Part 2

59 3 0
                                    


****

Kembali terjadi lagi seperti hari sebelumnya, toa suara gue kembali terdengar sangat merdu hanya untuk membangunkan Rayne yang sangat susah sekali untuk dibangunkan. Entah berfungsi untuk apa kedua telinga perempuan satu ini.

Waktu semakin berjalan dan sudah mendekati jam tujuh pagi.Jam tujuh pagi harusnya sudah menjadi waktu berangkat sekolah kita. Dan berkat ulah satu manusia satu ini, kita selalu telat dan berakhir dengan hukuman.

Seperti sekarang, Rayne sudah menghabiskan waktu lima menit hanya untuk mengambil yang katanya barang penting milikinya. Sejujurnya, awal kepergian Rayne untuk mengambil barang sudah menjadi boomereng bagi gue. Tapi akibat dari mulut manisnya itu, maka gue memberikan kepercayaan padanya. Dan see, yang terjadi adalah Rane tidak kunjung muncul.

"RANE " teriakan gue terdengar dari teras rumah bahkan emak gue yang sedang berada di dapur mendengar teriakan gue. Ternyata menaruh kepercayaan pada Rayne adalah suatu hal yang salah. Bahkan setelah mendengarkan teriakan gue, manusia satu itu tidak kunjung terlihat.

"Iya, sorry kak " sahut Rayne dengan langkah kaki yang tergesa. Hal ini bisa ditebak dari langkah kaki milik Rayne yang berlari kecil.

"Lama banget sih. Ngapain aja lu?" Gerutu gua tidak jelas sembari tangan gue bergerak untuk menstater motor supra yang sudah menjadi akomodasi gue dan Rayne jika berangkat ke sekolah.

"Bentar doang kok, cuma ambil hp, soalnya gue charger tadi " Bohong Rayne. Gua tahu dia berbohong. Dasar perempuan lelet. 

"Buruan naik, kita udah telat ini, gimana sih " gerutu gue mengulurkan helm agar dapat Rayne gunakan. Guna menghindari polisi sebab kita takut di tilang.

"Mak, berangkat ya" pamit Gue dan Rayne sambil menyalami tangan Mama. Dan mulai berangkat menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, kita ketemu dengan bestie tersayang kita Tania. Tania dengan pakaian rapinya sudah terduduk nyaman di kursi depan kelas kita. Gue yang melihat Tania sudah duduk di kursi depan kelas memilih menghampiri Tania daripada Gue jadi obat nyamuknya Rayne.

Rayne yang bisa di bilang sangat friendly diantara kita berempat. Tidak jarang Rayne sangat banyak digemari banyak siswa di sekolah. Rayne kerap sekali mendapatkan bantuan dari teman lelaki yang bahkan sudah menjadi daftar teman setia Rayne. Dan apa kabar gue? Bahkan teman laki-laki saja gue tidak punya. Bisa saja gue berteman dengan teman laki-laki Rayne. Namun sejak awal gue tidak ada niat untuk itu.

Tidak jarang dari beberapa teman Rayne dengan terang-terangan menyukai Rayne tapi langsung di tolak Rayne. Tapi ya kembali lagi, itu urusan dia.

" Nia, Apa kabar lu nyet?" kata Gue basa-basi pada Tania sembari gue duduk di samping dia.

"Buta ya Kak? Dengan gue bernafas di depan lu, menurut lu itu udah masuk kategori sehat atau ngga?" Sinisnya menatap gue. Benar saja kata pepatah mengatakan, jodoh adalah cerminan diri dan jika kita bertahan sahabatan lama sama seseorang, berarti sifat kita memang mirip. Dan fakta itu ada gue dapat dari Tania.

"Kok bisa ya gue punya sahabat seperti manusia satu ini, Mau deh sekali dapat teman yang waras" kata gue sengaja berdramatis untuk menarik perhatian Tania. Gue kangen kebawelan beliau.

"Emang situ waras. Sok iye lu tai" katanya memaki gue dengan rendah hati tanpa rasa berdosa.

"Tega sekali kamu Ani. Kamu berbuat seperti itu kepadaku" ucap gue dengan nada menjijikkan yang bahkan gue tidak pernah mengatakannya sebelumnya.

Lama berbincang dengan Tania, akhirnya Rayne datang menghampiri kita berdua. Gue dan Tania dengan senang hati menunggu kedatangan Alexa yang tidak kunjung datang.

Let's you love me, Twin crazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang