Semakin Baik?

44 4 3
                                    

Setelah kepergian Nadira, Asyam kembali kedalam kelas dan bergabung dengan para sahabatnya. Kalian tahu banyak tatapan aneh yang diberikan teman-teman sekelasnya saat dia masuk kedalam kelas, terutama para sahabatnya, tatapan seperti banyak pertanyaan besar dalam benak mereka masing-masing untuk Asyam. Karena biasanya Asyam ketika mendengar nama Nadira saja dia sudah muak dan emosi, dan malahan sampai menghindar. Tapi kali ini, dia malah menghampiri dan bersikap baik.

"Ko gue merasa ada yang ganjel ya" ucap Nanda seperti menyindir.

"ganjel banget, biasanya emosi kalo denger namanya aja, Eh ini sampe mau nyamperin. kemakan omongan sendiri nih. dududududu. " sindir Arka

"Benci jadi cinta nih, ehhhh" celetuk Esyam, hahahaha yang sontak membuat para sahabat Asyam yang lainnya tertawa. Meski disindir dan ejek bagaimanapun, Asyam hanya menatap sahabatnya dengan tatapan masa bodo. Asyam tetaplah Asyam yang masih bisa bersikap cool.

"Diiii... mun bekelna moal didahar, buat urang ajalah, perut urang masih kuat nampung hehehe" cengehan Rifqi sambil mau mengambil bekal yang ada dimeja Asyam, memang Rifqi gak ada akhlak, perihal makanan selalu nomor satu. Belum sempat mengambil bekal, tangan Rifqi sudah dipukul sama Asyam "jangan coba nyentuh dan makan" ucap Asyam dengan tatapan seperti ingin memakan Rifqi, alhasil Rifqi diam tak berkutik "hehehe iya siap, moal bos, sieun ah hehe" sambil unjuk gigi.

"yakin bakal dimakan?" tanya Leon.

"yakin" jawab Asyam singkat, Asyam kemudian menyimpan bekal yang tadi Nadira berikan kedalam tasnya, karena dia akan memakannya nanti saja saat istirahat. Kemudian dia mengeluarkan gawai dari saku bajunya, dia membuka aplikasi whatsapp, lalu membuka room chat nya dengan Nadira.

Nadira

Mksih ya..

smgt belajarnya.

sama-sama Kak,
jangan lupa dimakan ya.

Kak Asyam juga
semangat belajarnya. hihi

Asyam tersenyum melihat balasan dari Nadira. Entah dorongan darimana, Asyam mengirimkan sebuah pesan kepada Nadira, entah memang hanya untuk sekedar mengucapkan terima kasih dan memberikan semangat untuk belajar. Atau memang Asyam hanya sedang modus saja, agar bisa semakin dekat dengan Nadira, hanya Asyam yang tahu.

Kemudian, Asyam menutup room chatnya dan menutup aplikasi whatsapp nya, lalu menyimpan gawainya kedalam tas. Nanda yang sedari tadi memperhatikan Asyam, lalu bertanya "Chat an sama siapa sih, ko pake senyum segala, curiga gue", Asyam sontak menoleh kepada Nanda "Kepo" satu kata saja yang Asyam keluarkan, bukan mendapat jawaban yang pasti, Nanda malah semakin dibuat kepo. Emang kurang ajar Asyam, seandainya dia tahu, jika Nanda adalah Abang dari perempuan yang sedang ia sukai, mungkin tak akan Nanda restui.

***

Jam menunjukkan pukul 10.00 yang artinya sudah waktunya istirahat, bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi kelas XI-IPS 1, baru saja keluar kelas, biasa Pak Adang selalu bersemangat ketika mengajar dikelas XI-IPS 1 yang ujungnya suka lupa waktu.

"Gusti lieur" keluh Rifqi sambil memijat pelipisnya, Rifqi selalu begitu, mengeluh ketika pelajaran Pak Adang, bukan karena Pak Adangnya, tapi karena mata pelajaran yang dipegang Pak Adanglah yang membuat Rifqi mengeluh, ya pelajaran fisika. Sebenarnya bukan Rifqi saja yang mengeluh, tapi hampir seluruh murid XI-IPS 1 mengeluh ketika pelajaran fisika, karena kalian mungkin tahu, kebanyakan orang ketika masuk jurusan IPS, mereka kebanyakan ingin menjauhi hitung-hitungan, seperti pelajaran fisika salah satunya, namun nyatanya fisika termasuk kepada mata pelajaran lintas minat untuk di jurusan IPS.

Asyam dan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang