39. Dokter Cinta

17.9K 1.9K 105
                                    

Aku sekarang jadi takut buat nulis, wkwkwk. Takut adegannya sama,hmmm.

 Takut adegannya sama,hmmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kayaknya kita harus ambil beberapa karyawan lagi,Kar."

"Boleh juga mas. Pengalaman hari kemarin,rame banget,mereka kewalahan." jawab Karina.

Leo mengangguk-anggukan kepalanya. "Kita ambil sekitar 4 karyawan baru lagi, buat bantu-bantu yang belakang,"

"Kenapa harus belakang? Bagian depan juga repot loh,mas kalau lagi rame pengunjung," protes Karin. Pasalnya,Karin berkata demikian karena kemarin ia melihat beberapa karyawan sampai harus rela meninggalkan jam makan siang mereka,karena harus melayani pelanggan.

"Buat bantu beres-beres aja,Kar. Kasihan juga yang beres-beres cuma 2 orang,"

"Yaudah,kalau gitu ambil 2 orang buat depan,sama 2 orang buat belakang,mas. Harus adil dong!" jawab Karina.

"Saya kan sudah adil sama kamu,masa kurang?" ujar Leo sambil terkekeh.

Karina berdecak. "Idih,malah ngalihin topik. Bahas ini dulu,mas jangan nunda-nunda,"

"Baru aja beberapa minggu jadi pacar saya,kamu udah berani ngatur saya,ya?" tanya Leo

Karin gelagapan,merasa tak enak. "Nggak gitu,maksudnya,mas."

"Nggak saya maafin!"

"Tapi saya belum minta maaf,mas."

"Diam!" Teriak Leo,yang membuat Karin kicep. "Kamu tau,kenapa saya marah?"

Karina mengernyitkan dahinya. "Mas marah?"

"Kamu nggak lihat muka saya?" tanya Leo,seraya menunjuk dirinya sendiri.

Karin menundukkan kepalanya. "Iya mas ternyata marah,"

"Saya mana bisa marah sama kamu sih,Kar? Sayang banget kalau kamu saya marahin." ujar Leo,lalu melangkah mendekati Karin.

Karin mendongakkan kepalanya menghadap Leo. "Saya kira marah. Terus tadi apa?"

Leo tersenyum. "Tadi, bercanda."

Karin mengerucutkan bibirnya."Bercanda apaan? Nggak lucu banget,"

"Bibir kamu jangan gitu,minta ditabok ya?" ujar Leo,yang membuat Karin mencubit lengannya.

"Mulutnya tolong dijaga,minta di demo ya?"

"Aww, maaf-maaf," ujar Leo sambil menghalangi tangan Karin yang mencubitnya.

Leo mengusap-usap lengannya yang panas. Pandangannya lalu terkunci pada wajah Karina yang hari ini lebih terlihat segar.

"Cantik banget pacar Leo. Nikah yuk!" ujar Leo tanpa berkedip.

Karin mencubit lengan Leo lagi. "Sembarangan!"

Leo terkekeh. "Saya jujur loh,bilang kamu cantik. Kamu nggak mau saya bilang cantik ya?"

"Semua perempuan kalau dibilang cantik ya mau-mau aja lah! Gimana sih?" jawab Karin kesal.

"Cantik! Pacar siapa sih? Pacar Leo ya?"

Karin membelakkan matanya. "Mas kok jadi alay? Siapa yang ngajarin? Sini,biar saya ajak gelut sama tangan kosong!"

"Jangan melotot,Kar. Saya jadi takut,"

"Wah,perlu saya bawa ke RSJ mas? Seenggaknya ini tawaran kedua saya," Karin tersenyum.

Leo kembali duduk di kursinya. "Nggak jadi,Kar. Saya emang nggak waras,tapi jangan bawa saya ke RSJ."

"Terus kemana? Ke Jonggol?"

"Ke dokter cinta aja,Kar. Biar dokter cari solusi buat saya,"

***

"Lo tau Kar,gue sama papa disuruh nikah anjim. Padahal gue masih mau ngurung diri di kamar,"

Saat pulang kerja tadi,Karina disambut oleh kedatangan Hava di Kosannya.

Miris,Hava datang dengan muka lemas minta makan.

"Ya nikah aja sih. Umur lo juga udah tua,"

"Gue kesini minta solusi,Kar. Jangan malah lo hujat," ujar Hava memelas.

"Lo nikah aja sama dia. Yang kemarin minta nikah sama lo,gue lupa namanya."

"Ogah! Mendingan gue nikah sama lo,Kar daripada sama dia,"

Karin memutar bola matanya malas. "Yuk nggak apa-apa. Tapi bisa dijamin lo baku hantam sama papa gue,"

Hava tampak lesu. "Aplikasi penemu jodoh,kayaknya bisa jadi solusi deh, Kar. "

Karin terkekeh. "Boleh juga tuh,coba lo unduh deh. Siapa tau,cocok sama salah satu cewek disana,"

"Nanti kalau ketemunya banci gimana Kar?"

Karina seketika tertawa keras. "Anjir bener juga lo. Banyak juga yang fake kayak gitu,"

Hava berdecak kesal. "Terus gimana dong,Kar? Gue pindah ke luar negeri aja deh. Mau balikan sama mantan gue di sana,"

"Eh tunggu,jadi bule itu udah jadi mantan? Nggak apa-apa sih,asalkan jangan sama mantan pertama lo. Kalau lo sampai balikan sama dia sih,parah. Lo goblok!"

Hava mengacak-acak rambutnya. "Ya ngapain gue balikan sama dia. Gue jadi gelandangan yang ada," Karin menjawabnya dengan kekehan. "Btw,lo jadian sama Leo?"

Karina membalikkan badannya. "Tau dari mana lo?

***

Ada typo comment!

Makasih banyak buat kalian,yang udah setia dukung cerita ini!!

Bos Leo Nyebelin! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang