4. Berdamai dengan Hati

10.2K 733 13
                                    

"Masih sendiri bukan berarti tidak bahagia, memangnya standar bahagia itu kalau kita sudah punya pasangan aja?"
-Yasmine 🌼

*Jangan lupa vote sebelum baca

H a p p y  R e a d i n g ✨



Yasmine mengedip-ngedipkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Semalam dia tidak bisa tidur. Semalam dia hanya termenung memandang benda pipih berpita yang bertuliskan inisial D & Y. Di undangan itu tertulis tanggal 25 April yang berarti acara tersebut akan dilangsungkan 3 hari lagi.

Yasmine memutar-mutar pulpen yang berada di atas meja. Dosen muda itu duduk di ruangannya yaitu ruang dosen Fisiologi Tumbuhan.

Fadel yang melihat rekan kerjanya melamun, mendekati wanita berjilbab coklat itu.
"Bu Yasmine gaada jadwal ngajar atau praktikum?" Ucapnya sambil menatap rekan kerjanya itu.

"Eh Pak Fadel, ada bentar lagi nih pak. Jam 9 ada praktikum fitokimia" Ucap Yasmine.

"Oalah kirain gaada, abisnya Bu Yasmine nglamun mulu hehe" Fadel tertawa kepada rekannya itu.

"Hehe, ga kok pak" Yasmine ikut tertawa canggung.

Wanita 27 tahun itu berjalan menyusuri koridor kampus menuju Laboratorium Fisiologi Tumbuhan. Perasaannya masih kacau mengingat pernikahan lelaki yang selama ini dikaguminya. Satu-satunya lelaki yang membuatnya melajang selama 11 tahun. Yasmine menghembuskan napas dengan kasar. Dia mengamati mahasiswa dan mahasiswi yang sedang melakukan praktikum teknik ekstraksi senyawa metabolit sekunder tumbuhan. Sesekali dia berkeliling untuk mengecek apakah langkah-langkah ekstraksi sudah dilakukan dengan benar.

drttt drtttt
Ponsel Yasmine yang berada di saku blezernya bergetar. Yasmine meminta izin mengangkat telfon kepada Bu Wati, seniornya, lalu keluar dari laboratorium.

"Halo, Assalamualaikum"

"Waalaikumusalam" Jawab seseorang dari seberang.

"Kenapa Li?" Tanya Yasmine kepada Ali, tumben sekali sahabatnya itu menelpon pada jam kantor.

"Yas, lo udah dapet undangan Pak Dimas?"

"Udah, udah gue buka"

"Itu gue kemarin dititipin sama dia katanya suruh kasih ke lo, trus gue titipin ke cafe aja deh" Jelas Ali.

"Iya gapapa Li"

"Yas?" Panggil Ali dengan nada hati-hati.

"Hmmm" Yasmine berdehem.

"Lo gapapa?" Ucap Ali dengan nada khawatir.

"Hahaha, gapapa lah emang kenapa sih?" Yasmine tertawa sumbang.

"Beneran? Tapi Dimas kan," Ali memastikan lagi.

"Iya ih beneran, bawel ya Lo. Gue gapapa suer deh, kalo dia nikah sama yang lain yaudah berarti bukan jodoh gue, bukan dia orang yang ditakdirkan Allah buat nemenin hari-hari gue nanti" Ucap Yasmine dengan santai meskipun hatinya terasa nyeri mengatakan kenyataan tersebut.

Pastel Sweater and Mr. Right (Completed 🌼)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang