M a r a h

75 13 0
                                    

Arka melihat Nadira sedang menangis sejadi-jadinya, matanya sembab, bajunya basah. Arka melihat Nadira kacau.

"Nad lo gak apa-apakan? Kita keluar dari sini ya" Arka mengajak Nadira untuk keluar dari toliet, Nadira hanya mengangguk lemah.

Brukkkkkkk.... Nadira jatuh, dia pingsang untung Arka dengan refleks menangkapnya.

Arka benar-benar khawatir melihat Nadira yang sekarang pingsan, ia memasangkan jaket yang dia kenalan untuk sedikit menghangatkan tubuh Nadira yang kedinginan, kemudian dia langsung menggendong Nadira untuk mengantarnya kerumah sakit. Setengah jalan, dia baru ingat, dia menggunakan motor.
"Arghhhhh sial, gue kan bawa motor" gerutunya.

"Ah iya Nanda pasti ada diparkiran nungguin Nadira"

Kemudian dia membawa Nadira menuju parkiran untuk menghampiri Nanda.

"Buru Nan kerumah sakit" perintah Arka dengan tatapan khawatir kepada Nadira.

Nanda juga ikut khawatir kenapa dengan adiknya "kenapa Nadira bisa pingsan?" Tanyanya lalu masuk kedalam mobil.

"Nanti gue jelasin kalo udah dirumah sakit, sekarang cepet kerumah sakit" Arka terus memandangi Nadira, wajah perempuan itu begitu pucat.

Pikiran Nanda bercabang, ulah siapa ini. Siapa yang membuat adiknya seperti ini.

Gue tau lo kuat Nad. Arka menatapa sendu Nadira.

***

Nadira sedang diperiksa dokter, pikiran Nanda bercabang, adiknya kenapa seperti itu, Nanda mengacak rambutnya frustasi. Lagi dan lagi dia gagal menjaga adiknya.

"Arghhhhhhh" kesal Nanda.

"Sabar bro, gue tau lo khawatir, tapi gak gini juga" Arka mencoba menenangkan Nanda yang sedari tadi bertingkah tak karuan.

"GUE GABISA DIEM SAAT NADIRA TERBARING LEMAH KAYA GINI" bentak Nanda.

Pikiran Nanda benar-benar kacau.

"Lo pasti sayang banget sama Nadira ya? Sampe lo sekacau ini liat dia kaya gitu" tanya Arka perlahan-lahan.

"PERTANYAAN GAK BERBOBOT! JELASLAH GUE SAYANG BANGET SAMA NADIRA" tegas Nanda.

Arka tersenyum kecut, sebegitu cintanya Nanda kepada gadis itu. Dia harus mengalah demi sahabatnya.

"Yaudah, tapi lo gak harus kaya gini, Nadira cuma pingsan, nanti dia bangun ko. Lo harus percaya, Nadira itu perempuan kuat" Arka coba menenangkan Nanda.

Nanda mendudukan badannya dikursi.
"Nadira bisa pingsan itu kenapa?

Arka menghela nafas "Tadi gue liat Meyta Cs cekikikan sambil masuk ke toilet..."

"Lah hubungannya apa? Mereka cekikikan ke toilet?" Potong Nanda, Nanda menaikan satu halisnya bingung.

"Makanya kalo gue ngomong lo jangan dulu motong" kesal Arka.

"Sori"

"Tadi gue liat mereka cekikikan masuk ke toilet, awalnya gue biasa aja, tapi gue liat salah satu diantara mereka bawa ember yang isinya air bekas pel-an. Yang gue bingung mereka gak biasanya bawa yang kaya gitu. Jangankan bawa, nyentuh aja mereka gak pernah. Disana gue mulai curiga, ditambah gue tadi liat Nadira ke toilet pas gue mau ke perpus, disana gue langsung ngikutin mereka. Gue gak tahu apa yang dilakuin mereka ke Nadira, yang gue denger mereka maki-maki Nadira, gue pengen nyamperin masuk, tapi pak Roma keburu lewat makanya gue gak jadi masuk. Pas gue liat Meyta Cs keluar sambil ketawa-ketawa, disana gue langsung masuk ke toilet, gue liat Nadira nangis sejadi-jadinya, muka dia pucat, pas gue ngajak dia buat keluar tiba-tiba dia pingsan" Jelas Arka pada Nanda.

Asyam dan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang