28. End of everything

109 24 2
                                    


Anggap aja itu lukisannya Dareen hehe

•••

Gundukan tanah yang masih baru dengan bunga yang bertaburan di atasnya menjadi kunjungan oleh orang-orang yang menyayangi gadis itu.

Setiap yang bernyawa pasti akan matikan? Gadis itu menghembuskan nafas terakhirnya di umur yang masih muda, kehilangan pasti akan menciptakan luka tersendiri.

Luna Maghrisya Zein, gadis itu harus pergi selama-lamanya karena kasus kecelakaan yang ia alami. Keluarga, sahabat nya, bahkan gadis yang sekarang bersimpuh di depan gundukan tanah itu ikut merasakan kesedihan.

Sudah tiga hari kepergian Luna, tapi Nara baru mengetahuinya sekarang. Ia menangis dengan apa yang terjadi pada kakak kelasnya, kakak kelasnya yang telah berbaik hati menjadi pendonornya kini harus pergi untuk selama-lamanya.

"Dareen, aku engga nyangka dengan semua ini. Aku berpikir aku yang akan ada di posisi kak Luna tapi Allah berkehendak lain," ucap Nara mengelus gundukan tanah itu.

"Kak Luna pergi dengan meninggalkan sesuatu yang engga mungkin aku lupain."

"Ra kamu tau apa yang selalu Luna ucapin saat dia pengen ketemu kamu?" Nara menatap Dareen menunggu jawaban nya.

"Dia bilang dia akan pergi jauh-jauh dari hidup kita, tapi aku engga nyangka bahwa pergi yang dimaksud adalah seperti ini." walaupun Dareen sempat membenci Luna, rasa kehilangan akan selalu ada di hati Dareen sebagai seorang sahabat.

"Dia nitipin surat ini buat kamu." Nara menerima lipatan kertas itu dari tangan Dareen.

Hai Nara, gadisnya Dareen :)

Engga tau kenapa tiba-tiba gue pengen nulis surat ini buat lo. Na, gue tau awal pertemuan kita terkesan engga baik, gue yang natap lo sinis, gue yang ngancem lo buat jauhin Dareen yahh intinya awal pertemuan kita itu buruk. Gue minta maaf dengan apa yang udah gue lakuin ke elo Nara.

Lo tau? Rasanya gue jadi manusia paling jahat yang dengan bodohnya hampir aja hilangin nyawa lo, gue bersyukur hal itu engga terjadi dan lo bener Na kalo gue cuma terobsesi ingin milikin Dareen sampe-sampe gue nyakitin lo dan akhirnya persahabatan gue dengan tiga curut harus pecah.

Nara apa yang gue kasih ke elo adalah sebagai bentuk permintaan maaf gue ke elo, gue tebus kesalahan gue dengan cara menjadi pendonor lo karena gue engga tega melihat orang-orang yang sayang sama lo harus sedih terutama Dareen, dia rapuh saat lo koma, dia engga berdaya saat sumber kebahagiaannya tumbang. Gue cuma mau balikin senyuman mereka dan juga lo Na :)

Rasanya itu aja engga cukup buat lo maafin gue, terlalu jahat gue ke elo Nara. Sorry, sorry and sorry.

Salam sayang, Luna :)

Nara menghapus air mata yang mengalir dari kedua matanya, Nara memegang dadanya kuat. Serasa ada sesuatu yang menusuk hatinya. Luna, orang yang selama ini jahat malah meninggalkan sesuatu yang tidak mungkin dilupakan Nara.

Kepergian Luna dengan waktu yang tak di sangka membuat Nara tak mempercayai ini. Tapi ia juga harus sadar bahwa ini memang kenyataannya.

"Gue selalu maafin apa yang udah lo lakuin ke gue, Gue bahkan udah lupain itu semua. Terima kasih kak, makasih atas kebaikan kak Luna ke gue, yang tenang disana kak." Nara mengecup papa nisan Luna dengan air mata yang tidak berhenti mengalir.

Impian Dari Kopi [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang