Shela berjalan kedalam rumah dengan sesunyi mungkin, ia berharap kedua orang tuanya tidak tahu Shela baru pulang pukul 3 pagi.
Ruangan dirumah ini sudah gelap dan Shela mesti menyalakan flash untuk melihat jalan.
Trak...
Suara sesuatu membuat Shela mencari dimana arah suaranya. Shela menyorotkan flashnya kesana kemari. Tidak ada apa apa.
Hingga ia berjalan dan akan menaiki tangga. Lampu dinyalakan.
Shela mengaduh, ia tidak siap menengok kearah belakang.
"shit" umpatnya pelan.
"Dari mana lo?"
Mendengar suara berat itu membuat Shela semakin panik. Ia menepuk jidatnya pelan. Dengan cepat Shela lari keatas kamarnya tidak ingin melihat orang yang berbicara dibelakangnya.
Shela langsung menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Digo menyusul gadis itu keatas.
"Shela, buka pintunya!" Digo berbicara didepan pintu dengan tangan yang ia gunakan untuk membuka gagang pintunya.
"gue mau tidur!!!" ucap Shela.
Gadis itu menggigit jari telunjuknya dengan mondar mandir didepan tv.
"gue mau tanya bentar" ucap Digo."gaakk gue gak mau, nanti lo marah" ucap Shela.
"gue gak marah, buka dulu Shel" ucap Digo melembut.
"gak percaya gue"
"Shela buka dulu" Digo mengetuk pintunya.
Shela menarik nafasnya. "buka gak ya buka gak ya??? Ahh gue takut" Shela menjatuhkan dirinya keatas kasur dan menenggelamkan wajahnya disana. Ia menonjok-nonjok kasur sambil tengkurap.
"buka Shela gue gak akan ngapa ngapain lo" ucap Digo Lagi.
Shela menghela nafasnya. Ia berdiri dan berjalan dengan perlahan, kedua jari jemari tangannya ia pautkan satu sama lain dengan mulut yang berdoa semoga Digo tidak marah besar.
Shela mencekal handle pintu dan menarik nafasnya untuk menahan rasa takutnya. Ia perlahan memutarkan kunci kearah kiri. Setelah terbuka ia membuka pintu dan terdapat Digo yang berdiri dengan wajah datar disana.
1 detik
2 detik
3 detik
Hap
Saat Digo akan berbicara Shela memeluk tubuh tegap pria itu.
"jangan marah" Shela memeluknya dan menenggelamkan wajahnya didada bidang milik Digo. Digo terpaku dan ia hanya diam.
"Shel lepas" ucapnya datar.
"gak mau nanti lo marah" ucap Shela semakin mengeratkan pelukannya. Digo yang tidak tega pun membalas pelukan Shela.
"gue gak akan marah" ucap Digo, kemudian mengusap rambut panjang Shela dengan lembut.
"bohong!" Shela memeluk tubuh tegap Digo dengan sangat erat.
"Shel lo mau gue mati, sesek anjir" Digo berusaha agar Shela melonggarkan pelukannya.
"gue lepasin tapi jangan marah-marah" ucap Shela. "engga gue gak marah" Kemudian perlahan ia menunjukkan wajahnya yang tadi ia tenggelamkan didada Digo.
"lo kenapa gak bilang?" tanya Digo lembut.
Shela menatap ubin lantai "gue tau lo gak bakal izinin" ucap Shela.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIGO
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Ini tentang Digo Adiatama Demuza, siswa populer yang ada di SMA Gelora karena geng Exeler yang membawa namanya. Bukan hanya di SMA Gelora namanya terkenal tapi hampir diseluruh sekolah yang ada di Bandung. Jika menurut b...