19. Anjir!

26.9K 2.6K 276
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sesampainya di kantor,Karina sudah lemah,lesu,dan tak bertenaga. Pasalnya,di pernikahan teman Leo tadi,ia harus menahan malu sampai satu jam lamanya.

Mungkin kalian berpikir kalau yang meledek Leo tadi hanya,3 orang saja?

Tidak!

Sahabat-sahabat Leo yang lainnya mulai berdatangan dan ikut nimbrung membahas soal 'Leo yang mau nyusul nikah habis ini'.

Karin ingin menyalahkan Leo dalam hal ini,karena telah membuat temannya salah paham plus membuatnya malu. Tapi ia tidak bisa, karena tadi Leo sudah mencoba mengatakan kenyataan yang sebenarnya,tapi tetap saja sahabatnya tak percaya.

"Kamu lapar,Kar? Kok kelihatan lemes?" tanya Leo.

Mereka sekarang sedang diruangan Leo,untuk membahas tentang event bersama pak Burhan. Tentu saja,setelah ini mereka akan kedatangan tamu yaitu papa Leo.

"Nggak pak. Nggak apa-apa," ujar Karin.

"Nggak apa-apa? Pasti ada apa-apanya kan?" tebak Leo.

"Ah masa?"

"Ih bapak kok ngeyel?"

"Bapak,bapak. Saya bukan bapak kamu!" jawab Leo,ngegas.

"Udah deh pak,nggak usah mulai lagi! Udah lah,saya cari makan dulu!" ujar Karin,lalu meninggalkan ruangan Leo.

Leo melongo tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan. "Saya salah apa?"

***

"Jadi,kamu yang namanya Karina?"

Gugup. Itulah yang dirasakan Karina sekarang. Sama halnya dengan pertama kali melamar pekerjaan disini,tapi kali ini jantungnya terasa lebih cepat berdetak.

Kalian pasti tau lah,dia sedang kenapa?

"Iya,pak."

Seseorang yang dipanggil dengan sebutan pak oleh Karina pun menganggukan kepalanya. "Pasti sudah tau nama saya,kan?"

Karina menganggukan kepalanya. "Sudah pak,"

"Bagus. Biar saya perjelas nama saya. Karena,saya rasa anak saya belum mengenalkan secara lengkap kepada kamu." ucapnya.

"Benar pak." Sahut Karin.

"Nama saya Dirta Kamala,bisa dipanggil Dirta. Saya ayah dari Leo,sekaligus calon me---"

"Papa!" ucap Leo,yang memotong perkataan papanya.

"Kamu? Katanya sibuk,kok malah kesini?" tanya Dirta heran. Padahal,tadi anaknya ini izin ke dia ingin pergi ke perusahaan pak Burhan.

"Leo menggaruk kepala belakangnya. Itu,anu—nggak jadi. Hehe,"

"Kok nggak jadi,pak? Katanya penting?" sahut Karin,bertanya.

"Nanti aja. Kan bisa saya diskusikan lewat telepon," Ujar Leo santai.

Ayah Leo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kebiasaan kamu. Oh,ya Karina,"

"Ya,pak?" Jawab Karina.

"Bagaimana data perkembangan cafe selama dipegang anak saya? Apa ada penurunan?"

"Papa kenapa sih? Kan Aku bisa urus sendiri pa. Lagian kata papa,papa nggak bakalan ikut campur urusan ini lagi?" Protes Leo kepada papanya.

Sedangkan Dirta hanya melotot kepada putra tunggalnya itu,memberi isyarat agar dia diam.

"Maaf sebelumnya pak. Tapi saya hanya tau hasil penghasilan cafe bulan ini saja,karena saya baru kerja kurang dari 1 bulan disini,pak."

"Itupun belum gajian." tambah Karin,dalam hati.

"Oh,saya baru tau. Jadi,selama sebulan ini apa bagus?"

Karin menganggukan kepalanya. "Bagus,pak. Penghasilan setiap hari meningkat."

Dirta tersenyum senang mendengar ucapan Karin. "Oke. Ngomong-ngomong,kamu itu maaf—mantan dari anak pak Burhan ya?"

Seketika wajah Karin menjadi masam. Tapi,ia harus mempertahankan wajah sopannya didepan pemilik cafe yang sesungguhnya ini. "Iya,pak."

Leo yang menyadari perubahan pada ekspresi Karin pun jadi gelagapan sendiri. "Duh,papa ngapain tanya itu? Privasi dia pa!"

"Oh,maaf. Saya hanya bertanya. Soalnya Leo ngomong ke saya,kalau kamu habis putus dari pacar kamu. Jadinya, Leo nggak bisa buru-buru buat ngela---hsdjhdjhsaywqpufytd---"

Leo refleks membekap mulut ayahnya. Durhaka memang.

"Eh-eh,itu kenapa mulut papanya dibekap pak?" tanya Karin bingung.

"Biarin aja! Karina,mending sekarang kamu pergi dari sini,terus cek bagian properti buat event sama pak Burhan aja. Cepet!" perintah Leo,sembari tetap.membekap mulut ayahnya.

"Loh,tapi pak? Nggak jadi kelilingnya?"

"UDAH SANA CEPETAN ANJIR!"

ANJIR? ANJIR?

"Dia bilang anjir? Baru tau gue kalau dia juga bisa bahasa gaul," gumam Karin,sambil mengendikan bahunya,lalu pergi meninggalkan 2 orang yang sekarang sedang berdebat itu.

"Durhaka banget jadi anak?" ucap Dirga,setelah Leo melepas bekapan dari mulutnya.

"Maaf pa. Soalnya kalau mulut papa nggak di tutupin,nanti bocor semua deh,"

Dirta mengusap-usap mulutnya yang berasa aneh. Semacam ada garam di mulutnya."Udah lah,papa mau pulang aja!"  ujarnya kesal.

***

Ada typo tolong comment ya!

Part selanjutnya,mungkin aku cepetin alurnya,biar nggak terlalu panjang part-nya.

Terimakasih!

Bos Leo Nyebelin! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang