15. illness first?

145 59 1
                                    

Hari ini SMA Garuda sedang ramai-ramai nya mengadakan bazar. Cowo dengan tampang tegas nya sedang mengabsen satu-satu siswi yang keluar masuk area sekolah.

"Lo ngapain man." Arvin, sahabat Dareen bertanya karna melihat tingkah aneh dari sahabatnya.

"Hmm." seolah sadar dari kesibukan nya Dareen menjawab dengan tampang bingung nya.

"Engga, gue ga ngapa-ngapain." merapihkan jambulnya Dareen berdiri dari duduknya.

"Vano mana?" tanya Dareen.

"Ga tau, gue belom liat batang hidungnya."

"Rooftop yok." Arvin mengangguk dengan Ajakan Dareen.

☕☕☕

Nara terus-menerus membujuk Rangga untuk pulang, Nara sudah tidak betah berada di ruangan serba putih dengan bau khas obat-obatan.

Nara juga bosan dengan menu makanan rumah sakit yang tidak ada rasa di lidahnya.

"Kak Rangga harus janji kalo besok Nara boleh pulang," ucap Nara dengan membelakangi Rangga.

"Iya, kak Rangga janji. Tapi sekarang kamu harus makan setelah itu minum obat." Rangga menarik pundak Nara agar kembali menghadap nya.

"Nara tersiksa tau harus makan makanan yang engga ada rasanya," ucap Nara dengan kesal, Rangga hanya menanggapi nya dengan tersenyum.

"Oh iya, kak Rangga engga kerja?" tanya Nara setelah berhasil menelan makanan nya.

"Engga, kakak udah minta tolong sekertaris kakak buat handel kerjaan kakak," jawab Rangga, Nara pun mengangguk dengan jawaban Rangga.

"Nara," panggil Rangga.

"Iyah?"

"Kamu engga kabarin papa kalo kamu lagi ada dirumah sakit?" tanya Rangga.

Nara hanya diam dengan pertanyaan Rangga, Rangga belum tau perihal Nara tak tinggal bersama Andre lagi.

"Kakak tau kamu ada masalah sama papa, tapi engga ada salahnya kan kamu kabarin papa. Papa pasti khawatir karna semalem anaknya engga pulang," ucap Rangga panjang lebar.

"Nara udah ga tinggal di rumah papa lagi kak," kata Nara dengan Lirih.

"Kamu ada masalah apa sama papa terus Sekarang kamu tinggal dimana?" tanya Rangga.

"Nara tinggal dirumah sahabat Nara."

"Nara, kakak paham hubungan kamu sama papa lagi engga baik-baik aja. Kakak harap kamu mau menceritakan semuanya yang belum kakak tau." Rangga mengusap kepala Nara dan memberikan senyuman.

"Kak Rangga tau kan kalo almarhumah bunda pergi karna tabrak lari." Rangga mengangguk.

"Kak Rangga inget sama Tante Sinta?" Rangga mencoba mengingat orang yang di maksud Nara.

"Sahabat almarhumah bunda kan?" Nara mengangguk membenarkan jawaban Rangga.

"Dia kak yang udah bikin bunda pergi, dia yang tabrak bunda 2 tahun yang lalu." Rangga mematung mendengar ucapan Nara.

"Kenapa Tante Sinta setega itu?" tanya Rangga tak percaya.

"Tante Sinta mencintai papa kak, dengan dia bunuh bunda usaha dia buat dapetin papa akan lebih mudah. Dan itu terbukti sekarang, papa akan menikah sama Tante Sinta." Nara meneteskan air matanya kembali.

Impian Dari Kopi [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang