan? Kamu ngode saya,ya?"
Karin berdecak mendengarnya. Kepedean banget sih,jadi orang? "Ih,ya enggak lah. Nanti kan ada orang spesial yang udah saya sewa buat jadi senderan saya," ujarnya sombong.
Leo mengangguk-anggukan kepalanya
"Oke kalau begitu. Ayo masuk!"
Karin dan Leo mulai memasuki gedung pernikahan yang sudah dihiasi dengan bunga-bunga di pintu masuk. Karena,sebelumnya belum ada hiasan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Leo Nyebelin! (Selesai)
Romance"Jangan lupa, besok kamu harus kerja. Jadi istri Leo harus kerja keras," ucap Leo tersenyum. Ia menepuk-nepuk pelan kepala Karin. Karin menundukkan kepalanya,malu. "Iya." "Besok habis kerja, ada jadwal nggak?" tanya Leo, seakan merasa tak bersalah t...