6. Kebongkar!

45.1K 3.9K 115
                                    

WELCOME BACK!

Terimakasih sudah membaca sampai part ini!

***

Hari ini Karin ingin menanyakan tentang kehamilan Lina. Ia butuh kepastian sahabatnya itu.

Karin menyusuri lorong kampus yang tampak sepi,karena hari sudah sore dan hanya ada beberapa orang yang masih tinggal dikelas atau di perpustakaan hanya sekedar untuk referensi mengerjakan tugas.

Lina dan Karin sebelumnya sudah membuat janji akan bertemu dikantin fakultas ekonomi. Bukan hanya makanannya enak-enak,namun juga letaknya strategis dan nyaman untuk sekedar ngobrol-ngobrol.

Sampai di belokan menuju kantin,Karin samar-samar mendengar suara dua orang yang sangat ia kenal.

Karin menajamkan pendengarannya.

"Lo harus tanggung jawab!" teriak seorang wanita

Karin mengernyitkan dahinya. "Lina? Apa dia lagi bicara sama orang yang buat dia hamil?" gumam Karin lirih

"Kok gue? Bisa aja itu orang lain kan?" jawab seorang pria.

Karin bingung sendiri. Ia bingung,ingin menghampiri Lina,tapi dia juga harus tau siapa lelaki itu.

"Jelas-jelas waktu pesta beberapa bulan yang lalu,gue barengan sama lo. itu elo! Cuma elo! Edo Nominto! Lo itu bapak dari anak yang gue kandung ini!" Teriak Lina yang terdengar jelas oleh Karin

Seperti ada geledek yang menyambar hati Karin. Seketika kaki Karin lemas. Tega-teganya sahabat dan pacarnya mengkhianati dirinya secara bersamaan.

Ia kira,sahabat dan pacarnya bisa membuat hari-harinya menyenangkan. Kenyataannya tidak sama sekali.

Karin mengacak-acak rambutnya yang terurai rapi.

Ia terduduk lemah dilantai. Mengasihani dirinya sendiri, yang terlalu bodoh tak pernah mengetahui fakta ini.

Karin memegangi dadanya yang terasa nyeri. "Hah,ini April mop kan?" gumamnya yang mencoba tidak percaya dengan ucapan Lina beberapa waktu lalu.

"Orang yang gue cintai ternyata selama ini udah berkhianat sama gue. Cinta mati gue,ternyata nggak ada balasannya?"

"Ahh.. sialan mereka!"

Karin menghela napasnya beberapa kali. Matanya terasa semakin perih,ketika ia menahan air matanya keluar. Tapi tetap saja air mata yang sedari tadi ia tahan,itu keluar menetes dengan derasnya.

"Mereka jahat,hiks.. gue emang bodoh! Bisa-bisanya mereka main dibelakang gue! Padahal gue udah percaya sama mereka berdua! Hiks.." ucap Karin sambil terisak.

"Gue harus samperin mereka. Gue butuh penjelasan," ucapnya mencoba tegar.

Karin menyeka air matanya dan melangkah menuju dua orang yang masih beradu argumen tersebut.

"Selama ini kalian pendem sendiri? Jadi,kalian nggak nganggap gue penting?" ucap Karin dingin,menatap dua manusia laknat didepannya.

Lina dan Edo gelagapan. Tampak rasa terkejut diwajah keduanya. Sudah bisa ditebak dari wajah pucat Lina,yang menandakan ia sedang ketakutan.

Ketika Lina mundur beberapa langkah,ingin pergi dari tempat itu, Karin yang sadar langsung mencekal tangannya.

"Lo mau kemana? Gue masih ada urusan sama lo. Lo juga," ujar Karin tajam,seraya menunjuk Lina dan Edo bergantian.

Edo memegang tangan Karin. "Sayang,nggak gitu! Ak---aku jelasin dulu,plis!"

"Nggak! Kalian berdua,jelasin sekarang disini. Gue nggak mau ada kebohongan lagi yang kalian buat!" ujar Karin

Karin melepaskan cengkraman tangan Edo di lengannya. "Lina,coba lo jelasin semuanya! Lo kan,sahabat terbaik gue,benarkan?" Karin tersenyum miris

"Ma-af,Kar. Kita nggak sengaja,kita khilaf! Em.. beneran Kar,itu kecelakaan!" Lina menunduk. Terlihat ia sedang menangis.

"Gue nggak tau itu kecelakaan, atau apa. Intinya gue udah kecewa sama kalian,"

Karin menatap Lina yang sudah bersimpuh dibawahnya dan tangan Lina memeluk kaki Karin. "Maafin gue,Kar. Gue emang nggak pantes hidup! Kalau lo mau,gue bisa hilangin bayi ini! Gue nggak mau kehilangan sahabat kayak elo! Gue mendingan kehilangan bayi ini daripada kehilangan orang-orang yang gue sayang!" ucap Lina,sambil terisak menangis

Karin menghela nafasnya,ia mencoba menahan tangisnya agar terlihat kuat didepan dua mahkluk yang sudah berbuat dosa besar ini.

Edo mengacak rambutnya frustasi. "Sayang,maafin aku,a--aku,aku nggak tau semua ini bakal terjadi,aku.. ahh... Maafin aku,Kar! Aku janji bakal buktiin ke kamu kalau aku bukan ayah dari bayi dia!"

"Nggak usah panggil gue sayang! Gue bukan pacar lo! Gue tau Lina,ya Edo. Lina nggak pernah berbuat kayak gini! Dan sekarang, gue tau sifat lama lo udah balik lagi. Sia-sia gue ngerubah sifat lo dulu. Hah,nyesel gue!"

"Tapi,Kar--"

Karin memotong ucapan Edo. "Kalian harus menikah,gue nggak bakal biarin bayi di perut Lina hidup tanpa ayah. Kalau kalian tetep nggak mau nikah,gue sendiri bakal bilang sama orang tua kalian!" tegas Karin

"Nggak bisa gitu sayang! Belum tentu aku ayah dari bayi itu!" ucap Edo mengelak.

"Gue nggak mau tau! Intinya lo berdua pernah main dibelakang gue,dan gue udah kecewa!"

Lina menggelengkan kepalanya. "Nggak usah Kar, gue bisa gugurin bayi ini! Gue nggak mau lihat bayi ini hidup dan elo merasa muak sama bayi ini!"

"Lo gila? Bayi ini nggak bersalah! Kalian berdua yang salah!" Teriak Karin

Karin menghela nafasnya "Gue udah nggak ada waktu,gue mau pergi! Kalau gue lihat kalian ingin gugurin bayi itu,gue bakalan panggil polisi biar kalian dipenjara sekalian!"

***

Hmmm,aku edit ulang. Kayaknya bahasa yang sebelumnya sedikit... Aneh.

Bos Leo Nyebelin! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang