Jam istirahat telah berbunyi, membuat siswa siswi berhamburan untuk ke kantin mengisi perutnya.
Berbeda dengan kedua sahabat yang kini masih saja berdebat, yang satu ingin di kelas yang satu ingin ke kantin.
"Ayo lah Na," Paksa Anggi.
"Gue males keluar, lagi juga gue ga laper." bohong, pasalnya perut Nara sedari tadi minta di isi.
"Lo males ke temu kak Dareen, kak Dareen itu engga punya pacar Na."
"Gue engga mau bahas itu ah." Nara menenggelamkan wajahnya pada tas yang ada di atas meja.
"Yaudah gue ke kantin sendiri aja, gue tau lo laper mau gue beliin apa?" Nara hanya menggeleng.
Saat sampai di kantin yang sudah di penuhi dengan para siswa- siswi SMA Garuda, Anggi melangkah ke arah pedagang siomay dan jus. Tetapi sebelum langkah nya sampai ia lebih dulu dipanggil.
"Kamu sendiri, Nara mana?" tanya Vano pada pacarnya.
"Nara di kelas, engga mau ke kantin katanya," Jawab Anggi dan duduk di samping Vano.
"Kenapa?" tanya Dareen.
"Engga tau tuh," jawab Anggi.
"Nara nitip makanan?" tanya Dareen.
"Engga, tapi gue mau beliin buat dia gue tau dia sebenernya laper."
"Gue aja yang pesenin, lo juga siomay? Jus nya apa?" Dareen bangkit berdiri.
"Iya kak, jus nya mangga aja kalo Nara lebih suka jeruk."
Tidak lama Dareen membawa pesanan itu pada Anggi, dan tetap menenteng kantong plastik berisi Siomay dan jus untuk Nara.
"Gue anterin ini dulu buat Nara."
"Makasih kak," ucap Anggi.
"Sukses bro," ucap Arvin, tidak tau sukses apa.
Nara masih saja menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya, dia lapar tapi dia benar-benar tidak ada keinginan untuk ke kantin. Suara seseorang yang meletakkan sesuatu di depannya terdengar oleh Nara.
"Gue engga laper gi-" ucapan Nara berhenti tatakala yang duduk di depannya bukan Anggi. Tapi orang yang ia coba hindari.
"Kenapa engga ke kantin?" tanya Dareen.
"Males aja," jawab Nara dengan menyibukkan dirinya pada handphone di genggamannya.
"Luna bukan cewe gue Ra lo salah paham."
Luna, apa dia cewe yang kemarin batin Nara.
"Gue tau lo menghindar dari gue karna lo ngira Luna pacar gue kan," ucap Dareen lagi karna Nara tetap pada kesibukannya.
"Gue engga menghindar dari lo, dan sikap gue juga ga ada kaitannya sama Luna Luna itu " kata Nara masih dengan handphone-nya.
"Kalo lo ga menghindar dari gue seharusnya sekarang lo berani natap gue," ucap Dareen.
"Pulang sekolah bareng gue, masih ada yang mau gue omongin, jangan lupa makanannya di makan." Dareen berdiri dan keluar dari kelas Nara.
Nara yang tau Dareen sudah pergi dari dalam kelasnya menatap pintu kelas dan makanan yang dibawa Dareen secara bergantian.
☕☕☕
Kini bel pulang sekolah telah berbunyi di lingkungan SMA Garuda, kedua gadis yang melangkah di koridor terus menciptakan pembicaraan.
"Anggi, gue ke perpustakaan dulu ya, lo duluan aja," ucap Nara
Ia mengingat perkataan Dareen tadi bahwa Dareen akan mengajak Nara untuk pulang bareng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Dari Kopi [ Proses Revisi ]
Ficção AdolescenteJudul awal: a glass of coffee filled with dreams Nara Alviva, harus menghadapi perubahan papa-nya karena kedatangan wanita yang begitu Nara benci, ia juga harus mewujudkan impian almarhumah bunda-nya disaat ia mengidap penyakit yang mendiagnosa bahw...