***
Hmm,seperti tau kalau kemarin Lina sedang dibicarakan Karina Dan Deden,eh hari ini dia telpon Karina dan menanyakan kabarnya.
Karin mencoba untuk menganggap hal ini biasa saja,dan melupakan kejadian yang masih terus berputar di otaknya,demi terlihat biasa saja saat berbicara dengan Lina.
"Halo Lina," Sapa Karin duluan.
"Karin,lo sibuk nggak?" Sahut Lina diseberang sana.
"Oh,gue habis pulang kuliah kok. Kenapa?"
"Lo Mau kerumah gue,nggak? Bantu gue,Kar."
Karina mengernyitkan dahinya. Karina jadi sedikit gelisah. Takutnya,Lina kenapa-kenapa.
"Lo nggak apa-apa kan,Lin?" tanya Karina,khawatir.
Karin dapat merasakan Lina tersenyum diseberang sana. "Nggak,kok. Cuma minta lo temenin,"
Karina bernapas lega. "Gue kira lo kenapa,"
"Kar,lo mau kan antar gue buat cari-cari inspirasi apartemen?"
"Boleh. Gue otw kesana. Lo tungguin!"
Kurang baik apalagi coba,si Karina?
Walaupun sahabatnya udah main dengan pacarnya dibelakangnya, tapi, Karina telah menganggap Lina sebagai saudaranya sendiri. Jadi,tidak mungkin Karina bisa membenci Lina.
Karina memakai cardigan berwarna merah hatinya,dengan paduan celana jeans biru terang,dan sepatu sneakers warna putihnya.
Seperti biasa,Karina hanya memakai sunscreen,sedikit bedak,dan liptin kesukaannya.
Ia mengeluarkan motornya,bersiap untuk berangkat,dan tak lupa ia mengunci pintu kosannya.
Sekitar 10 menit kemudian,sampailah Karin di rumah mewah,yang dulu sering ia kunjungi ini.
Tak lupa Karin menyapa dan sedikit mengobrol dengan satpam rumah Lina.
"Ya ampun,apikan banget yo,Mbak Karina kui. Masih ileng koncone,walaupun dirinya udah dilukai," ujar satpam tersebut,berbicara dengan bahasa Jawa,Setelah Karin melewatinya masuk menuju teras rumah Lina.
Karina menekan bel beberapa kali,baru lah muncul Lina yang terlihat agak berisi. Lebih tepatnya ia jadi semakin gendut.
"Karina!" Lina memeluk Karina erat.
Karina tersenyum simpul,lalu melepas pelukan Lina. "Jangan erat-erat,sesek nih,"
Lina tertawa. "Haha,maaf Kar."
"Lo jadi gendutan sekarang?" Tanya Karina sambil memegang pipi Lina.
"Iya nih,Kar. Bawaannya Pengen makan terus,"
"Semoga sehat ya,keponakan Gue." Karina tersenyum hangat kepada Lina.
Lina tersenyum simpul. Karina melihat ada kejanggalan dimata Lina. Tatapannya seperti menyiratkan kesedihan tersendiri dimatanya.
"Lo nggak ada masalah kan?" Tanya Karina.
"Duduk dulu yuk,Kar!"
Akhirnya Karina mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu Karina.
"Jadi,lo nggak mau cerita sama gue? Lo mau pendem sendiri masalah lo?" Tanya Karina lagi.
Lina hanya menunduk lalu mengangguk. "Maaf,Kar. Gue takut kalau gue cerita ke elo,nanti lo jadi terbebani."
Karin jadi tersentuh hatinya. Ia jadi ingat perkataan seorang dokter kandungan yang tidak sengaja ia lihat di TV,bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu stres.
"Nggak kok,Lin. Gue nggak terbebani sama sekali. Malahan,Kalau lo nggak cerita,trus nantinya ada apa-apa, itu malah yang buat gue terbebani," ujar Karin.
Lina mengangguk. "Makasih ya,Kar."
Karin tersenyum. "Udah deh,nggak usah sedih lagi. Kasihan ponakan gue ikutan sedih,"
"Kar, kok gue mules ya?"
Karina mencerna perkataan Lina. Ia mengingat-ingat apa yang dikatakan dokter di TV kemarin. Seketika wajah Karina pun menegang.
"Lo mau gue bawa kerumah sakit,Lin?" Tanya Karina khawatir.
"Ngapain ke rumah Sakit?" Tanya Lina,yang masih menahan rasa mulasnya.
"Perut lo,gue takut kenapa-kenapa,"
Karina hendak berdiri,namun Lina dengan cepat menjawab, "Nggak,Kar. Lo disini bentar ya? Gue mau BAB,udah nggak kuat."Lina berjalan cepat menuju kamar mandi sebelah dapur. Sedangkan Karin?
Sudah lemas duluan,saking syoknya.
Akhirnya,Karina memilih berbaring di sofa Karina.
"Gue yakin,nanti anak Lina Pasti calon Youtuber konten prank deh," ujar Karin.
"Oke ponakanku,tantemu ini it's okay,I'm fine,kok. Dasar calon ponakan tukang nge-prank!"
***
Double? Iya iya,mumpung free time, hahaha.
Ada typo comment ya!
Absen yuk! Comment aja:)
Terimakasih buat yang setia baca karya aku. Ya walaupun karya aku nggak bagus-bagus amat,haha.
Ily❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Leo Nyebelin! (Selesai)
Romance"Jangan lupa, besok kamu harus kerja. Jadi istri Leo harus kerja keras," ucap Leo tersenyum. Ia menepuk-nepuk pelan kepala Karin. Karin menundukkan kepalanya,malu. "Iya." "Besok habis kerja, ada jadwal nggak?" tanya Leo, seakan merasa tak bersalah t...