Berhasil?

60 11 2
                                    

Asyam melangkahkan kakinya menuju kelas seorang diri, memang tidak ada yang aneh. Tapi perasaan dia yang aneh. Perasaan bersalah itu semakin menjadi-jadi. Apalagi saat dia tadi melihat Nanda dan Nadira bersama, apa ini alasan sahabatnya begitu marah, ternyata Nanda suka sama Nadira.
'Kenapa lo gak ngomong sih Nan, kalo suka sama perempuan itu' gumannya dalam hati.

Dikelas sudah ada sahabat-sahabatnya termasuk sodara kembarnya, tapi belum terlihat batang idung dari Nanda. Mungkin dia sedang mengantarkan Nadira, bukan seperti biasanya kalo orang kasmaran.

Arka dan Esyam memasang muka dingin setelah kedatangan Asyam. Asyam semakin merasa bersalah, ulahnya persahabatannya seperti ini.

Asyam duduk dibangku "bro apa kabar?" Sapa Rifqi dengan bersalaman ala laki-laki seperti yang sering kalian liat. Memang hanya Rifqi yang selalu mengerti kondisi teman-temannya. Hanya Rifqi si pemecah keheningan dan kecanggungan.

"Baik lah" jawab Asyam.

"Yakin lo baik Di?" Tanya Rifqi.

"Iyalah gue baik, lo gapercaya?" Tanya balik Asyam.

"Kalo lo baik, gue nyontek PR Matematika dong. Hehe" ucap Rifqi sambil mengangkat jari berbentuk 'V'.

Asyam menatap Rifqi, dia sudah tahu dengan satu temannya itu.

"Lo kalo mau nyontek PR gue langsung ngomong aja gausah basa-basi" jelas Asyam sembari memberikan buku Matematikanya kepada Rifqi.

"Kan biar ada bahasan bro hehe" cengir Rifqi lalu segera menyalin PR Matematika.

Beberapa menit kemudian Nanda datang dengan wajah penuh kebahagiaan. Tapi berubah saat bertatapan dengan sahabatnya Asyam.

"Qi, lo pindah. Gue mau duduk sama Arka" ucap Nanda.

Rifqi yang sedang fokus berkutat dengan PRnya menoleh "ganggu aja lo, kenapa sih gak ditempat lo biasa duduk aja" Tanya Rifqi.

"Gausah banyak tanya, lo pindah buruan" paksa Nanda.

Rifqi mengalah, karena dia tahu diantara sahabatnya sedang terjadi perpecahan.

"Nyusahin lo" jawab Rifqi, lalu duduk sebangku dengan Asyam.

Asyam benar-benar tak habis pikir, segitunya sahabatnya membencinya. Asyam mengambil gawai dan memasangkan airphone ketelinganya untuk mendengarkan musik.

"Senyum senyum mulu elahhhh lo" tanya Esyam.

"Biasa lagi bucin" ucap Arka dengan nada sedikit kesal.

"Apaan sih lo, sirik mulu jomblo karatan" jawab Nanda dengan begitu menyebalkan.

"Bener lo deket sama Nadira?" Tanya Esyam.

"Seperti yang lo liat" jawab Nanda, dia kali ini akan benar-benar membuat dirinya dan adiknya sepeti orang pacaran, bukan apa-apa agar tidak ada yang berani menyakiti adiknya lagi.

"Hade uy, gercep pisan maneh" ucap Rifqi sambil mengacungkan jempolnya kemudian berkutat lagi dengan PRnya.

"Yoi, pastilah. Daripada kaya si Arka. Kode-kodean mulu dikira main GTA, alhasil gue yang dapet duluan" bangganya.

Arka yang mendengar itu amat kesal, Nanda selalu saja menguji kesabarannya.

"Bacot" kesal Arka.

"Sabar bro" ucap Esyam sambil menepuk bahu Arka.

"Eh Nan, lo dulu pernah cerita punya adik kan, sekarang dia dimana?" Tanya Leon tiba-tiba.

Nanda sontak terdiam, duh Leon emang ada-ada aja kalo nanya. Kenapa dia inget coba. Sedangkan sahabatnya yang lain aja tidak ingat.

Asyam dan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang