DUA PULUH TIGA

115 16 1
                                    

Pintu rumah Yena terbuka, menampakkan seorang anak SMA yang baru saja pulang dari kegiatan belajarnya, masuk dengan hati-hati sambil melirik ke kanan dan kekiri.

Junho menghampiri Yohan yang sedang tidur di sofa dan menepuk nepuk pundaknya.

"Kak... kak.... bangun kak, kenapa tidurnya disini?" ucapnya sembari sedikit berjongkok menyesuaikan tingginya agar lebih sopan.

Yohan melengguh dan mengerjapkan matanya, menggosok matanya dan menyadari keberadaan Junho.

"Loh? Kok lo? Yena mana?" tanya Yohan sedikit kaget ketika Yena yang tadi bersandar di bahunya, kini hilang dari pandangannya.

"Mungkin di kamarnya kak, emm kalo kakak mau tidur, dikamar aku aja, ga pegel tidurnya duduk?" tawar Junho.

Yohan merebahkan posisinya di sofa dan menutup matanya, "gausah, gue tidur disini aja" ucap Yohan sembari melanjutkan tidurnya.

Junho langsung berdiri dan pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya dan mengganti bajunya.

Lalu Junho pergi ke dapur dan membuat bubur, Junho tahu kalau Yena pulang sakit karena sebelumnya Wonyoung memberi tahunya.

Lalu Wonyoung? Wonyoung diberitahu oleh Chaeyeon, karena mereka satu geng, bersama Chaewon, Yujin, Yeri, dan Yuri.

Junho bergegas ke kamar Yena setelah selesai memasak buburnya dan menaruhnya dimangkuk disertai segelas air.

Tok tok tok

"Kak? Boleh aku masuk?" tanya Junho dari luar kamar Yena. Tapi tidak kunjung ada jawaban dan Junho memutuskan untuk masuk ke kamarnya.

Kamar Yena gelap, lampunya tidak dinyalakan, Junho mencari saklar lampu dan menyalakan lampunya.

Terlihat Yena sedang terduduk di dekat nakas sembari membenamkan kepalanya. Junho menghampiri Yena.

"Kak? Kenapa disini? Aku bantu pindah ya kak" ucap Junho yang kemudian dikagetkan dengan keadaan Yena. Matanya sangat sembab, terlihat seperti Yena menangis sangat lama.

Junho mendudukkan Yena di kasur, dan Yena hanya memasang wajah datar. "Kak Yena kenapa nangis? Sampe sembab gitu, kenapa kak?" tanya nya sangat khawatir.

Yena menatap Junho dan mulai menangis, memeluk Junho. Junho yang tertegun melihat keadaan Yena hanya bisa menepuk nepuk pundak Yena lembut.

"Gue benci dia Junho, gue gamau ketemu dia lagi hiks" tangisan Yena pecah saat itu membuat Yohan yang baru saja ingin melanjutkan tidurnya terburu-buru pergi ke arah suara tangisan itu.

Yena yang masih memeluk Junho hanya terus menangis dengan sesegukan.

"Yen lo ga-" ucapan Yohan terpotong ketika melihat keadaan Yena yang sekarang.

"Lo" geram Yohan, "Lo ngapain Yena hah?!" Teriak Yohan pada Junho yang kini hanya terdiam karena kerah bajunya yang ditarik Yohan.

"Lo ngapain?!" Teriak Yohan yang kini berhasil melepaskan satu pukulan tepat di wajah Junho.

Plak!

"Cukup ya Yohan! lo gatau apa-apa jadi mending Lo pergi sekarang juga" sentak Yena dengan nada terengah-engah.

"Tapi Yen-"

"Pergi Lo!"

Yena mendorong tubuh Yohan keluar dari kamarnya dan menutup pintu kamarnya, menyisakan dirinya dan Junho di dalam kamar.

Perlahan Yena berjongkok di balik pintu dan menangis disana.

Junho yang tidak tega melihat Yena berusaha menenangkannya lagi.

RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang