****
Setelah lelah menebak nebak dalam pikiran akhirnya gue menemukan jawabannya. Ternyata tanpa di sangka-sangka Rafael dan Alvano ada hubungan darah. Dan siapa tadi perempuan itu, Theta, adik semata wayang Rafael.
Entah mengapa, ada rasa lega dalam diri gue saat tahu bahwa perempuan itu adalah adiknya. Lega apanya, setelah ini gue malah makin was-was lagi karena adanya sosok lain berada di belakang mereka. Mana cantik banget lagi, kalah saing gue.
Gue sedikit ragu dengan hal ini, apakah ini menjadi hari tunangan Rafael atau hanya acara ulang tahun adik perempuannya saja.
Maka jadilah kisah cinta gue menjadi kisah cinta yang layak di tampilan di televisi. Apakah sudah saatnya untuk mencari produser yang sudi menayangkan cerita cinta gue. Sungguh menyedihkan sekali.
Akhirnya acara ulang tahun dimulai, dimana MC sudah memandu acara dengan memperkenalkan keluarga dan orang yang berulang tahun.
Theta yang bisa gue lihat malah banyak terdiam seperti tidak menikmati acara ulang tahunnya. Aneh rasanya saat orang yang harus bahagia malah tidak tersenyum sama sekali. Bahkan sampai potong kue di mulai, Theta tidak tersentuh sama sekali.
Acara di mulai dengan baik dan tentunya berakhir dengan baik bukan. Maka sudah saatnya bagi gue untuk pamit pulang dikarena jam sudah menunjukkan tengah malam dan besok gue masih sekolah.
"Van, kayaknya gue pamit pulang "
Gue pamit pada Alvano untuk pulang soalnya Papa sedari tadi sudah menghubungi. Begitulah Papa, beliau akan sangat panik jika tengah malam sang anak belum juga balik. Layak sekali dikatakan bahwa Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Maka tanpa ragu gue bakalan bilang kalau cinta pertama gue itu adalah Papa.
"Tunggu ya, kita pamit dulu sana Tante gue" ucapnya menahan gue untuk berlalu.
Gue menolak dengan berdiam diri. Gue ngga mau dibawa menemui Mama Rafael. Sepertinya Alvano kehilangan pikiran sebab tanpa beban malah meminta gue untuk bertemu dengan orang tua Rafael. Oh, ini tidak bisa dibiarkan. Gue harus mencari alasan untuk menolaknya.
Alvano anjing, bisa-bisanya dia narik paksa tangan gue mendekat pada keberadaan orang tua Rafael mana ada Rafael lagi. Malu banget.
Mulut gue udah komat kamit berharap gue tidak canggung dan wajah gue tidak memerah saat bertemu dengan Rafael. Dengan terseret-seret gue akhirnya sampai berdiri di depan Orang tua Rafael. Sekilas gue bisa melihat tatapan bingung mereka kenapa gue terkesan dipaksa untuk menemui mereka. Namun dengan cepat gue menampilkan senyum manis gue agar mereka tidak curiga.
"Tan, Al pamit balik duluan ya "pamitnya pada mamanya Rafael. Alvano dengan pelan meraih tangan Mama Rafael untuk pamit. Setelah melihat itu, gue juga melakukan hal yang sama karena tidak sopan bukan.
Gue bisa liat kalo Alvano itu disayang banget sama Mamanya Rafael. Satu fakta yang gue tau ternyata Mamanya Rafael saudara kandung dengan Mama Alvano. Entah gue akan menyesal dengan ini gue nggk tau sebab tanpa sadar gue sudah masuk terlalu jauh dalam keluarga Alvano. Untuk hubungan seorang teman, gue rasa hal ini sudah terlalu jauh.
"Loh, kok cepat banget sayang. Kenapa ngga menginap aja, udah malam juga soalnya." Tawarnya.
Astaga, ternyata suara lembut Rafael adalah turunan dari Mamanya. Ibu yang memiliki suami kaya akan tampil sangat elegan berbeda sekali dengan Mama gue di rumah. Jangan harap kalian bisa mendengar nada suara Mama gue selembut suara camer gue. Oh tentu tidak bisa. Meski begitu, Mama gue adalah Mama terbaik di dunia.
Alvano menatap gue sebentar lalu berbicara kembali dengan Mama Rafael.
"Alvano ngga bisa Tan, soalnya mau nganter teman Alvano pulang " tolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's you love me, Twin crazy
Random^^SELAMAT MEMBACA ^^ Kisah saudara kembar yang kadang sama sama sableng,gila dan kadang melankolis. Mencintai laki laki yang sama. Namun bernasib berbeda. #let's you love me , twin crazy