Cemburunya Asyam

74 7 0
                                    

Asyam melangkahkan kakiknya menuju ruang OSIS, entah kenapa pikirannya menjadi kacau hanya karena kejadian tadi. Meski sedang merasa kesal, tapi raut wajah masih tetap sama, dingin dan datar tak berekspresi.

Asyam membanting pintu ruang OSIS begitu kencangnya, meluapkan segala kekesalannya, beruntung tidak ada siapa-siapa disana, jika ada habislah Asyam. Habis akan seribu pertanyaan yang nanti orang lain tanyakan karena melihat Asyam marah-marah tidak jelas. Asyam kemudian membaringkan diri dikasur yang ada di ruang OSIS, mengacak rambutnya hingga menjadi berantakan, perasaan campur aduk menghampiri dirinya. Entah kenapa, hatinya menjadi tak baik. Leon yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja, tak habis pikir seorang Asyam marah-marah tidak jelas. Asyam tidak mengetahui keberadaan Leon diruang OSIS, karena Asyam terlalu memikirkan perasaannya yang sedang tidak baik, sehingga tidak begitu menyadari kehadiran orang lain disisinya.

"Kenapa lo?" Siapa lagi kalo bukan Leon si ketua OSIS StarHigh.

Asyam tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang bertanya, berarti dari tadi ada yang melihatnya marah-marah tidak jelas, Asyam mencari asal suara itu. Asyam melihat Leon yang sedang duduk santai dimeja yang bertuliskan "Ketua OSIS".

"Eh lo!"

"Kalo benci jangan terlalu benci, ujungnya lo sendirikan yang nanggung" ujar Leon.

Leon jarang sekali berbicara, sama halnya seperti Asyam, tapi sekalinya bicara, bikin orang jadi diam tak berkutik. Leon memiliki sikap yang patut diacungi jempol. Makanya Leon dipilih sebagai ketua OSIS di StarHigh, karena kepribadiannya yang begitu perfect.

Asyam mencerna apa yang tadi dikatakan Leon, apa yang dikatakan Leon memang benar, ketika kita membenci seseorang, jangan terlalu berlebihan, karena yang berlebihan itu kadang tidak baik. Hal itu terjadi kepada seorang Asyam, dia dulu sangat membenci perempuan bernama Nadira, mendengar suaranya meski dari jauh saja Asyam sudah muak, apalagi perempuan itu ada dihadapannya. Tapi lihatlah sekarang, semua berbalik, ketika Nadira sudah bersikap biasa saja, Asyam merasa kehilangan dan malah menaruh hati pada perempuan itu.

"Kalo lo suka, kejar. Sesekali lo yang harus belajar ngejar, kalo dia gak ngerespon, ya ga apa apa, jadi biar lo tahu rasanya dikejar tapi gak direspon itu gimana" Leon selalu begitu, jika sudah bicara, pasti ujungnya menyudutkan.

"Gue bahkan lupa cara ngejar perempuan itu kaya gimana" Ujar Asyam.

"Kalo lo niat, pasti lo bakal paham lagi dengan sendirinya"

"Gue takut balik dibenci"

"Lo itu laki-laki, dibenci sama seorang perempuan, gak akan bikin lo gila. Dan kalo nanti Nadira benci sama lo, gue rasa itu cocok jadi hukuman buat lo" Leon tersenyum miring.

"Ko lo jadi bawa-bawa Nadira?" Tanya Asyam, sedikit heran, kenapa Leon tahu mengenai perihal dirinya yang sedang menarih hati pada seorang Nadira.

"Karena gue tahu, lo tadi tiba-tiba pamit keruang OSIS, padahal lo jarang banget masuk ruang OSIS, terus tadi gue lihat sendiri lo marah-marah gak jelas sampe pintu ruang OSIS lo banting, gue tadi pengen mukul lo karena udah sembarangan nendang pintu ruang OSIS, kalo sampe rusak gue juga yang disuruh tanggung jawab, dan alasan lo marah-marah kalo bukan karena cemburu perihal Azka yang diejek sama Nadira, lo gak akan kaya gini" jelas Leon.

Asyam menggaruk kepalanya yang tak gatal, sial Leon tahu mengenai perasaan cemburunya. Padahal dari tadi dia sudah susah payah menutupinya.

"Tapi Arka juga suka, gue gak mau berantem lagi cuma karena perempuan". Apa yang dikatakan Asyam memang benar, Arka menyukai Nadira, terlihat dari setiap gerak-gerik Arka saat dekat dengan Nadira, dan juga terlihat saat Arka khawatir kepada Nadira pada waktu itu. Asyam tidak ingin, karena perihal menyukai perempuan yang sama, persahabatannya kembali meregang.

"Berjuang secara sehat, gue tahu lo pasti paham. Sekarang kita balik ke kelas, bentar lagi bel" Leon menepuk bahu Asyam, lalu bergegas pergi untuk menuju kelas.

Asyam masih terdiam di ruang OSIS, masih mencerna dengan baik apa saja yang tadi Leon katakan. Masih berpikir, hal apa saja yang harus Asyam lakukan nantinya.

Esyamgemilang

Kalo ngerasa gerah hati,
mending lo ke kamar mandi Di wk.

Apaan?

Alahhhh pura pura gk paham lo.
Cemburukan lo, liat Arka di cengcengin
sama Nadira 🤣

So tau!

Gue emg tau.

Udah ya, mending langsung ke kelas.
Jgn galau mulu anjir. Sebelum janur
kuning melengkung, pepet terus!!!!

BCT!

Mengapa hari ini orang-orang begitu menyebalkan. Perihal Arka dengan Nadira yang bikin kesal, ditambah Esyam yang nanti bakal terus mengejek Asyam. Asyam tahu percis, bagaimana sodara kandungnya itu,
Esyam akan mengejeknya abis-abisan. Karena Asyam yakin, Esyam paham mengenai sikap dirinya tadi yang tiba-tiba izin keruang OSIS. Nama kembar, perihal rasa aja kadang sering saling merasakan.

Asyam sudah tak ingin ambil pusing perihal rasa cemburunya, sekarang yang Asyam lakukan adalah kembali menuju para sahabatnya yang sudah ada berada dikelas, Asyam kembali memasangkan muka datarnya dan bergegas menuju kelas, karena bel masuk telah berbunyi.

***

Nadira sudah berada dikelas dengan teman-temannya sebelum bel berbunyi. Nadira sekarang sedang mendengarkan celotehan yang keluar dari mulut Zahra dengan keadaan malas, pasalnya yang terus Zahra bicarakan adalah tentang Asyam. Zahra menceritakan perihal Asyam waktu dikantin tadi, Zahra melihat Asyam yang terlihat sedang memerhatikan Nadira. Nadira sedikit percaya tidak percaya, pasalnya tidak mungkin seorang Asyam memerhatikan dirinya, dia tahu jika Asyam saat mendengarkan suaranya saja, seorang Asyam sudah benci, jadi mana mungkin seorang Asyam memerhatikan dirinya.

"Lo ngaco deh kalo ngomong" ucap Nadira.

"Bener anjirr, gue ngelihat tadi kak Asyam sesekali ngeliatin lo"

"Bukan ngeliat gue kali ah"

"Ih lo mah ya, gak percayaan" sebal Zahra. Nadira tetap saja tidak percaya dengan apa yang Zahra katakan.

"Gak percaya" kekeuh Nadira.

"Gue serius nih Nad, dia tadi ngeliatin lo terus. Dan lo harus tahu ya, tadi juga gue lihat kak Asyam kaya cemburu gitu"

"Cemburu?" Nadira sedikit berpikir, pasalnya apa yang membuat Asyam cemburu. "Karena?" Tanya Nadira.

"Iya, ekspresi dia saat Arka dicengcengin sama lo keliatan banget kalo dia itu cemburu, tapi namanya Asyam ya tetap Asyam meski cemburu dia bisa banget nutupinnya" ucap Zahra.

"Lo mah ngada-ngada jadi orang, mana mungkin Asyam cemburu. Lo tahu betulkan segimana Asyam muak sama gue" Nadira tetap tidak percaya.

"Serius Nad, gue bener. Lo masa ga ngeh sih, masa tadi dia tiba-tiba pergi dengan alibi mau ke ruang OSIS pas temen-temennya lagi cengcengin Arka perihal lo. Padahal yang gue tahu, kak Asyam itu jarang banget keruang OSIS kalo gak perlu-perlu banget" jelas Zahra.

Nadira terlihat sedang berpikir, mencerna setiap ucapan yang Zahra lontarkan perihal Asyam. Mana mungkin Asyam cemburu padanya, itu mustahil dan Nadira pikir tidak akan pernah terjadi. Apa Zahra mengada-ngada agar dia senang. Tapi Nadira pun mengingat-ngingat perihal tadi dikantin, saat Asyam tiba-tiba pergi dan mengatakan dia ingin keruang OSIS, dan apa yang dikataka Zahra benar, Asyam jarang berkunjung keruang OSIS jika tidak ada hal yang kurang penting, karena yang sering Asyam kunjungi hanya kantin dan rooftop sekolah saja.

Nadira benar-benar berpikir keras perihal hal ini, sebelum akhirnya dia menyelesaikannya karena bel sudah berbunyi, pertanda akan dimulai lagi pembelajaran.

•••
Jangan lupa voment ya!
Selamat membaca :)

Salam sayang❤️

Asyam dan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang