Awal Perjuangan

87 14 0
                                    


NADIRA POV.

Disekolah

Nadira berjalan menuju gerbang sekolah dengan ceria, pasalnya dia sudah mempunyai nomor Asyam dan hari ini pula awal dari perjuangan dia, dia akan memberikan bekal untuk Asyam tiap hari, dia tidak peduli mau ditolak apa tidak yang penting dia usaha.

Dari kejauhan Nadira sudah melihat Tami, Nadira memanggil Tami dan kemudian mereka saling melambaikan tangan.

"Tamiiiiiiii" teriak Nadira dengan lambaian tangan. Kemudian Tami berhenti lalu menengok kearah Nadira sambil melambaikan tangan juga.
"Ehh haiiii Nad".

Mereka berjalan menuju kelas. Ritual pagi ketika sampai dikelas ya pasti curhat kalo engga ghibahin orang. Contohnya kaya Tami sama Nadira yang pagi pagi udah curcol.

"Tam, lo tau ga sih" Tanya Nadira sambil menyimpan tas nya di meja.

Dengan entengnya Tami menjawab "engga" sambil geleng kepala.

"Lah anjirrr gue kan belum ngomong" kesal Nadira.

Tami kemudian tertawa "hahaha, ya kan emang gue gak tau Nad, lo tiba tiba tanya gitu, ya gue jawab gak tau"

"Ih anjirr, makanya jangan dulu potong pembicaraan, gue bukan mau tanya, gue mau cerita sama lo" ucap Nadira.

"Cerita apa?" Tanya Tami

"Tapi gue bisikin yaa. Gue seneng banget dong huhuuu, gue punya nomor nya kak Asyam" sambil berbisik ke telinga Tami.

"Anjirrrr demiii apa???? Serius lo punya nomornya kak Asyam" teriak Tami.

Seketika teman teman yang ada dikelas melihat ke arah mereka berdua. Dan Nadira mencubit lengannya Tami. Tami sebenarnya sama seperti Zahra, kalo sudah teriak gak pernah tau tempat.

Tami malu sendiri "ehehe gaes, santai ya, maaf kelepasan"

Tami merasa malu sendiri, pasalnya satu kelas melihat dia dengan tatapan kesal.

"Lo itu sama sama kaya Zahra berisik!!!!" Ucap Yoga ketua kelas IPA 1.

"Ehh anjirrr apaan lo, ko nyamain gue sama Zahra sih, jelas bedalah, gue terlalu berkelas buat Zahra yang bubuk" Ucap Tami membela dirinya.

Tiba tiba Zahra dan Syifa datang. Dan Zahra langsung nyerocos.
"Ehh anjirrr apaan lo Tam, bilang apa lo? Gue bubuk? Lo pikir gue raginang yang bubuk? Udah cantik gini, udah pinter gini dibilang bubuk, kamvrettt emangg!!" Ucap Zahra kesal.

"Emang lo itu bubuk Zaa, bukan bubuk lagi bobrok, haha" ledek Tami

"Loo yaa bener bener temen paling kamvrettt, hina aja gue terus, niii rasain" Zahra terus melempar kertas ke arah Tami.

"Anjirrr Zaa udah udah, gue bercanda kamvrettttt" teriak Tami.

Kemudian,
"Tamiiii Zahraaaa berisik anjirrrr, lo berdua kebiasaan kalo ribut gatau tempat, berasa liat bertunjukan gue. Udah berisik duduk santai, bentar lagi mau masuk" lerai Yoga.

"Tam, zaaa gue mohon udah ya berisik" mohon Nadira, karena dia pusing sendiri ngeliat kedua sahabatnya adu mulut terus.

Dan akhirnya Tami beserta Zahra duduk dibangkunya masing masing, dan menyudahi perkelahian mereka.

Jam pelajaran pertama kedua dan ketiga telah berlalu, dan sekarang waktunya semua murid Star high beristirahat, semua berhaburan, ada yang ke kantin, ke lapangan nonton cogan main, ada yang ghibah, ada yang gosip dan masih banyak hal lainnya yang biasa siswa siswi lakuin ketika jam istirahat. Sama halnya seperti Nadira dan teman-temannya.

Asyam dan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang