"Shel, Luna balik lagi ke indo" ucap Lea, Shela sedikit terkejut.
"lo tau dari mana?" tanya Shela. "tadi gue liat di akun ig lambe sekolah, foto si Luna lagi ngobrol sama Digo dikantin" ucap Lea.
Kini mereka sedang duduk santai diatas ranjang milik Shela. Sepulang sekolah mereka langsung bermain disini.
"lo gak takut Shel?" tanya Lea. "gue takut? Enggak. Buat apa gue takut" ucap Shela. Lea menatap Shela bingung "serius?" tanya Lea. Shela mengangguk. Lea juga tidak melihat kilat ketakutan atau khawatir dimata Shela.
"kemarin gue gak papa, cuman kewalahan aja dikeroyok 5 orang" ucap Shela. Shela memang tipe gadis pemberani, dia juga tidak manja, menguasai ilmu bela diri, dulu ia bagian dari Exeler, namun semenjak kejadian itu Digo melarang gadis itu untuk mengikuti kegiatan Exeler padahal dulu ia sangat penting disana.
"iya sih, gue liat gak ada wajah trauma dari wajah lo. Padahal waktu itu muka lo udah gak berbentuk Shel, gue sampe nangis." ucap Lea, sedangkan Shela tertawa.
"lebay lo!"
"anjir tai banget malah dikatain lebay" ucap Lea cemberut.
"setelah kejadian itu gue jadi gak boleh ikut-ikutan masalah geng sama Digo, balapan juga, padahal gue kangen banget" ucap Shela. Lea pun menatap Shela "gak boleh lagi pokoknya!" ucap Lea.
"tapi sumpah gue kangen kaya dulu, sekarang mah Digo banyak ngelarangnya" ucap Shela.
"yaudah sih buat kebaikan lo juga"
"tapi gue juga gak selemah yang dia kira,"
"gue tau lo orangnya gak kapokan!" ucap Lea. Shela terkekeh.
"gue pulang ya Shel, udah sore" ucap Lea.
"lo pulang sama siapa?" tanya Shela. "gue sama––– itu supir" ucap Lea. Shela menatap Lea tidak percaya. "jangan bohong sama gue!"
"beneran kok, yaudah gue pulang daah" ucap Lea kemudian bergegas pergi dari kamar Shela. Shela mengintip Lea dari jendela kamarnya.
Gadis itu naik kedalam mobil tapi dia duduk didepan. "masa sama supir duduknya didepan" ucap Shela, kemudian ia hanya acuh.
Shela memilih untuk keluarbkamar, ia sepertinya ingin jalan-jalan sore dikawasan komplek.
DOR!!
Shela terkejut saat seseorang mengagetinya. Shela menghela nafasnya kasar, kenapa harus manusia menyebalkan itu yang datang kerumahnya.
"dogiiiiiiii kebiasan banget ngagetin gue!" ucap Shela berteriak kesal. Sedangkan Digo hanya cengengesan.
"cakep lo kaya gitu?" tanya Shela kemudian menoyor jidat Digo. "anjing sakit" Digo meringis saat luka lebam dipelipisnya sengaja disentuh oleh Shela.
"abis berantem sama siapa?" tanya Shela. "biasa"
"kenan? Kenapa sih kaga kelar-kelar permusuhan antara Exeler sama Vior?" tanya Shela, Digo pun hanya mengangkat bahunya.
"gue obatin" ucap Shela, lukanya memang tidak banyak hanya lebam di bagian pelipis dan tidak terlalu parah. Shela memang sudah biasa melihat luka diwajah Digo, jadi ia tidak heboh.
Shela mengobatinya dengan telaten, "Shel, lo tau Luna balik lagi?" tanya Digo. Shela mengangguk.
"hati-hati, kayaknya dia belum tuntas sama lo" ucap Digo. "kalem bos, ada lo juga kan?" tanya Shela.
"iya deh ada gue" Digo tersenyum.
"lo ngapain sih kesini?" tanya Shela.
"disuruh bunda ngambil kue di toko terus kasih ke tante Mila katanya" ucap Digo. "terus ngapain keatas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIGO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Ini tentang Digo Adiatama Demuza, siswa populer yang ada di SMA Gelora karena geng Exeler yang membawa namanya. Bukan hanya di SMA Gelora namanya terkenal tapi hampir diseluruh sekolah yang ada di Bandung. Jika menurut b...