27. Gagal?

6.7K 533 4
                                    

"Tidak ada alasan untuk bertahan adalah alasan yang terbaik untuk pergi"
- Khanza 🌺

*Jangan lupa vote sebelum baca

H a p p y  R e a d i n g ✨✨

Waktu tidak terasa terus berjalan. Hari demi hari telah berlalu. Kini Khanza menatap rumah berlantai dua yang didominasi warna abu-abu itu dari luar. Dia sibuk menyusun kata-kata untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan oleh pemilik rumah ini.

"Hufttt, bismillah" batin Khanza.

Tok tok tok
Khanza mengetuk pintu coklat yang ada di depannya. Khanza mengetuk pintu rumah itu beberapa kali, namun ada sahutan dari dalam. Khanza memutuskan untuk duduk di kursi rotan yang ada di depan rumah itu. Suara deru mobil menyadarkan Khanza dari kesibukannya bermain ponsel. Setelah cukup lama menunggu akhirnya pemilik rumah ini datang juga. Yasmine keluar dari mobilnya, dilihatnya seorang wanita yang tengah duduk di kursi rotan depan rumahnya.

"Khanza?" panggil Yasmine.

Si pemilik nama langsung menoleh dan berhambur ke pelukan Yasmine "Mbak Yas"

Yasmine menepuk-nepuk punggung adiknya, setelah itu dia melonggarkan pelukan mereka "Masuk dulu yuk" ajak Yasmine. Khanza mengekori kakaknya masuk ke dalam rumah.

"Wow" batin Khanza yang terpesona dengan interior rumah milik suami kakaknya itu.

"Duduk dulu, mbak ambilin minum" ucap Yasmine pada Khanza.

Khanza langsung mendaratkan bokongnya di sofa yang terdapat pada ruang keluarga itu.

Yasmine datang membawa dua gelas es sirup jeruk dan beberapa cemilan "Nih, minum dulu"

Khanza yang merasa haus langsung mengambil gelas tersebut dan menenggaknya sampai habis "Alhamdulillah" ucapnya setelah menandaskan segelas es sirup jeruk.

"Tumbenan kesini ga ngabarin mbak dulu? Kamu bawa mobil sendiri?" tanya Yasmine kepada adiknya itu.

Khanza mengangguk "Hehe, iya mbak" ucapnya dengan cengiran khasnya.

"Mau nginep disini?"

Khanza menggeleng "enggak deh mbak" jawabnya.

Yasmine menautkan alisnya "Lho kok engga? Mau langsung pulang?"  tanyanya lagi dan dibalas gelengan wanita berkacamata itu.

"Enggak juga" jawab Khanza.

"Terus?"

"Khanza mau tinggal di Purwokerto mbak" jawab Khanza dan dibalas tatapan terkejut dari kakak satu-satunya itu.

"Kenapa? Kok tiba-tiba? Kamu udah bilang mamah sama papah? Terus kerjaanmu gimana?" cecar Yasmine kepada Khanza.

Khanza menjawab "Iya mbak, Zaza udah izin kok sama mamah papah dan ya aku udah resign mbak" jawabnya santai.

Lagi-lagi Yasmine terkejut dengan penuturan adiknya "Hah? Resign? Kenapa za?" tanyanya lagi.

"Jadi..." Akhirnya Khanza menceritakan apa yang dialaminya kepada kakaknya itu. Matanya terasa panas menceritakan hal menyakitkan yang dia alami. Yasmine yang terkejut dengan cerita adiknya itu langsung memeluk adiknya untuk menguatkan Khanza. Yasmine tau betul rasanya ada di posisi Khanza, terlebih lagi hubungan adiknya dengan pacarnya itu cukup lama.

Pastel Sweater and Mr. Right (Completed 🌼)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang