Saat ini jam menunjukkan pukul 17:30. Perempuan dengan seragam sekolahnya masih setia berada di ruangan dengan aroma khas obat-obatan.
Tadinya Nara ragu untuk masuk kembali. Tapi mengingat bahwa managernya yang meminta Nara untuk menjaga keponakannya mau tidak mau Nara tetap kembali ke dalam ruangan ini.
"Lo kenal Om gue dari mana?" Lelaki yang saat ini tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit bertanya dengan nada yang terkesan dingin.
Nara yang ditanyapun mengalihkan pandangannya dari layar hpnya. Saat ini Nara sedang duduk di sofa. Berdiam diri dengan hanya memainkan hp'nya. Nara bingung harus melakukan apa.
"Om lo manager gue," jawab Nara singkat.
"Lo kerja ditempat Om gue?" Nara mengkerutkan keningnya. Nara baru tau kalo cafe itu punya Pak Adit.
"Jadi.. Cafe itu punya Om lo? Gue baru tau." Nara menjawab dengan pandangan mengarah ke arah lelaki itu.
"Lo baru tau? Aneh." Cowo itu membuang pandangannya ke arah balkon.
Nara yang mendengar perkataan terakhir cowo itu hanya memutar bola matanya. Nara kembali memainkan hp nya. Nara belum mengabari Anggi untuk tidak usah menjemput Nara.
Nara
Anggi?
17:40Anggi
Iya Na? Lo udah pulang?
17:42Nara
Blm gi, gue cuma mau kabarin lo. Nanti lo ga usah jemput gue ke cafe ya.
17:43Anggi
Kenapa? Lo bareng temen cafe lo?
17:43Nara
Engga.
Hmm gue lagi dirumah sakit, manager gue minta tolong buat gue jagain keponakannya*_
17:44Anggi
Yaudh nanti gue jemput lo aja di RS
RS mana?
17:45Nara
Ga usah gi
Yaudh gue cuma mau kabarin ini doang ko
Byee Anggiku😻🙏
17:46Nara mematikan data hp'nya dan memasukkan hp nya ke dalam tas. Melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 17:47 Nara bangkit berdiri dari duduknya.
Orang yang sedari tadi memperhatikan Nara. Seketika mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Hmm, gue keluar dulu. Nanti gue minta tolong suster buat jagain lo sementara waktu." Nara berbicara dengan kaki yang berjalan ke arah cowo itu.
"Engga usah panggil suster, gue bukan anak kecil yang setiap waktu harus dijagain. Gue ga selemah itu." Nara yang mendengar perkataan cowo didepan'nya. Melangkahkan kakinya ke arah pintu dengan mulut yang berkomat-kamit.
"Kalo gue tau orangnya semeyebalkan ini mana mau gue jagain tuh orang. Ishh, sabar Nara sabar." Nara menutup pintu itu dengan lumayan kasar.
☕☕☕
Selepas sholat Magrib kini Nara sedang berada di taman rumah sakit. Tadinya Nara ingin kembali ke kamar cowo itu tapi Nara mengurungkan niatnya.
Sekarang gue sama dia udah ketemu, tapi gimana bisa gue sama dia dekat kalo dia aja orangnya terkesan dingin dan nyebelin Nara berbicara dalam hati. Memikirkan bagaimana caranya supaya mereka bisa dekat dan ada hal yang ingin Nara bicarakan.
"Permisi mbak." Seorang suster menghampirinya. Suster yang bertemu dengan Nara saat pertama kali Nara datang ke rumah sakit ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Impian Dari Kopi [ Proses Revisi ]
Novela JuvenilJudul awal: a glass of coffee filled with dreams Nara Alviva, harus menghadapi perubahan papa-nya karena kedatangan wanita yang begitu Nara benci, ia juga harus mewujudkan impian almarhumah bunda-nya disaat ia mengidap penyakit yang mendiagnosa bahw...