Part 18

25 1 0
                                    

***

"Laki-laki itu Lo?"

Gue cukup terkejut dengan kenyataan yang terjadi di sekitar gue. Apakah dunia sesempit ini. Bahkan orang yang gue yang tidak sengaja gue tolong malah berasa disekitar gue dan sekarang menjadi sahabat gue.

"Iya. Dia adalah gue"

Alvano menatap gue dengan penuh sayang dan rasa senang. Banyak makna yang tersirat di mata bulan miliknya. Tatapannya membuat gue merasa kasihan.

"Sorry gue gak bisa nunggu lo dulu. Karena gue harus sekolah. "

Memang benar, setelah memastikan Alvano mendapatkan penanganan, gue memilih meninggalkannya. Karena gue cukup kecil saat itu, bagaimana bisa gue menjadi seseorang yang harus bertanggung jawab dengan orang lain.

"Don't say that. Justru gue berterima kasih sama lo. Kalau bukan Lo, gue pasti ngga bakalan selamat"

"Hahahaha, iya juga ya" ujar gue nyengir.

Gue mencoba mencairkan suasana karna gue ngga mau Alvano merasa tidak enak dan harus balas Budi dengan pertolongan gue.

***

Setelah kejadian itu, gue merasa tidak ada perbedaan yang terjadi. Tapi tidak dengan sifat Alvano. Dia menjadi lebih posesif sedikit membuat gue merasa terkekang.

"Nanti jadi kan keluar bareng?" Tanya Tania.

Gue menoleh menatap Tania yang berada di belakang gue.

"Jadi dong" kata gue semangat.

Kapan lagi gue punya waktu bersama dengan teman gue ya kan? Maka jika bisa malam ini kenapa tidak.

"Kemana?" Beo Alvano yang berada tidak jauh dari gue dan Tania. 

Dengan wajah polosnya Alvano bertanya kemana gue dan Tania akan bepergian.

"Kepo banget Lo" kata gue malas menjawab pertanyaan Alvano.

"Tan, gue boleh ikut ngga?"

Tidak dapat jawab dari gue, Alvano malah bertanya kepada Tania. Gue bisa lihat Tania sedikit bingung untuk menjawab pertanyaan Alvano.

"Udah deh Van, gak semua hal tentang gue lo harus tahu"

Gue merasa jawaban gue agak sedikit kasar tapi gue gak mau di tanya - tanya begini. Alvano hanya teman gue, sehingga dia gak harus tahu semua kegiatan gue.

Sorenya kita pergi ke pantai untuk merealisasikan janji kita. Kita berempat bersama-sama membawa makanan.  Ceritanya kita ingin membuat perkemahan di pantai. Kita mau makan dengan suasana pantai yang indah.
Sampai kita tidak sadar sudah tengah malam.

Gue dan Rayne sama di rumah setelah jam 22.00 dan Mama dan Papa tidak keberatan dengan itu. Itu karena sebelumnya kita udah izin ke Mama ada kemungkinan kita bakalan pulang malam. Dan Mama mengiyakan.

Setelah mandi, gue mengaktifkan ponsel gue yang sengaja gue matiin. Gue terusik dengan pesan chat yang selalu Alvano kirimkan. Entah itu menanyakan keberadaan gue, kapan pulang dan apa saja yang gue lakukan.

Let's you love me, Twin crazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang