****
Hari semakin hari Gue merasa semakin dekat dengan Alvano. Bisa dikatakan kita berdua sudah berada dalam tahap sahabatan. Dimana kemana-mana selalu bersama sehingga menimbulkan kesalahpahaman kepada sekitar terutama teman sekolah gue.
Gue kerap kali mengusir Alvano yang selalu mengikuti kemana gue pergi. Apa ngga semakin dicurigai, bahkan kehadiran Alvano menghalangi semua pria yang ingin mendekat ke gue. Dan sekarang, gue harus menghadapi cecara pertanyaan yang dilayangkan kedua sahabat gue, saudara kembar gue. Mereka menuntut kejelasan dari gue, yang bahkan gue ngga tahu pernyataan apa yang harus gue jelaskan.
Gue memilih untuk menjauh dari mereka, karena mereka masih tidak terima dengan penjelasan gue sebelumnya. Rasa tidak terima mereka didukung dengan Alvano yang tidak memberikan jawaban spesifik sehingga opini mereka semakin jauh.
Brak
Jantung gue berdebar sakit terkejut dengan kelakukan Angel barusan. Gue manatap pelaku dengan marah. Entah apa yang membuat rubah jelek ini bertingkah. Otak gue sibuk berpikir, kali ini karena apa lagi. Tidak ada sebuah ketenangan jika sudah berurusan dengan perempuan ini.
"Kali ini apa lagi?" tanya gue malas bahkan untuk saling menatap gue ngga sanggup lagi. Muka buluknya itu tampak merah padam dengan garisan jelek pada keningnya membuat Angel semakin terlihat jelek.
"Gue udah pernah bilang sama lo untuk jauhin Alvano kan, tapi kenapa lo batu banget dibilangin?"
Mata bulannya itu seperti meminta ingin keluar. Jika dilihat dengan cermat, Angel cantik banget apalagi dengan mata hazel dan bulu mata yang sangat lentik. Tapi mengapa dia bertingkah seperti ini. Gue rasa dengan dia hanya duduk saja akan banyak pria ganteng dan kaya raya yang akan datang mendekatinya.
"Gue lagi ngga mendekati siapapun entah itu Alvano. Dia saja yang selalu ikut sama gue, apa perlu gue usir dia di depan lo supaya lo tau bukan gue yang selalu mengikuti dia, tapi dia yang selalu mengikuti kemana pun gue pergi?"
Gue mencoba untuk berdamai dengan Angel karena sumpah ini sungguh melelahkan. Bagaimana kenangan sekolah dihiasi dengan pertengkaran yang menurut gue bukan suatu hal yang layak dibanggakan.
"Lo berpikir gue percaya sama cerita karangan lo, jadi gue harap lo berhenti goda Alvano. Atau lo akan lihat gue segila apa?"
"Lo siapa yang bisa larang gue untuk dekat dengan siapa saja? Terserah lo, gue mau lihat lo itu bisa apa selain merusak suasana orang"
"Lihat aja nanti""
"Lo pikir gue takut?"
Dan entah mengapa tanpa gue harus memikirkan cara untuk mendekati, orangnya malah selalu menempel tanpa diminta. Dan see, mata sinis Angel tidak berhenti menatap kedekatan gue dan Alvano. Gue memanfaatkan keadaan untuk membuat Angel tetap kesal dengan membuktikan bahwa gue tidak akan pernah bisa dijauhkan dari Alvano.
Namun dibalik kesenangan gue bisa memancing kekesalan Angel, gue malah muak diikuti Alvano terus menerut seperti ini. Apa dan dimana gue selalu bareng sama cowok sebiji ini. Bersyukurlah Alvano pintar sehingga gue mau berteman dengannya.
Sialnya hari ini Alvano sedang tidak bersama dengan gue karena persiapan olimpiade. Maka dari itu gue habis dikerjain oleh Angel dan temannya. Untuk kali ini gue sulit menghindar. Gue bisa tebak mereka akan berbuat usil dengan tatap mata mereka yang sedang menatap gue seakan gue adalah sebuah mainan."Ngapain?"
Gue mencoba untuk tidak memancing rasa kesal ratu mereka karena posisinya gue lagi sendiri dan gue ngga tahu mereka mau melakukan apa. Maka dengan tidak menambahkan masalah menjadi solusi terbaik sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's you love me, Twin crazy
Random^^SELAMAT MEMBACA ^^ Kisah saudara kembar yang kadang sama sama sableng,gila dan kadang melankolis. Mencintai laki laki yang sama. Namun bernasib berbeda. #let's you love me , twin crazy