***
Bukankah definisi keluarga cemara di lengkapi ayah, ibu dan Anak. Namun definisi keluarga cemara yang gue rasakan di sekolah gue adalah Tania, Alexa dan Rayne. Akan menjadi hari yang indah bagi gue jika mereka bertiga sudah ada di sekolah.
Sesampainya di sekolah, gue hanya dapat termenung dan menikmati hilir angin yang mengenai wajah gue. Alexa, Tania dan Rayne memilih pergi ke kantin. Katanya sih untung beli makanan supaya kita dapat menghabiskan waktu di rooftop sekolah.
Ya. Kita sedang berada di rooftop sekolah. Sebenarnya ada larangan dari kepala sekolah untuk tidak pergi ke rooftop namun karena kita murid yang bandel maka himbauan tersebut tidak di dengar dengan baik.
Sembari menunggu ke datangan mereka, gue malah kepikiran dengan kejadian semalam antara gue dan Alvano.
Alvano Dimitris
Gue masih bertanya-tanya mengapa bisa, belum lagi ternyata Rayne menyukai Alvano disaat Alvano baru saja menyatakan perasaannya. Gue kasihan sama Rayne namun tidak dengan Alvano karena sedikit pun gue ngga ada rasa menyukai untuk Alvano. Tapi gue ngga tahu ke depannya gimana. Hanya saja untuk saat ini tidak ada.
"WOIIII " teriak Rayne mengejutkan gue. Gue menoleh ke arah mereka ber tiga. Banyak jajanan yang berada di tangan mereka mambuat gue hanya geleng kepala. Muka gue sudah kesal menatap tingkah laku Rayne. Siapa yang tidak terkejut coba mendengar teriakan Rayne yang tiba-tiba dan belum lagi cekikikan dari Alexa dan Tania.
"Puas ketawanya?" ucap gue berharap Rayne menghentikan suara tawanya. Bukan apa, hanya saja gue takut guru akan menemukan kita disini. Sebenarnya kita ngga takut jika ketahuan guru karena kita tidak melakukan hal aneh disini. Namun peraturan tetaplah peraturan
" Puas banget" katanya dan mengambil duduk di sebelah gue diikuti oleh Tania dan Alexa. Kita menghabiskan waktu dua jam untuk bersantai disini. Bercengkrama dan bercerita dan herannya ada aja topik yang kita bahas.
" Kata Rayne lo pulang semalam diantar Alvano, apa iya Na?" tanya Tania mulai kepo.
Gue udah menduga pertanyaan ini karena Rayne akan memberitahukannya kepada Alexa dan Tania.
Dan gue ngga keberatan dengan itu karena dari kita tidak ada lagi namanya rahasia bahkan orang tua kita udah saling kenal satu sama lain."Yah begitulah."
Gue memilih untuk tetap diam dan tidak menceritakan apa yang menjadi alasan gue dan Alvano bisa pulang bersama. Gue takut mereka akan khawatir sama keadaan gue sekarang karena gue sudah sehat.
"Emang lu kemana Na?" Tanya Rayne.
"Kita Cafe depan" ucap gue berbohong.
" Gue udah kenal lu dari lahir Na, gue tahu lu lagi bohong. Udah deh, lu di rumah sakit kan? Lo pingsan dan dijagain Alvano kan?" Cerca Rayne.
"Sotoy amat lu"
Sebentar gue beralih ke arah ponsel gue dimana ada notifikasi dari nomor yang tidak di kenal. Gue membuka pesan tersebut dan melihat bahwa Alvano yang baru saja mengirimkannya pesan. Gue bingung dari mana Alvano mendapatkan kontak gue. Apa jangan-jangan.
+6282277668897
Hai gue Vano.
Gimana keadaan lo?
"Alvano dapat nomor gue dari siapa ya? " cicit gue namun dapat didengar Rane.
"Dari siapa?" tanya Rane setelah melihat kondisi wajah gue yang kebingungan. Gue langsung memberikan ponsel gue yang berisi pesan Vano pada Rayne.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's you love me, Twin crazy
Random^^SELAMAT MEMBACA ^^ Kisah saudara kembar yang kadang sama sama sableng,gila dan kadang melankolis. Mencintai laki laki yang sama. Namun bernasib berbeda. #let's you love me , twin crazy